Sajak Toleransi dari Gusdur

Gusdur

CampusNet – Salah satu tokoh toleransi Indonesia, yaitu Gusdur atau Abdurrahman Wahid yang juga presiden ke empat Republik Indonesia. Menjunjung pluralisme dan penyanggaan, dalam berbagai kesempatan, ia menegaskan pentingnya menghargai perbedaan dan menjadikan keberagaman sebagai kekuatan, bukan sumber konflik. Salah satu bentuk warisan pemikirannya adalah sajak-sajak tentang toleransi. menginspirasi banyak orang.

Toleransi dalam Sajak Gus Dur

Jika mengatakan tentang toleransi dalam puisi-puisi Gus Dur, guru besar menunjukkan bahwa toleransi bukan hanya kesediaan untuk menerima orang-orang yang berbeda, tetapi juga bahwa mereka dapat merangkul. Salah pernyataan Gus Dur berbunyi sebagai berikut

“Tidak penting apapun agama atau sukumu, kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak pernah bertanya apa agamamu.”

Inti dari pesan toleransi dari gusur adalah persatuan. Baginya, keberagaman adalah sebuah panggilan untuk bertindak adil, bukan alasan untuk menimbulkan jurang pemisah.

Refleksi Toleransi Gusdur

Puisi selalu memberi tahu kita bahwa menjadi berbeda adalah bagian dari apa yang menjadikan kita manusia. Me;alui puisi, di bawah ini Gudur menekankan betapa pentingnya berbicara dan memahami orang lain dengan memahami jiwa.

Pesan ini berlaku dalam kehidupan sehari-hari, khususnya di Indonesia yang terkenal dengan kekayaan budaya, agama, dan tradisinya. Gus Dur berpendapat bahwa penting untuk memahami orang lain dengan baik dan berjiwa terbuka.

Dalam perbedaan, kita temukan keindahan,
Seperti pelangi setelah hujan,
Bukan warna yang sama yang membuatnya indah,
Tetapi keberagaman yang berpadu menjadi harmoni.

Melalui puisinya, Gus Dur mengajarkan bahwa kita perlu belajar mendengarkan satu sama lain dengan hati yang terbuka.

Toleransi Gusdur Bukan Hanya Konsep Abstrak

Gus Dur juga menunjukkan bagaimana toleransi menjadi kunci untuk menjaga persatuan dalam keberagaman bangsa Indonesia. Ia sering berbicara tentang pentingnya menghormati minoritas dan melindungi hak-hak mereka. Baginya, toleransi bukan sekadar konsep abstrak, tetapi sebuah tindakan nyata yang harus diterapkan dalam kebijakan dan perilaku sehari-hari.

Hanya dengan menghormati sesama, kita dapat menjaga rumah besar bernama Indonesia,” katanya dalam salah satu kesempatan.”

Warisan Gus Dur untuk Generasi Mendatang

Sajak dan pesan-pesan Gus Dur tentang toleransi adalah warisan yang tak lekang oleh waktu. Di tengah dunia yang sering diwarnai konflik karena perbedaan, Gus Dur mengingatkan kita untuk memupuk cinta kasih dan persaudaraan.

Sebagai generasi penerus, kita memiliki tanggung jawab untuk melanjutkan pesan-pesan ini dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menjadikan toleransi sebagai nilai utama, kita dapat mewujudkan Indonesia yang lebih damai dan harmonis, seperti yang selalu diperjuangkan oleh Gus Dur.

Mari kita renungkan sajak-sajak dan ajaran Gus Dur, dan menjadikannya pedoman dalam kehidupan kita, karena di tengah keberagaman, kita bisa menemukan kekuatan untuk bersatu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *