Menyikapi Tren Self Reward di Kalangan Mahasiswa

Mahasiswa melakukan self reward ketika selesai mengerjakan tugas

CampusNet – “Nugas sejam, self reward semingguan,” Siapa yang relate?

Akhir-akhir ini kita sering mendengar istilah self reward di kalangan banyak orang termasuk mahasiswa. Istilah ini sederhananya digunakan untuk mengapresiasi usaha yang telah kita lakukan dengan memberikan hadiah atau kesenangan diri. Tentu tidak ada yang salah dengan bentuk menghargai dan mencintai diri ini, namun dengan catatan tertentu ada hal yang perlu kita perhatikan.

Sejumlah Manfaat Self Reward

Bicara tentang self reward, ternyata ada begitu banyak manfaat yang dapat kita rasakan. Salah satu yang utama adalah menjaga kesehatan mental. Melansir dari WHO (World Health Organization), kesehatan mental dapat terjaga apabila kita dapat mengatasi stres atau krisis yang kita alami dengan baik. 

Dengan melakukan apresiasi kepada diri, tentu perasaan akan menjadi bahagia karena kita memperlakukan diri dengan baik dan seakan memberi “hadiah”. Bentuk self reward di kalangan mahasiswa juga beragam. Bisa membeli makanan favorit, menonton film terkini, hangout bersama teman-teman, atau sesederhana dapat rebahan dengan tenang. Hal-hal tersebut memang perlu kita lakukan dalam kapasitas yang tepat agar dapat menjaga ketentraman pikiran dan mengatasi stres.

Namun, jika mengamati lebih jauh, self reward juga berpotensi menjadi media untuk kita dapat lebih mencintai dan mengenal diri. Hal ini berkaitan dengan teori psikologi Self Concept oleh Carl Rogers, yang menjelaskan bahwa kepribadian kita didorong oleh keinginan untuk dapat mengaktualisasikan diri. 

Apabila rutin melakukan self reward, kita akan semakin mengenali hal-hal apa yang kita sukai dan tidak sukai, termasuk dengan emosi dan perasaan yang kita alami. Kondisi ini kemudian juga berkontribusi pada kepribadian dan citra diri yang kita miliki. Mengenal diri lebih dalam akan membuat kita dapat mengoptimalkan potensi diri. Hal ini selanjutnya dapat membantu tujuan aktualisasi diri kita sebagai manusia yang ditandai dengan puncak kedewasaan dan kematangan diri seseorang. 

Perlu Batasan Agar Tidak Kebablasan

Hal tersebut hanyalah contoh kecil yang berpotensi dapat kita capai. Namun, tentu untuk mencapai aktualisasi diri yang optimal kita tidak hanya dengan melakukan self reward. Tetapi ada kebutuhan-kebutuhan lain yang perlu kita lakukan dan capai secara berkala. Ibaratnya self reward adalah salah satu media kecil yang membantu kita untuk lebih mengenal diri sekaligus menjadi motivasi dan mencapai sesuatu. 

Akan tetapi, hal ini juga perlu aturan secara efektif agar kita tidak kebablasan atau terlena dengannya. Ada beberapa cara yang dapat kita terapkan, sebagai berikut:

  1. Tetapkan hadiah dengan kapasitas wajar tanpa berlebihan. Memanjakan diri sesekali memang baik, tapi kita juga memberikan kapasitas yang normal. Contohnya durasi melakukannya atau anggaran yang dialokasikan. Dengan kata lain reward yang kita terima proporsional sesuai dengan pekerjaan yang kita selesaikan. Jangan sampai terlena self reward justru mendatangkan masalah keuangan di kemudian hari, ya!
  2. Jangan sampai hadiah justru menghambat pekerjaan. Hal ini bisa saja terjadi apabila kita justru menyicipi reward sebelum pekerjaan benar-benar selesai. Alhasil, pekerjaan menjadi tertunda dan justru esensinya yang positif malah berdampak buruk bagi produktivitas. Oleh karena itu, penting untuk dapat tetap bijak dan menahan diri sesuai waktunya. 
  3. Fokus juga pada reward internal. Hadiah memang kerap berbentuk fisik, namun jangan sampai kita mengabaikan emosi atau perasaan yang secara naluriah muncul ketika selesai mengerjakan sesuatu. Atau sesederhana perasaan lega setelah stres mengerjakan tugas dengan tenggat waktu yang ketat. Kenali emosi tersebut dan rasakan, karena perasaan tersebut dapat menjadi motivasi jangka panjang. 

Itulah seputar tren self reward yang sedang ramai di kalangan mahasiswa dan banyak orang belakangan ini. Apakah kamu salah satu yang menerapkannya?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *