Kajian Stress Pada Gen Z : Hal Yang Melatarbelakangi

Stress

CampusNet – Gen Z, sebuah sebutan yang telah familiar terdengar saat ini. Sebutan itu diperuntukkan bagi mereka yang lahi di antara tahun 1995-2012. Mereka adalah golongan yang lebih peduli dengan kesehatan mental dibandingkan dengan generasi lainnya. Namun demikian, tingkat stress pada Gen Z juga tak kalah tinggi. Mengapa bisa begitu ya ?

Latar Belakang Generasi Z

Gen Z adalah mereka yang lahir pada tahun 1995 hingga 2012, generasi ini paling peduli dengan kesehatan mental dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Seperti halnya yang dapat kita lihat saat ini, isu kesehatan mental begitu marak disuarakan. Mereka melakukan diskusi, sosialisasi ke masyarakat luas. Tak hanya itu, mereka membuat komunitas sebagai bentuk kepedulian terhadap isu saat ini. Memangnya mengapa dan apakah seberapa penting kesehatan mental itu ?

Jiwa dan raga adalah satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Jika salah satunya sakit, maka bagian yang lain juga akan merasakan sakitnya juga. Pun dengan raga, mental juga tak kalah pentingnya untuk dijaga. Kita kembali lagi ke generasi z. Generasi Z saat beberapa telah memasuki dunia kerja. Ciri khas kurang baik mereka seperti,

  • Sang pemikir yang hiperteks,
  • FOMO (Fear Missing Out)
  • Self proclaimed,
  • Impulsif,
  • Mudah burnout dan stres.

Walaupun begitu, di sisi lain mereka mempunyai karakter yang tentunya positif. Adapun beberapa karakteristik positif dari mereka ialah,

  • Adaptif dan melek dengan teknologi,
  • Berani untuk mengungkapkan pendapat dan berekspresi,
  • Kreatif yang tinggi,
  • Memiliki pemikiran terbuka,
  • Terbiasa dengan multitasking.

Adanya karakteristik yang kurang baik tersebut, menyebabkan Gen Z mudah mengalami gejala stres. Perasaan negatif yang mulai bermunculan sehingga mengakibatkan mereka gampang lelah secara emosional.

Faktor-Faktor Stres pada Gen Z

Mereka menghadapi tantangan untuk menghentikan pola didikan dari generasi sebelumnya, berjuang demi kesejahteraan psikologisnya. Selanjutnya, tentu Gen Z lekat kaitannya dengan internet dan sosial media. Mereka menyerap berita-berita dengan kemudahan akses dari berbagai sumber. Tentunya, menambah kekhawatiran tersendiri karena banyaknya informasi yang didapatkan. Mereka merasa khawatir tentang masa depan yang misterius. Setidaknya mereka mengalami beberapa hal di bawah ini,

  • Keinginan terkait financial freedom. Namun ekonomi di negara sendiri kurang stabil. Ketika ingin ke luar negeri tapi modal belum mencukupi. Belum lagi persaingan antar individu yang begitu ketat.
  • Pemerintah membuat kebijakan yang cenderung tarik ulur, menciptakan ketidakpastian dan keresahan masing-masing individu.
  • Beban pekerjaan dengan waktu belasan jam, lingkungan yang toxic. Sementara mereka tidak punya pilihan selain bertahan, walaupun upah kerja yang kurang memadai.
  • Orangtua berekspektasi lebih pada mereka. Ini menjadi beban yang paling serius. Mereka berusaha memenuhi tuntutan orangtuanya, walaupun kadang mustahil.

Baca juga terkait cara mengatasi stres karena tugas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *