CampusNet – Menyadari potensi besar Indonesia sebagai negara kepulauan dengan keindahan alam yang beragam, terutama pantainya, pemerintah mulai merancang program baru untuk generasi muda. Salah satu inisiatifnya adalah memanfaatkan ekstrakurikuler, yang selama ini siswa ketahui sebagai kegiatan tambahan di luar jam sekolah. Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Nusa Tenggara Barat, kini menghadirkan ekstrakurikuler surfing sebagai langkah strategis untuk mengembangkan olahraga tersebut di wilayahnya.
Ketetapan Ekstrakulikuler Surfing
Program ini merupakan kolaborasi antara Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga, serta PT Amman Mineral. Penetapan program surfing ini tertuang dalam Keputusan Bupati Sumbawa Barat Nomor 100.3.3.2 Tahun 2024. Keputusan ini berisi tentang Penetapan Satuan Pendidikan Dasar Pelaksanaan Ekstrakurikuler Surfing Sumbawa Barat.
Panduan Ekstrakurikuler Surfing
Program ini bukan sekadar inisiatif biasa dari pemerintah KSB dan AMMAN. Mereka bahkan menerbitkan buku “Surfing Masuk Sekolah” sebagai panduan bagi siswa dan guru dalam mempelajari olahraga surfing. Langkah ini menunjukkan keseriusan pemerintah KSB dan AMMAN dalam menjaga, mengembangkan, dan mendukung pelestarian ekosistem laut serta olahraga air.
Buku ini menjadi hasil kolaborasi lintas sektor antara pendidikan, komunitas, dan ekonomi dalam pembelajaran di tingkat sekolah. Melalui buku ini, pemerintah KSB dan AMMAN juga memperkenalkan potensi ekonomi pariwisata berbasis laut yang dapat berpeluang melalui olahraga selancar.
Tujuan Utama Ekstrakulikuler Surfing
Ekstrakurikuler surfing bertujuan mempersiapkan atlet muda untuk menghadapi Pekan Olahraga Nasional 2028, dengan NTB dan NTT sebagai tuan rumah. Program ini fokus mencetak atlet muda profesional yang kompetitif di tingkat nasional maupun internasional. Selain itu, supaya olahraga surfing tidak hanya terkenal sebagai olahraga rekreasi, tetapi juga sebagai cabang olahraga berprestasi.
Dengan banyaknya pantai yang ideal untuk surfing, pemerintah memanfaatkan potensi ini sebagai peluang untuk “Program for Development” yang memberikan manfaat jangka panjang. Langkah ini juga menjadi upaya variatif dalam mengembangkan daya tarik pariwisata berbasis program pemberdayaan masyarakat (PPM) yang berkelanjutan, sehingga dapat menjadi keunggulan daerah di masa depan. Selain itu, melalui integrasi program surfing dalam kurikulum sekolah, pemerintah NTB berharap inisiatif ini dapat berkontribusi pada perekonomian lokal, terutama sebagai penopang setelah berakhirnya proyek tambang Batu Hijau pada tahun 2030.
Jadi, apakah kalian tertarik untuk bersekolah di Sumbawa dan bergabung dalam program ekstrakurikuler surfing ini?