Di Hari Ibu 2025, Banjir Sumatera Masih Jadi Krisis Kemanusiaan

CampusNet – Peringatan Hari Ibu ke-97 berlangsung hari ini dengan tema yang menegaskan peran perempuan dalam pembangunan bangsa, ketika banjir besar di Pulau Sumatera masih menjadi krisis kemanusiaan yang berdampak luas.

Momen ini mengingatkan pentingnya peran perempuan dalam keluarga dan masyarakat sekaligus tantangan tata kelola lingkungan yang terus mendapat sorotan publik.

Pemerintah Tegaskan Peran Perempuan dalam Peringatan Hari Ibu

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) menetapkan tema “Perempuan Berdaya dan Berkarya, Menuju Indonesia Emas 2045” untuk Peringatan Hari Ibu ke-97 ini. Tema ini mencerminkan pentingnya perempuan yang aktif berkontribusi dalam pembangunan sosial, budaya, dan ekonomi di semua lini kehidupan.

Dalam pedoman resmi yang diterbitkan KemenPPPA, empat subtema pendukung peringatan mencakup:

  1. Perempuan Giat, Ekonomi Kuat
  2. Perempuan Peduli, Masyarakat Harmoni
  3. Perempuan Hebat, Anak Sehat Berprestasi
  4. Akhiri Kekerasan, Perempuan Aman

Empat subtema ini dipilih untuk menekankan peran strategis perempuan dalam penguatan ekonomi, harmoni sosial, tumbuh kembang anak, serta kekerasan berbasis gender yang masih perlu diperhatikan.

Menteri PPPA menyatakan bahwa peringatan Hari Ibu bukan sekadar simbol penghargaan, tetapi juga panggilan aksi untuk terus memperkuat kesetaraan gender dan peran perempuan dalam pembangunan nasional.

Peringatan dilakukan melalui berbagai kegiatan resmi termasuk upacara bendera di instansi pemerintah dan dialog publik yang melibatkan kelompok perempuan di daerah.

Banjir Sumatera: Korban dan Dampak Kritis Masih Berlanjut

Di wilayah lain, bencana banjir dan longsor yang melanda tiga provinsi di Pulau Sumatera yakni Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, masih memberikan dampak berat. Hingga 19 Desember 2025, bencana ini telah menewaskan lebih dari 1.000 orang, dengan ratusan lainnya hilang dan sekitar 7.000 luka-luka. Peristiwa ini juga merusak puluhan ribu rumah dan fasilitas publik serta berdampak pada ekonomi lokal dan nasional.

Beberapa pakar serta tokoh masyarakat sipil mengaitkan dampak parah banjir dengan persoalan tata kelola lingkungan dan kebijakan publik. Mantan pimpinan KPK, Busyro Muqoddas, menyatakan tragedi ini mencerminkan state capture corruption, artinya kebijakannya menguntungkan kelompok tertentu daripada rakyat.

Tekanan terhadap pemerintah untuk menetapkan status darurat bencana nasional makin kuat. Sekretaris Jenderal Transparency International Indonesia, Danang Widoyoko, menilai penetapan status ini penting untuk mempercepat bantuan dan respons kemanusiaan.

Respons Pemerintah dan Upaya Penanganan

Pemerintah telah mengerahkan kekuatan nasional untuk merespons bencana, termasuk mobilisasi personel TNI-Polri, dukungan dana besar, serta bantuan logistik. Menteri Sekretaris Kabinet menjelaskan bahwa pemerintah pusat bersama jajaran daerah bekerja secara intensif sejak awal bencana untuk membantu evakuasi dan pemulihan di wilayah terdampak.

Selain itu, Menteri Lingkungan Hidup mengakui bahwa faktor deforestasi di beberapa kawasan hulu sungai turut memperparah dampak banjir. Kementeriannya fokus pada sanksi administratif dan gugatan perdata terhadap perusahaan yang terbukti melanggar aturan lingkungan, sementara aspek pidana ditangani oleh aparat yang berwenang.

Upaya gotong royong juga terlihat antara pemerintah dan swasta melalui dukungan CSR untuk pembangunan rumah bagi korban bencana di Sumatera. Pemerintah menyatakan sejumlah perusahaan telah berkomitmen membantu membangun kembali rumah warga terdampak.

Refleksi Bersama: Hari Ibu dan Bencana Sebagai Cermin

Peringatan Hari Ibu menekankan peran perempuan dalam membangun masyarakat berdaya sejalan dengan kebutuhan masyarakat menghadapi dampak bencana dan perubahan iklim. Kedua realitas ini mengingatkan bahwa pembangunan sosial dan lingkungan harus berjalan bersamaan.

Peran perempuan di keluarga dan komunitas sangat penting dalam proses pemulihan bencana serta upaya mitigasi risiko di masa depan.

Baca Juga: Banjir Meluas, Kemenkes Minta Perkuat Deteksi Dini Leptospirosis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner TikTok