CampusNet – Band yang menginspirasi gerakan mahasiswa selalu hadir dengan lirik kritis yang kuat. Musik mereka bukan hanya hiburan, tetapi juga menjadi medium untuk menyuarakan keresahan sosial. Melalui lagu-lagu tersebut, mahasiswa menemukan energi baru memperjuangkan perubahan. Simak detail lengkapnya berikut ini, ya.
1. Efek Rumah Kaca (ERK)
Efek Rumah Kaca terkenal dengan kritik sosial-politik lewat lirik yang cerdas. Lagu “Di Udara” menjadi kritik atas pembungkaman kebebasan pers, terinspirasi dari kasus Munir. Lagu ini kerap diputar saat aksi demonstrasi yang melibatkan anak muda dan tentunya pada Aksi Kamisan yang ikonik.
Selain itu, ERK juga menghadirkan “Seperti Rahim Ibu” yang menyinggung soal kemanusiaan dan keadilan sosial. Melalui lagu ini, mahasiswa bisa menangkap makna keadilan yang kuat. Vokalisnya, Cholil, juga aktif berbicara seputar kondisi sosial politik di berbagai kesempatan.
2. .Feast
.Feast hadir dengan lirik yang menohok isu politik kontemporer. Lagu “Peradaban” menyuarakan keresahan tentang intoleransi, polarisasi, dan ancaman demokrasi. Sementara “Kami Belum Tentu” menggambarkan kebingungan generasi muda terhadap politik yang tidak pasti.
Selain itu, lagu “Tarian Penghancur Raya” menyajikan kritik atas kondisi sosial dan alam yang penuh kegelisahan. Liriknya terasa lugas namun tetap puitis. Dari .Feast, mahasiswa bisa melihat bahwa musik dapat menjadi medium ekspresi politik relevan.
3. Superman Is Dead (SID)
Superman Is Dead dikenal sebagai band punk rock dengan kritik sosial yang lantang. Lagu “Sunset di Tanah Anarki” menjadi simbol perlawanan terhadap ketidakadilan. Liriknya menggambarkan semangat kaum tertindas yang tidak menyerah.
Kemudian, lagu “Jadilah Legenda” mendorong generasi muda untuk berani melawan arus. SID juga aktif menyuarakan isu lingkungan melalui musiknya. Karena itu, karya mereka selalu relevan bagi mahasiswa yang peduli perubahan.
4. Marjinal
Marjinal dikenal sebagai band punk yang dekat dengan rakyat kecil. Lagu “Negri Ngeri” melukiskan kondisi sosial-politik Indonesia yang penuh ketidakadilan. Lagu “Hukum Rimba” mengkritik sistem yang menindas masyarakat lemah.
Tak sampai disitu, lagu “Buruh Tani” dari Marjinal kerap menjadi anthem dalam aksi mahasiswa. Liriknya sederhana tetapi penuh makna perjuangan. Tidak heran jika Marjinal selalu lekat dengan semangat perlawanan.
5. Navicula
Navicula sering menyuarakan isu lingkungan, korupsi, dan keadilan sosial. Lagu “Metropolutan” mengkritik urbanisasi yang merusak manusia dan alam. Lagu “Aku Bukan Mesin” menyoroti kapitalisme yang menindas pekerja.
Selain itu, lagu “Refuse to Forget” menegaskan pentingnya melawan lupa terhadap sejarah. Navicula mengubah isu kompleks menjadi lebih membumi lewat musik grunge mereka. Pesan ini jelas relevan bagi mahasiswa sebagai agen perubahan.
Baca juga: Alasan Lagu Bayar Bayar Bayar yang Jadi Soundtrack Mahasiswa Demo


