CampusNet – Menerbitkan jurnal di Scopus kini bukan cuma untuk peneliti senior. Banyak mahasiswa sukses menembus publikasi internasional berkat persiapan yang tepat. Nah, dengan memahami standar jurnal ilmiah global, peluang untuk lolos semakin besar. Berikut 5 tips agar jurnal ilmiah mahasiswa bisa tembus Scopus.
1. Pilih Topik yang Relevan
Hindari topik yang terlalu umum atau sudah sering dibahas. Pastikan ada sudut pandang baru agar riset lebih menonjol. Pilih tema dengan nilai kebaruan (novelty) berbasis fenomena lokal namun relevan secara global.
Topik seperti ini punya peluang besar untuk menarik perhatian editor dan reviewer internasional. Riset berbasis fenomena lokal juga dapat memberikan perspektif unik yang belum banyak diangkat. Selain itu, temuan dari riset tersebut dapat menjadi referensi berharga bagi peneliti di negara lain.
2. Perbanyak Referensi
Menggunakan referensi berkualitas akan menambah nilai karya ilmiah. Jurnal terindeks Scopus umumnya mewajibkan rujukan terbaru dari sumber bereputasi. Karena itu, kutiplah publikasi mutakhir dari jurnal yang juga terindeks Scopus.
Langkah ini akan memperkuat penelitian dan meningkatkan kredibilitas tulisan. Selain itu, referensi yang tepat akan menunjukkan bahwa penulis memahami perkembangan riset di bidangnya. Dengan begitu, peluang naskah untuk diterima akan semakin besar.
3. Perhatikan Tingkat Plagiasi
Tips selanjutnya adalah menjaga tingkat plagiarisme agar tetap di bawah 15%. Pelanggaran ini dianggap sangat serius dalam dunia publikasi ilmiah, sehingga harus dihindari. Penulis bisa menggunakan fitur cek plagiarisme online untuk memastikan naskah bebas dari plagiat.
Jurnal bereputasi tinggi di Scopus biasanya menetapkan batas maksimal 15% atau bahkan lebih rendah. Sementara itu, sebagian jurnal lain di Scopus memiliki batas toleransi plagiarisme hingga 20%. Jadi, pastikan untuk memerhatikan tingkat plagiasinya, ya.
4. Kolaborasi dengan Peneliti Berpengalaman
Bekerja sama dengan dosen yang berpengalaman dengan publikasi global akan meningkatkan kualitas jurnalmu. Mereka dapat memperkuat kualitas metodologi, analisis, dan kepercayaan dirimu saat proses peer review. Selain itu, kolaborasi ini juga dapat membuka akses ke jaringan akademik yang lebih luas. Salah satunya adalah peluang presentasi di konferensi internasional.
5. Siap Menghadapi Revisi
Penolakan adalah hal biasa dalam dunia publikasi ilmiah. Bahkan penulis berpengalaman sekalipun sering mengalami reject. Kuncinya adalah memanfaatkan masukan dari reviewer dengan baik. Cobalah untuk memperbaiki naskah dan mencoba mengirimkannya kembali.
Jangan terburu-buru menyerah hanya karena satu kali penolakan. Setiap revisi biasanya membuat kualitas tulisan semakin baik. Ingat, proses ini adalah bagian dari perjalanan menuju publikasi yang berhasil.
Itulah tadi penjelasan lengkap seputar tips ampuh agar jurnal ilmiah bisa tembus Scopus untuk kamu ketahui. Semoga dengan membaca ini, jurnalmu jadi bisa terpublikasi di sana, ya.
Baca juga: Cara Efektif Mencari Jurnal yang Relevan untuk Skripsi