CampusNet – Nabung dua digit pada mahasiswa merupakan hal yang mustahil, bahkan menyisihkan sedikit uang saja terasa sulit. Namun, bagaimana jika sebenarnya hal itu sangat mungkin dilakukan? Menabung bukanlah sesuatu yang mustahil, semuanya bermula dari niat dan kemauan diri sendiri.
Saat ini, kesadaran generasi muda terhadap pentingnya menabung demi masa depan semakin meningkat. Dengan strategi yang tepat dan disiplin, mahasiswa pun bisa mencapai tujuan finansialnya. Jadi, apa saja tips agar menabung hingga dua digit menjadi mungkin? Yuk, simak langkah-langkah berikut!
Freelance
Sebagai mahasiswa, jadwal kita sering kali sulit diprediksi. Karena itu, menjadi freelancer bisa menjadi pilihan terbaik untuk menambah uang saku. Pekerjaan freelance dapat kita lakukan kapan saja dan di mana saja, asalkan kita memahami bidang yang ingin ditekuni. Contohnya, di era digital saat ini, permintaan untuk posisi customer service sangat tinggi. Peluang ini cocok bagi mahasiswa yang baru memulai karier di dunia freelance. Selain itu, kalian juga bisa mencari peluang freelance lainnya yang sesuai dengan minat melalui platform seperti Fiverr atau Upwork.
Prinsip Keuangan 30:60:10
Mengatur keuangan memang tidak mudah, terutama dengan harga kebutuhan yang terus meningkat. Namun, kalian bisa mulai menerapkan prinsip pembagian 60:30:10 untuk menabung tanpa merasa terbebani. Dalam prinsip ini, 60% akan teralokasikan untuk kebutuhan pokok, 30% untuk dana darurat atau hiburan, dan 10% untuk tabungan.
Sebagai contoh, jika uang saku bulanan kalian sebesar Rp1,5 juta, alokasikan 60% atau Rp900 ribu untuk kebutuhan pokok seperti makan, belanja bulanan, dan bayar kos. Kemudian, 30% atau Rp450 ribu dapat kalian gunakan sebagai dana darurat ketika anggaran kebutuhan pokok kurang atau untuk hal menyenangkan seperti nongkrong di kafe. Sisanya, 10% atau Rp150 ribu, sisihkan untuk tabungan. Meski terlihat kecil, konsistensi dalam menyimpan 10% setiap bulan akan memberikan hasil besar di kemudian hari. Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit, bukan?
Bulatkan Pengeluaran
Saat membeli sesuatu, kita sering kali membulatkan total pembelian dengan menambahkan barang lain agar genap. Namun, daripada terus menghabiskan uang untuk membeli barang tambahan, lebih baik jika kita membulatkan pengeluaran tanpa membeli barang.
Bagaimana caranya? Misalnya, saat membeli lauk seharga Rp17 ribu, kita membayarnya dengan 20 ribu dan menerima kembalian 3 ribu. Nah, daripada menghabiskan 3 ribu itu untuk membeli barang lain, kita bisa menyimpannya sebagai “indirect saving.” Anggap saja kembalian tersebut adalah bagian dari pengeluaran kita yang dialihkan menjadi tabungan. Dengan cara ini, kita tetap bisa menabung secara tidak langsung tanpa merasa terbebani.
Catat Pengeluaran Secara Detail
Saat ini, mencatat pengeluaran menjadi semakin mudah dengan bantuan teknologi digital. Tidak lagi harus menggunakan catatan manual di buku, kini banyak aplikasi yang menawarkan fitur praktis untuk melacak pengeluaran bulanan.
Misalnya, kalian bisa mengunduh aplikasi gratis dari Play Store yang memungkinkan pencatatan pengeluaran harian tanpa batas nominal, baik kecil maupun besar. Beberapa aplikasi bahkan dilengkapi fitur pelacak tabungan, sehingga kalian dapat fokus menabung. Selain itu, aplikasi ini juga dapat memberikan analisis pengeluaran bulanan untuk membantu kalian mengetahui kategori pengeluaran terbesar, sehingga pengelolaan keuangan menjadi lebih terarah.
Kejar Target Untuk Sebulan
Kalian pasti pernah melihat tren di media sosial di mana orang membuat kertas dengan nominal tertentu yang tertempel di celengan, bukan? Konsep “kejar target” ini serupa dengan tren tersebut. Kalian bisa mengikuti metode ini atau bahkan membuat versi kalian sendiri.
Sebagai contoh, tetapkan target khusus bulan ini, seperti membeli emas digital atau barang yang kalian inginkan. Jadikan target tersebut sebagai motivasi untuk menabung lebih disiplin. Dengan cara ini, kalian bisa mencapai tujuan finansial sambil tetap merasa termotivasi.