Kisah Perjuangan Rino Choirul Fadli: Berjuang Melalui Pendidikan dan Tanggung Jawab Keluarga

CampusNet – Rino Choirul Fadli, seorang anak ketiga dari tiga bersaudara, tumbuh dalam keluarga yang sederhana di Bontang. Ayah dan ibunya adalah penjual nasi goreng, yang meskipun hanya berpendidikan SMP, berhasil memenuhi kebutuhan keluarga dengan penuh semangat dan dedikasi. Kehidupan mereka, meski sederhana, tetap tercukupi, terutama berkat berbagai beasiswa yang Rino peroleh sejak sekolah dasar hingga perguruan tinggi.

Perjuangan Mempertahankan Beasiswa dari SD hingga Perguruan Tinggi

Dalam percakapan kami, Rino menceritakan bahwa kebutuhan akademisnya tercukupi berkat berbagai beasiswa yang ia peroleh sejak sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Perjalanan pendidikannya yang diawali dengan beasiswa jenjang SD dari Pemkot Bontang dan Kaltim. Proses pengajuan beasiswa ini melibatkan persyaratan seperti Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dan nilai rapor yang baik.

Beasiswa selanjutnya datang dari PT. Badak NGL, sebuah perusahaan yang mempunyai sekolah khusus anak karyawan tetapi juga membuka program beasiswa 15 orang pertahunnya yang terbuka untuk umum. Dari sini Rino berhasil melewati seleksi beasiswa dan mempertahankannya hingga seleksi beasiswa menuju perguruan tinggi. Kemudian di jenjang perguruan tinggi, selain berhasil meraih beasiswa dari PT Badak NGL dan Rino juga mendapatkan beasiswa Bidikmisi.

Dilema Pilihan: Karier atau Keluarga

Ketika pandemi melanda dan kondisi warung orang tuanya sepi, Rino tetap bertahan dengan menggunakan uang beasiswa untuk mendukung keluarganya. Meskipun dihadapkan pada peluang untuk dapat mengikuti program MSIB (Magang dan Studi Independen Bersertifikat), Rino memutuskan untuk tidak mengambilnya. Keputusan ini Ia dasari oleh keinginannya untuk tetap dekat dengan keluarga dan mengambil tanggung jawab untuk memonitor kondisi orang tua yang tidak sehat. Bagi Rino, keluarga adalah prioritas utama, dan uang beasiswa yang ia miliki harus digunakan dengan bijak untuk mendukung kehidupan sehari-hari keluarganya.

Sumber inspirasi terbesar bagi Rino adalah kedua orang tuanya. Mereka tidak hanya memberikan contoh kerja keras dan ketabahan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai moral yang kuat. Termasuk tanggung jawab untuk menjadi pemimpin keluarga di masa depan. Pesan dari orang tua Rino, untuk tidak menjadi seperti mereka yang terbatas dalam pendidikan, menjadi pendorong utama dalam perjalanan pendidikannya.

Kini Rino telah berhasil menyelesaikan pendidikan S1 di Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga dengan predikat Cumlaude IPK 3,8. Selain tetap aktif dalam aktivitas membaca, Rino saat ini sedang menanti keputusan pihak rektorat UNAIR terkait kelanjutan beasiswa S2 yang telah Bapak Rektor janjikan kepadanya saat wisuda.

Dalam mengakhiri wawancara, Rino membagikan kalimat inspiratifnya yang menjadi pegangan dalam hidupnya:

I am the last hope of my family, I have to win. I might not be the most talented, but no one can stop me from trying

Kalimat ini mencerminkan tekadnya untuk terus maju, mengatasi rintangan. Meraih mimpi-mimpinya demi masa depan yang lebih baik, baik untuk dirinya sendiri maupun keluarganya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *