CampusNet – Artificial Intelligence atau AI semakin canggih dari hari ke hari. ChatGPT kini semakin canggih dan mampu berinteraksi layaknya manusia. Google meluncurkan AI baru bernama Gemini, sementara WhatsApp aktif bekerja sama dengan MetaAI, serta banyak inovasi lainnya yang terus berkembang.
Saking canggihnya, beberapa pekerjaan yang ada saat ini berpotensi tergantikan oleh AI di masa depan. Akibatnya, manusia bisa saja mengalami kekurangan pekerjaan, karena beberapa perusahaan sudah mulai menggunakan AI.
Bagaimana Artificial Intelligence Bisa Menggantikan Pekerjaan Manusia?
Lembaga global McKinsey menyatakan dengan meningkatnya adopsi dan penyerapan AI, serta kemajuan teknologi yang terungkap melalui simulasi mereka, AI akan memberikan dampak signifikan pada aktivitas ekonomi global. Di masa mendatang, AI dapat menambah sekitar $13 triliun terhadap ekonomi global, atau sekitar 16% lebih tinggi dari PDB kumulatif saat ini, dengan proyeksi ini tercapai pada tahun 2030.
Jumlah ini setara dengan 1,2% pertumbuhan PDB tambahan per tahun. Jika terwujud, dampak ini akan sebanding dengan dampak teknologi AI lainnya sepanjang sejarah. Hal ini terutama berasal dari substitusi tenaga kerja dengan otomatisasi dan peningkatan inovasi dalam produk dan layanan.
Laporan yang sama selanjutnya mengatakan pada tahun 2030, simulasi rata-rata menunjukkan sekitar 70% perusahaan akan merangkul revolusi AI dan mengadopsi setidaknya satu jenis teknologi AI, tetapi kurang dari setengahnya yang akan sepenuhnya menyerap lima kategori. Forbes mengatakan AI memiliki potensi untuk menjadi salah satu teknologi yang paling mengganggu di seluruh ekonomi global yang akan kita kembangkan.
Laporan dari bank investasi Goldman Sachs mengatakan AI dapat menggantikan setara dengan 300 juta pekerjaan penuh Waktu. AI dapat menggantikan seperempat pekerjaan di Amerika Serikat dan Eropa, tetapi juga dapat berarti pekerjaan baru dan ledakan produktivitas. Laporan ini juga memprediksi bahwa AI akan mulai mengotomatisasi dua pertiga pekerjaan di AS dan Eropa, dengan AI berpotensi sepenuhnya melakukan sekitar seperempat dari seluruh pekerjaan.
Para peneliti dari University of Pennsylvania dan OpenAI menemukan beberapa pekerja kerah putih berpendidikan yang berpenghasilan hingga Rp1 Miliar per tahun adalah yang paling mungkin terkena dampak otomatisasi tenaga kerja.
Forbes juga mengatakan menurut laporan MIT dan Boston University, AI akan menggantikan sebanyak dua juta pekerja manufaktur pada tahun 2025.
Sebuah studi dari McKinsey Global Institute melaporkan pada tahun 2030, setidaknya 14% karyawan di seluruh dunia mungkin perlu mengubah karier mereka karena kemajuan digitalisasi, robotika, dan AI.
Jenis Pekerjaan yang Akan Digantikan Artificial Intelligence
Berikut beberapa pekerjaan yang Akan tergantikan:
1. Retail
Beberapa kasir kini telah tergantikan oleh sistem self-service yang memungkinkan pelanggan melayani diri sendiri. Ini adalah contoh otomatisasi di sektor ritel yang sudah populer di toko kelontong dan gerai ritel besar. Meskipun mengizinkan pelanggan untuk memindai barang mereka sendiri dapat meningkatkan kasus pencurian, perusahaan menghemat lebih banyak uang dengan mengurangi kebutuhan karyawan yang bekerja di kasir.
2. Customer Service
Sadar tidak kalau sekarang jika menghubungi CS sekarang sudah mulai otomatis dan terjawab. Ternyata, sebagian besar interaksi layanan pelanggan kini tidak lagi melalui telepon oleh karyawan manusia, melainkan diambil alih oleh sistem otomatis atau chatbot. Sebagian besar waktu, pertanyaan dan masalah pelanggan berulang-ulang. Menjawab pertanyaan-pertanyaan ini tidak memerlukan kecerdasan emosional atau sosial yang tinggi. Oleh karena itu, AI dapat digunakan untuk memberikan jawaban otomatis untuk pertanyaan yang sering diajukan.
3. Resepsionis
Beberapa hotel di jepang sekarang sudah mulai menggunakan robot yang sudah diberikan kecerdasan buatan sebagai resepsionis, bahkan untuk menjawab panggilan telepon pun sudah dikelola oleh AI. Sebagai contoh, AimeReception dapat melihat, mendengarkan, memahami, dan berbicara dengan tamu dan pelanggan.
4. Akuntan
Banyak perusahaan sekarang menggunakan otomatisasi dan AI untuk praktik pembukuan mereka. Layanan pembukuan yang didukung AI menyediakan sistem akuntansi yang efisien, fleksibel, dan aman karena tersedia sebagai layanan berbasis cloud. Algoritma AI mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis data dengan benar. Menggunakan layanan akuntansi AI jauh lebih murah daripada membayar gaji karyawan untuk melakukan pekerjaan yang sama.
5. Research dan Analysis
Bidang analisis data dan penelitian adalah bidang yang sudah menerapkan penggunaan kecerdasan buatan sebagai metode untuk merampingkan proses dan mengidentifikasi data baru tanpa bantuan manusia. Kekuatan pemrosesan komputer modern memungkinkan pemilahan, ekstrapolasi, dan analisis data yang efisien. Karena AI terus meningkat, mungkin tidak diperlukan lagi peran manusia dalam analisis data dan penelitian.
6. Pekerjaan Gudang/Logistik
Penjualan online adalah industri yang terus berkembang dan disertai dengan meningkatnya kebutuhan akan proses dan sistem otomatis yang secara efisien memasukkan pesanan ke dalam truk untuk pengiriman. Salah satu area fokus untuk merampingkan proses adalah penggunaan otomatisasi. Otomatisasi dasar dan implementasi buatan di gudang memungkinkan akses mudah ke sistem terkomputerisasi untuk menemukan paket dan mengarahkan staf, dan AI di masa depan bahkan dapat melakukan pengambilan dan pemuatan secara mekanis untuk meningkatkan kapasitas pengiriman
Perkembangan kecerdasan buatan (AI) memang menghadirkan tantangan besar terhadap dunia kerja, karena banyak pekerjaan yang berpotensi tergantikan oleh otomatisasi. Meskipun demikian, AI juga membawa potensi untuk menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan produktivitas secara signifikan. Oleh karena itu, penting bagi tenaga kerja untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi ini, dengan mengembangkan keterampilan baru yang relevan untuk menghadapi perubahan ini.