Fast Fashion: Dampak, dan Tips

Fast Fashion

CampusNet – Fast Fashion merupakan salah satu hal yang mulai ramai diperbincangkan oleh banyak orang. Apalagi terkait masalah limbah sintetis yang meupakan bawaan dari fashion. Tidak hanya itu, banyak juga yang menyerukan dampak negatif dari fast fashion itu sendiri. Jadi, sebetulnya apa itu fast fashion?

Fast fashion adalah isilah yang terkenal dalam dunia industri tekstil yang memproduksi pakaian dalam jumlah yang banyak, cepat, sesuai dengan tren terbaru. Tentu hal tersebut memiliki dampak buruk untuk bumi. Apa saja dampaknya? Bagaimana ciri-ciri fast fashion? dan bagaimana cara menghindarinya?

Ciri ciri fast fashion

1. Menciptakan beragam model sesuai tren terbaru dalam kurun waktu singkat.

Produk fast fashion sendiri banyak menawarkan model pakaian sesuai dengan teren terbaru. Normalnya produk pakaian akan mengeluarkan 4 model, sesuai dengan musim yang ada. Namun, untuk Fast fashion sendiri akan mengeluarkan lebih dari 40 model dalam satu tahun. Mengapa demikian? karena mengikuti kemauan konsumen untuk membuat pakaian dengan model sesuai dengan tren terbaru.

Produksi Cepat

Sesuai dengan namanya, fast fashion. Industri fast fashion akan memproduksi cepat, karena lebih mementingkan kuantitatif daripada kualitas.

Menggunakan Bahan yang Murah

Tidak memungkinkan jika produksi pakaian kerap kali menggunakan pewarna tekstil dan air. Air dari sisa pewarna tersebut kerap kali terbuang, baik ke sungai sekitar ataupun selokan sekitar.Tentu saja hal tersebut membuat

Harga Murah atau Selalu Diskon

Biasanya produk fast fashion akan cenderung memberi harga murah, karena terbuat dari bahan yang murah juga. Produk fast fashion juga akan sering memberi diskon untuk konsumen. Karena untuk menghabiskan produksi pakaian yang terproduksi besar-besaran.

Banyak Terproduksi di Negara Berkembang

Tempat paling banyak ditemukan industri fast fashion adalah negara-negara berkembang. Dimana pekerja akan mendapat gaji yang sangat murah tanpa adanya keselamatan kerja dan gaji yang layak.

Dampak dari Fast Fashion

Berikut ini dampak adanya industri fast fashion:

Dampak Kondisi Kerja

Fast Fashion sering sekali terkait dengan kondisi kerja yang buruk. Gaji yang sangat amat rendah untuk pekerjanya dengan produksi pakaian besar-besaran. Hal tersebut untuk menekan biaya produksi.

Pencemaran Air Bersih

Produksi pakaian sudah pasti menggunakan pewarna tekstil yang tercampur oleh air. Sisa dari air pewarna tekstil tersebut pasti sering terbuang ke sungai kecil sekitar pabrik, atau ke selokan sekitarnya. Hal tersebut dapat mencemari air bersih di sekitar tempat produksi pakaian.

Penumpukkan Limbah Pakaian

Karena jumlah produksi yang besar-besaran, dan berganti model dalam waktu singkat, tidak memungkinkan jika banyak produksi yang tidak laku saat pergantian model. Hal tersebut membuat produsen akan membuang produknya di tanah kosong, seperti di Gana. Bisa juga ketika tren sudah selesai, pembeli akan merasa tidak memerlukan barang tersebut dan membuangnya. Hingga akhirnya terjadi penumpukkan limbah pakaian.

Polusi Microplastic

Industri fast fashion biasanya membuat pakaian dalam jumlah besar, dan dalam waktu singkat. Jika memakai kain berbahan organik tidak bisa terproduksi cepat. Maka dari itu menggunakan serat sinstesis, seperti poliester, nilon hingga akrilik. Bahan-bahan tersebut membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai.

Budaya Konsumtif

Fast fashion mendorong banyak orang untuk terus menerus mengikuti tren dan berbelanja pakaian sesuai tren yang ada. Hal tersebut dapat menimbulkan sifat konsumtif. Bukannya merawat apa yang mereka miliki, namun terus menambah model pakaian sesuai dengan tren.

Belilah Pakaian Slow Fashion

Apa itu slow fashion? slow fashion merupakan industi fashion yang jarang mengeluarkan model baru. Biasanya bentuk pakaiannya timeless. Untuk saat ini banyak produk lokal yang tidak menerapkan fast fashion. Untuk tahu apakah produk tersebut dari brand fast fashion atau bukan, dapat mencari melalui internet. Namun, jika masih terasa sangat mahal, dan tidak memungkinkan untuk membeli, bisa membeli produk dari fast fashion dengan kualitas bahan dan bagus. Tidak memungkiri bahwa masyarakat masih belum bisa menghindari 100% produk fast fashion.

Memilih Kualitas Pakaian, Bukan Kuantitas

Belilah pakaian dengan kualitas yang baik. Bisa terlihat dari bahannya terlebih dahulu. Lalu dengan model pakaian yang terasa pas untuk bentuk badan. Meskipun harganya sedikit mahal, namun kemungkinan pakaian tersebut dapat diwariskan untuk anak-anak kita nantinya. Karena dengan kualitas yang bagus, maka umur pakaian tersebut akan bertahan lama.

Tidak terlalu Sering Berbelanja Pakaian

Jika setiap minggu membeli pakaian, walaupun membeli pakaian slow fashion, sama saja dengan konsep fast fashion. Sebaiknya ebaiknya membeli pakaian sesuai dengan kebutuhan. Apabila tidak ingin terasa itu-itu saja, belilah pakaian yang bisa masuk dengan semua warna. Hal tersebut agar dapat memadukan sedikit pakaian menjadi beberapa style. Dapat juga menambahkan beberapa aksesoris agar tidak terasa monoton.

Membeli Brand Fast Fashion di Tempat Thrift atau Preloved

Saat ini sudah mulai ramai thrifting atau membeli pakaian bekas. Hal tersebut merupakan salah satu cara untuk memperlambat pembuangan pakaian. Namun, membelinya tetap harus dari tempat thrift yang legal (bukan pakaian selundupan dan tidak membayar pajak). Ketika membeli barang thrift juga harus memperhatikan kesehatan, kebersihan, dan mencuci berkali-kali barang tersebut. Bisa juga dengan rendam air panas, lalu menggunakan sabun antiseptic dan alkohol.

Menerapkan 5R

5R merupakan Reduce, Rewear, Recycle, Repair dan Resell. 5R dapat menghindari dampak buruk dari fast fashion.

Reduce, yaitu mengurangi belanja pakaian, dan menerapkan decluttering. Setiap kali ingin membeli pakaian, cobalah untuk melihat adakah pakaian yang ada di dalam lemari perlu dikeluarkan? Atau masih bisa untuk terpakai lagi? hal tersebut sedikit membantu untuk menahan diri berbelanja pakaian baru.

Rewear, yaitu memakai kembali pakaian yang sudah terpakai. Dapat dengan memadukan pakaian yang sama dengan gaya yang berbeda.

Recycle, yaitu mendaur ulang pakaian yang sudah tidak terpakai. Pakaian yang sekiranya sudah tidak dapat terpakai dapat dijadikan sesuatu yang baru. Misal dapat menjadi tas jinjing, pot bunga, atau sarung bantal sofa.

Repair, yaitu memperbaiki pakaian yang sudah rusak. Ketika pakaian tersebut sudah rusak, cobalah untuk memperbaikinya terlebih dahulu. Seperti menambal atau menjahit. Jika sudah tidak bisa, barulah merubah menjadi barang baru.

Resell, yaitu menjual kembali pakaian yang sudah tidak terpakai. Jika sudah tidak terpakai, dan masih bagus, pakaian tersebut dapat dijual atau untuk donasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *