CampusNet – Ngerjain skripsi bikin banyak mahasiswa bergantung pada tools “wajib” seperti Google Docs, Grammarly, atau Mendeley. Tapi jujur saja, semua orang juga sudah tahu itu. Padahal, ada banyak tools lain yang bisa bikin proses skripsi jauh lebih efisien mulai dari brainstorming ide, mencari literatur, hingga proofreading akhir. Nah, berikut 4 tools yang belum semua mahasiswa manfaatkan, tapi bisa sangat membantu kamu menyelesaikan skripsi tanpa stres sendirian.
1. Obsidian – Catatan dan Pemetaan Ide
Kalau kamu tipe mahasiswa yang ide-idenya sering “nyebar ke mana-mana”, Obsidian bisa jadi tempat terbaik untuk menatanya. Obsidian memungkinkan kamu membuat catatan yang saling terhubung secara visual, mirip seperti mind map tapi dengan kedalaman yang lebih fleksibel. Kamu bisa mulai dari satu ide utama, lalu mengaitkan sub-ide, kutipan literatur, hingga draf paragraf.
Cara pakainya:
- Buat satu file utama sebagai “kerangka skripsi”.
- Tambahkan catatan-catatan kecil untuk setiap subbab atau ide penting.
- Gunakan fitur “link antar catatan” agar struktur berpikir kamu terbentuk seperti peta.
Kelebihan: ringan, offline, dan sangat cocok untuk berpikir non-linear.
Kekurangan: butuh sedikit adaptasi di awal
Download Obsidian di sini
2. Zotero – Alternatif Ringan untuk Manajemen Referensi
Banyak mahasiswa mengandalkan Mendeley untuk mengelola referensi, tapi sayangnya tidak semua device atau sistem operasi bisa berjalan mulus dengannya. Di sinilah Zotero jadi alternatif kuat. Ia menawarkan fungsi serupa mulai dari penyimpanan referensi, pengelompokan, dan penyisipan sitasi otomatis, dengan tampilan ringan dan kompatibilitas lebih luas. Kamu bahkan bisa pakai Zotero secara offline dan sinkronisasi ke cloud bila perlu.
Cara pakainya:
- Install Zotero dan “browser connector”-nya.
- Simpan referensi langsung dari jurnal atau laman web.
- Gunakan plugin “word processor” untuk menyisipkan kutipan otomatis.
Kelebihan: open-source, ringan, lintas platform.
Kekurangan: tampilannya tidak seintuitif Mendeley bagi pemula.
Download Zotero di sini
3. Publish or Perish – Mesin Pencari Jurnal Akademik
Kalau kamu lelah scrolling jurnal satu per satu, Publish or Perish bisa jadi “pemburu literatur” yang efisien. Tools ini membantu kamu mencari artikel akademik, dengan mengurutkan berdasarkan kutipan, tahun terbit, atau nama penulis. Cocok untuk mempercepat pencarian referensi berkualitas sejak awal penulisan.
Cara pakainya:
- Ketik topik atau keyword penelitianmu.
- Filter hasil sesuai tahun dan relevansi.
- Unduh atau simpan referensi yang relevan ke Zotero/Mendeley.
Kelebihan: gratis, cepat, sangat membantu di tahap awal riset.
Kekurangan: butuh koneksi internet stabil.
Download Publish or Perish di sini
4. DeepL Write – Proofreading Bahasa Inggris Lebih Kontekstual
Kalau Grammarly sudah jadi “umum”, DeepL Write sering luput dari radar mahasiswa. Padahal, kemampuannya memahami konteks kalimat dalam akademik sangat baik. Cocok untuk proofreading bab-bab skripsi yang ditulis dalam bahasa Inggris, terutama untuk abstract, introduction, atau discussion.
Cara pakainya:
- Salin teks ke laman DeepL Write.
- Pilih gaya bahasa (formal/informal).
- Koreksi dan salin ulang hasilnya.
Kelebihan: pemahaman konteks kalimat sangat presisi.
Kekurangan: fitur lanjutan masih terbatas untuk pengguna gratis.
Coba DeepL Write di sini
Skripsi memang melelahkan, tapi bukan berarti kamu harus melakukannya sendirian. Dengan kombinasi Obsidian untuk ide, Publish or Perish untuk jurnal, Zotero untuk sitasi, dan DeepL Write untuk sentuhan akhir, perjalanan skripsimu bisa jauh lebih terarah dan ringan.
Baca Juga: Tiga Tips Rahasia Mahasiswa Fokus Belajar Berjam-jam