25 Siswa dan Guru Keracunan Usai Konsumsi Ikan Hiu dalam Program MBG

CampusNet –  Kasus keracunan akibat Program MBG yang tidak becus kembali mengguncang dunia pendidikan, di Kalimantan Barat. Sekitar 25 orang, terdiri dari 24 siswa dan 1 guru dari SDN 12 Benua Kayong, Kabupaten Ketapang, dilaporkan mengalami keracunan usai menyantap menu ikan hiu dalam rangka program Makan Bergizi Gratis (MBG). Dugaan awal menunjukkan bahwa kandungan merkuri tinggi dalam ikan hiu menjadi salah satu faktor pemicu.

Kronologi dan Korban

  • Insiden terjadi ketika siswa mengonsumsi menu MBG yang menyertakan ikan hiu filet berbalut saus tomat serta lauk tambahan seperti tahu goreng, oseng sayuran (kol & wortel) dan buah jeruk
  • Gejala yang dialami para korban antara lain mual, muntah, sakit perut, dan demam.
  • Dari 25 korban, sebanyak 22 orang sudah membaik dan diizinkan pulang, sementara 3 orang masih dirawat di RSUD dr. Agoesdjam Ketapang.
  • Seluruh biaya perawatan ditanggung oleh Pemerintah Kabupaten Ketapang

Dugaan Penyebab

  • Menu ikan hiu dalam MBG disebut sebagai “keteledoran” dalam pemilihan menu oleh pihak dapur, karena jenis ikan hiu tidak lazim dikonsumsi siswa dan memiliki potensi kandungan merkuri tinggi.
  • Ikan hiu tersebut dibeli dari TPI Rangga Sentap, produk lokal.
  • Saat ini, sampel makanan telah dikirim ke BPOM Kalbar untuk diuji laboratorium guna mencari zat-zat berbahaya seperti merkuri.

Tindakan Respons

  • Dapur penyedia MBG yang terkait, yaitu SPPG Dapur Mitra Mandiri 2, ditutup sementara selama investigasi berlangsung.
  • Pihak sekolah dan orang tua murid menyatakan ketidakpercayaan dan trauma terhadap program MBG. Banyak orang tua memilih membekali bekal dari rumah agar risiko bisa dikontrol sendiri.
  • Pemerintah Kabupaten, Dinas Kesehatan, BPOM, dan pihak kepolisian turut dilibatkan dalam investigasi dan pengambilan sampel.

Analisis Risiko Konsumsi Ikan Hiu

Kandungan Merkuri dan Risiko Kesehatan

Ikan hiu dikenal sebagai predator puncak dalam rantai makanan laut. Akibat biomagnifikasi, ikan predator besar seperti hiu dapat mengakumulasi merkuri dalam jumlah lebih tinggi dibanding ikan yang berada di posisi trofik lebih rendah. Konsumsi ikan dengan kadar merkuri tinggi dapat menyebabkan keracunan merkuri — yang berdampak pada sistem saraf, ginjal, dan organ lain, terutama pada anak-anak yang lebih rentan.

Persoalan Keamanan Pangan dalam MBG

  • Pemilihan jenis lauk yang tidak umum bagi siswa, seperti ikan hiu, harus mempertimbangkan aspek keamanan pangan dan regulasi.
  • Proses pengadaan bahan baku, penyimpanan, dan distribusi harus mengikuti standar kebersihan, kualitas, dan pemeriksaan laboratorium rutin.
  • Menu harus disesuaikan dengan selera dan toleransi siswa agar partisipasi dan keamanan tetap optimal.

Implikasi Terhadap Program MBG dan Kepercayaan Publik

Analisis Risiko Konsumsi Ikan Hiu

Kandungan Merkuri dan Risiko Kesehatan

Ikan hiu dikenal sebagai predator puncak dalam rantai makanan laut. Akibat biomagnifikasi, ikan predator besar seperti hiu dapat mengakumulasi merkuri dalam jumlah lebih tinggi dibanding ikan yang berada di posisi trofik lebih rendah. Konsumsi ikan dengan kadar merkuri tinggi dapat menyebabkan keracunan merkuri yang berdampak pada sistem saraf, ginjal, dan organ lain, terutama pada anak-anak yang lebih rentan.

Persoalan Keamanan Pangan dalam MBG

  • Pemilihan jenis lauk yang tidak umum bagi siswa, seperti ikan hiu, harus mempertimbangkan aspek keamanan pangan dan regulasi.
  • Proses pengadaan bahan baku, penyimpanan, dan distribusi harus mengikuti standar kebersihan, kualitas, dan pemeriksaan laboratorium rutin.
  • Menu harus disesuaikan dengan selera dan toleransi siswa agar partisipasi dan keamanan tetap optimal.

Implikasi Terhadap Program MBG dan Kepercayaan Publik

  • Penurunan kepercayaan masyarakat terhadap program MBG sebagai upaya pemerintah dalam menyediakan pangan sehat bagi pelajar.
  • Desakan evaluasi menyeluruh terhadap mekanisme operasional dapur MBG, pelatihan pengelola, dan audit sistem pengadaan bahan.
  • Potensi tuntutan hukum apabila hasil laboratorium menunjukkan kelalaian dalam penyediaan makanan yang aman.
  • Dampak jangka panjang pada nutrisi anak, sebab ketika orang tua takut terhadap MBG, anak-anak mungkin kehilangan akses makanan bergizi gratis di sekolah.

Kesimpulan

Insiden keracunan setelah konsumsi ikan hiu dalam program MBG di Ketapang menjadi peringatan keras bahwa aspek keamanan pangan tidak boleh diabaikan, terutama dalam program pemerintah yang menyasar anak-anak. Pemilihan lauk yang tepat, pengujian laboratorium, transparansi, dan pengawasan konsisten harus menjadi pilar utama agar tujuan MBG.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *