CampusNet – Kemahiran bahasa Inggris merupakan skill penting yang harus dimiliki oleh setiap pelajar terutama di lingkungan akademis. Bahkan, tes kemahiran bahasa Inggris telah menjadi prasyarat untuk sidang skripsi, tesis dan disertasi; yaitu language proficiency.
Untuk tes bahasa Inggris yang menggunakan American English yakni TOEFL (Test of English as a Foreign Language), biasanya sebagai syarat beasiswa dan perekrutan kerja. Ada juga tes yang menggunakan British English, yakni IELTS (International English Language Testing System), sebagai syarat untuk menempuh pendidikan di Eropa, Australia, United Kingdom.
Sertifikat IELTS™ dan TOEFL® dirancang oleh lembaga yang berbeda, kedua tes ini memiliki jangkauan yang luas dengan tujuan yang berbeda. Tes bahasa Inggris yang digunakan dalam dunia akademik ini, disebut EPT (English Proficiency Test).
Bahasa Inggris Telah Menjadi Bahasa Prominent Secara Global
Nilai tes bahasa Inggris memainkan pengaruh penting bagi penutur non-Inggris. Pada mahasiswa, nilai tes ini dapat menentukan status penerimaan atau kelulusan mereka. Meski bukan penutur asli, skill bahasa Inggris ini penting untuk dipelajari, dengan tekun untuk mencapai hasil tes yang disyaratkan.
Sebuah fun-fact, bahasa asing akan kehilangan fungsinya jika tidak digunakan selama kurang lebih 2 minggu. Perlu niat dan tujuan agar tidak merasa sia-sia dan kehilangan motivasi.
Persiapan Untuk Ujian
Kita perlu menyiapkan keahlian produksi dan komprehensi bahasa. Produksi lisan adalah berbicara (speaking skill) dan menulis (writing skill); sedangkan komprehensi tulisan adalah mendengarkan (listening skill) dan membaca (reading skill).
Mengutip artikel yang berjudul Students’ Needs for TOEFL Preparation Course at University[1] terdapat tiga kategori untuk taktik persiapan menghadapi tes ini.
Kategori pertama adalah orientasi pengambilan ujian, di sini peserta memerlukan pemahaman terhadap format dan prosedur ujian. Misalnya, peserta perlu melihat gambaran tes (seperti silabus dan materi yang menjadi bahan ujian).
Kategori kedua, mendapatkan pembinaan, yakni kursus intensif untuk memahami skill bahasa Inggris. Pendalaman materi diperlukan, misalnya dengan memisahkan jenis materi yang sudah dipelajari (terkesan familiar di ingatan) dan belum dipelajari. Perhatikan juga periode kursus, agar investasi waktu berjalan dengan efektif, misalnya dengan membuat target harian dan mingguan.
Idealnya, 1 minggu adalah waktu yang efektif agar pikiran bisa terfokus untuk mempelajari satu subtest untuk harapan outcome nilai yang maksimal. Selain itu, memiliki jumlah vocabulary yang banyak akan sangat membantu peserta, terutama dalam subtest Reading Comprehension.
Kategori ketiga adalah melakukan pelatihan, mencakup penguatan keterampilan kognitif peserta. Lakukan simulasi tes (Complete test) dan periksa hasilnya (evaluasi) untuk mengetahui kesalahan dalam menjawab, sehingga peserta dapat mengetahui kelemahan skill bahasa Inggris untuk diperbaiki lagi.
Cakap berbahasa
Selalu lakukan simulasi, jadwalkan simulasi dengan efektif. Ungkapan practice makes perfect patut menjadi kalimat motivasi yang saintifik. Perbanyaklah menonton film, mendengarkan musik dan membaca berita yang menggunakan bahasa Inggris tanpa teks bahasa Indonesia. Hal ini dapat mengukur kemampuan indera untuk terbiasa dengan bahasa asing.
Selain itu, usahakan untuk membuat pesan teks menggunakan bahasa Inggris, kamu bisa mengirimkan pesan formal kepada diri sendiri untuk meningkatkan kemampuan menulis bahasa Inggris berdasarkan struktur grammatical tense.
Basically, kamu harus benar-benar tertib dalam mempelajari bahasa Inggris untuk mendapatkan nilai yang memenuhi standar. Bahkan sebaiknya, akan sangat memuaskan apabila mendapatkan nilai melebihi standar dari lembaga tersebut.
Referensi:
[1] Rahmi Eka Putri & Hermawati Syarif. Proc. of ICOLP. Vol. 1. No. 1, pp. 171-182, 2021. https://doi.org/10.24036/icolp.v1i1.37