CampusNet – Setiap kali ada skandal, kegagalan kebijakan, atau penurunan kepercayaan publik, sering kali kita mendengar bahwa para pejabat mengadakan retret. Merupakan momen refleksi, diskusi mendalam, dan perumusan strategi baru. Namun, di mata masyarakat, hasil dari retret-retret tersebut sering kali tidak terasa. Pejabat tetap melakukan kesalahan yang sama, kebijakan tetap tidak berpihak kepada rakyat, dan reformasi yang janji hanya sebatas wacana.
Retret: Refleksi atau Sekadar Formalitas?
Secara teori, retret pejabat bertujuan untuk mengevaluasi kinerja, memperbaiki koordinasi antarinstansi, dan memperkuat komitmen dalam menjalankan pemerintahan yang lebih baik. Namun, dalam praktiknya, banyak yang melihat retret sebagai agenda seremonial belaka, tanpa dampak nyata bagi masyarakat.
Beberapa kritik yang sering muncul adalah:
- Minimnya Transparansi – Hasil yang jarang publish secara jelas. Apa bahasannya, keputusan apa yang diambil, dan bagaimana implementasinya sering kali menjadi misteri bagi publik.
- Tidak Ada Perubahan Nyata – Meski sudah berkali-kali, pola korupsi, kebijakan yang tidak berpihak, dan birokrasi yang berbelit tetap menjadi masalah.
- Pemborosan Anggaran – Retret pengadaannya sering di lokasi mewah dengan fasilitas eksklusif, yang ironisnya dengan pajak rakyat. Jika hasilnya nihil, masyarakat berhak mempertanyakan manfaat dari acara ini.
Seharusnya, Retret Itu…
Agar tidak hanya menjadi agenda tahunan tanpa dampak, ada beberapa hal yang bisa:
- Evaluasi yang Terbuka: Hasil yang harus transparan, lengkap dengan langkah konkret ke depannya.
- Indikator Keberhasilan yang Jelas: Harus ada parameter yang menjadi kepastia perubahan benar-benar terjadi.
- Pelibatan Publik: Masyarakat harus memiliki ruang untuk memberikan masukan dan mengawasi tindak lanjut kegiatan.
Jika setelahnya tidak ada perubahan untuk rakyat, maka wajar jika masyarakat mempertanyakan esensinya. Retret seharusnya bukan sekadar jeda dari rutinitas atau agenda simbolis, melainkan titik balik bagi para pejabat untuk benar-benar melayani dengan lebih baik. Jika tidak, pertanyaan ini akan terus menggema
Apa gunanya retret jika pejabat masih gitu-gitu saja?