CampusNet – Pertalite jadi Pertamax, kok bisa ya ? Akhir-akhir ini kabar negatif di negara ini seolah tak henti-henti. Mulai dari pemotongan anggaran, hingga kasus korupsi besar-besaran. Tahun 2025 dengan presiden baru, tapi satu persatu kasus yang justru berdatangan, kebijakan banyak yang menyeleweng. Apa yang sebenarnya terjadi ?
Baru-baru ini, publik heboh dengan adanya dugaan pengoplosan BBM oleh PT Pertamina. Bagaimana tidak, biasanya mereka membeli Pertamax disesuaikan spesifikasi kendaraannya. Alasannya karena memang lebih awet, tidak membuat karatan mesin dan tarikan gas yang enteng. Walaupun harganya jelas lebih mahal dibandingkan dengan Pertalite. Ternyata oh ternyata, malah dioplos. Siapa juga yang tidak syok ? Bukan hanya yang rugi, tapi yang jelas ya masyarakatnya. Sudah bertahun-tahun pakai pertamax. Eh tahu-tahunya muncul berita mengejutkan.
Kemunculan Dugaan
Kejaksaan Agung menetapkan Direktur Utama PT Pertamina, Patra Niaga Riva Sihaan, sebagai tersangka. Tentunya karena adanya dugaan pengoplosan pertamax menjadi pertalite. Selain itu, juga ada tigapertinggi pertamina lainnya dan pengusaha swasta. Sementara itu, negara mengalami kerugian hingga Rp.193,7T. Jumlah yang sangat besar bukan ?
Pemerintah seharusnya memberantas korupsi seperti ini sampai ke akar-akarnya. Namun, kenyataannya, hukuman bagi koruptor tak setara dengan perbuatannya. Masyarakat tidak hanya mempersoalkan pengoplosan, tetapi juga masalah korupsi. Seolah negara ini meringankan kasus-kasus yang berhubungan dengan korupsi. Sudah membohongi masyarakat luas, merugikan negara demi menggemukkan kantong pribadi dengan kelompoknya.
Menteri ESDM Turut Menanggapi
Bahlil Lahadalia memberikan tanggapan mengenai isu ini dengan menyatakan bahwa proses pencampuran tidak menjadi masalah selama spesifikasi bahan bakar minyak yang diproduksi tetap sesuai dengan standar. Katanya justru proses blending ini bertujuan untuk mengubah BBM bisa sesuai dengan standar.
Beliau dengan lantang menegaskan kalau Pertamax ini bukan produk oplosan. Pernyataan ini semakin memicu repon tak menyenangkan dari masyarakat. Mereka pun melemparkan kecurigaan terhadap Menteri ESDM ini. Tak segan-segan mereka mengatakan kalau beliau ini sebenarnya blunder.
Reaksi Masyarakat tentang Dugaan Pertalite Jadi Pertamax
Kasus ini menjadi dobrakan besar tentunya bagi masyarakat. Terutama mereka yang sering menggunakan Pertamax untuk bahan bakar kendaraan. Masyarakat di media sosial merespon dengan beberapa reaksi, di antaranya,
“Udah niat baik pakai Pertamax karena nggak berhak pakai subsidi. Ternyata malah kena tipu”.
“Ternyata bayar lebih mahal itu cuma buat antri aja ya. Kena prank skala nasional ini mah”.
“Selama ini ku kira motor enteng dan irit. Nyatanya cuma perasaan aku aja”.
Masih banyak lagi ragam tanggapan dari masyarakat, mereka sangat terheran-heran. Bagaimana bisa bertahun-tahun tapi baru saja ketahuan ? Walau demikian masih terdapat tanggapan positif. Awal pemerintahan presiden ke-8, banyak kasus korupsi seperti ini terbongkar. Walaupun di sisi lain, kebijakan di luar nalar juga tak kalah banyaknya. Namun demikian, mari kita lihat keberlanjutan dugaan ini. Jika memang benar demikian, maka apakah para koruptor akan dijatuhi hukuman yang setimpal ?