Kecanduan Scroll Video Pendek? Simak Tips Mengatasinya

kecanduan scroll video pendek

CampusNet – Kecanduan scroll video pendek telah membawa berbagai perubahan dalam gaya hidup mahasiswa saat ini. Salah satu fenomena yang  populernya konten singkat di platform seperti TikTok, Instagram Reels, dan YouTube Shorts. Video pendek disukai karena singkat, ringan, dan mudah dipahami isi kontennya.

Namun, kebiasaan mengonsumsi konten singkat ini bisa berdampak negatif pada attention span pelajar dan mahasiswa. Attention span adalah periode waktu di mana seseorang dapat fokus pada tugas tertentu tanpa terganggu. Rentang perhatian yang baik sangat penting bagi mahasiswa karena berpengaruh langsung pada efektivitas belajar, kemampuan memahami materi, dan prestasi akademik.

Namun, menurut American Psychological Association,  dalam lima hingga enam tahun terakhir, rata-rata rentang perhatian turun menjadi sekitar 47 detik, dengan median 40 detik. Ini berarti setengah dari semua pengukuran menunjukkan rentang perhatian 40 detik atau kurang. 

Bagaimana Video Pendek Menurunkan Attention Span?

Video pendek, biasanya berdurasi antara 15 detik hingga 1 menit, didesain untuk memberikan kepuasan instan. Kebiasaan mengonsumsi konten yang singkat ini dapat membuat otak terbiasa untuk tidak bertahan lama pada satu tugas atau aktivitas.

Selain itu, menurut penelitian di China, kecanduan scroll video pendek juga berpengaruh pada procrastinate atau kebiasaan untuk menunda sesuatu yang bisa membuat kita merasa gelisah ketika tidak menontonnya. Karena video-video ini sangat menarik dan cepat, kita sering ingin menontonnya terus-menerus untuk merasa senang.

Mahasiswa yang sering menonton video pendek bisa kesulitan untuk fokus pada tugas yang memerlukan konsentrasi lebih lama, seperti membaca buku teks atau mengikuti kuliah panjang.  

Tips untuk Meningkatkan Attention Span

1. Batasi Waktu Menonton Video Pendek

Tetapkan batas waktu harian untuk menonton video pendek. Gunakan aplikasi pengelola waktu atau timer untuk membantumu mematuhi batas tersebut. Cobalah untuk mengurangi waktu menonton secara bertahap jika sulit langsung membatasi secara drastis.

Gunakan media sosial sebagai sumber informasi dan hiburan yang tetap bermanfaat atau kegiatan yang lebih produkttif, seperti membaca, berolahraga, atau mengikuti kursus bahasa.

2. Latihan Mindfulness dan Meditasi

Mindfulness atau meditasi dapat membantu melatih otak untuk tetap fokus dan tenang. Latihan ini membantu meningkatkan kemampuan untuk menjaga perhatian pada satu tugas dalam waktu yang lebih lama.

Tipsnya adalah luangkan waktu 5-10 menit setiap hari untuk meditasi. Duduklah dengan nyaman, pejamkan mata, dan fokus pada pernapasanmu. Jika pikiran mulai terdistraksi, kembalikan fokus dan atur napas. Aplikasi seperti Headspace atau Calm bisa membantumu memulai latihan mindfulness.

3. Tingkatkan Kualitas Waktu Belajar

Meningkatkan kualitas waktu belajar dapat membuat kegiatan belajarmu lebih efektif dan produktif. Fokus pada satu tugas dalam satu waktu dan ciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Jika, kamu sangat mudah terdistraksi simpan atau sembunyikan dulu handphone dan nonaktifkan notifikasi.

Selain itu, kamu bisa menggunakan time blocking.  Dengan membagi hari menjadi blok-blok waktu yang  untuk tugas tertentu, kamu bisa melatih otak untuk tetap fokus. Alokasikan blok waktu spesifik di kalender untuk setiap tugas. Misalnya, blok 90 menit untuk belajar, 30 menit untuk membaca, dan 15 menit istirahat.

4. Konsumsi Konten yang Lebih Panjang dan Mendalam

Melatih otak untuk menikmati konten yang lebih panjang dan mendalam dapat membantu meningkatkan rentang perhatian. Konten yang mendalam sering kali memberikan pemahaman yang lebih baik dan memperkaya wawasan.

Tipsnya sesekali pilih untuk menonton dokumenter, membaca artikel panjang, atau buku. Berikan dirimu tantangan untuk menyelesaikan konten tersebut tanpa teralihkan fokusnya. Ini akan melatih otak untuk tetap fokus dalam jangka waktu yang lebih lama dari kecanduan scroll video pendek.

5. Istirahat yang Cukup

Menurut Gloria Mark, PhD, penulis buku “Attention Span: A Groundbreaking Way to Restore Balance, Happiness and Productivity”  idealnya orang-orang disarankan tidur delapan jam sehari. Menurutnya kurangnya istirahat akan menyebabkan utang tidur terjadi, misalnya hanya tidur enam jam semalam padahal butuh delapan jam.

Akumulasi utang tidur dapat memperpendek rentang perhatian. Orang dengan banyak utang tidur cenderung memilih aktivitas ringan seperti media sosial karena mereka tidak memiliki cukup energi untuk fokus pada pekerjaan berat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *