CampusNet – Gotong royong merupakan wujud “memedomani, menghayati dan mengamalkan Pancasila” secara nyata! Kutipan @Heraloebss di platform X saat mengomentari Pembangunan Jembatan Bambu atas Swadaya Gotong Royong masyarakat Suku Baduy. Nantinya, jembatan tersebut akan menghubungkan warga antar dusun.
Warisan Budaya: Nilai leluhur Indonesia
Secara harfiah, gotong royong merupakan bahan bakar solidaritas yang harus ada di kehidupan berkeluarga, bermasyarakat dan berbangsa untuk saling membantu menyelesaikan permasalahan di kehidupan sosial.
Definisi gotong royong berarti joint bearing of burdens: yakni bekerja sama, saling menggerakkan dan mempengaruhi untuk membangun interaksi sosial di masyarakat. Gotong Royong adalah fundamental ideologi, praktik yang dapat mempengaruhi kehidupan.
Ideologi gotong royong mulai populer sejak pidato presiden pertama Ir. Soekarno pada tahun 1945: “Negara Indonesia yang di dirikan haruslah negara gotong royong!” Pidato ini akhinya menjadi slogan dan ciri khas masyarakat.
Gotong royong menjadi salah satu warisan budaya; populer sebagai dasar—cara hidup multi budaya dan agama di Indonesia
Gotong Royong Era Digital
Fenomena kontemporer telah mengalami shift—digital transformation. Hampir seluruh aktivitas transfer–receive informasi pada masyarakat urban ada di platform digital. Hal ini merupakan bentuk digital crowdsourcing atau urun daya digital.
Urun daya digital atau digital crowdsourcing adalah hasil dari perkembangan internet yang semula
sebagai media informasi kini menjadi media sosial dengan basis kerumunan penggunanya. Semangat gotong royong harus di bangkitkan di tengah-tengah kehidupan masyarakat modern yang cenderung individualis!
Gotong royong masih eksis, hal itu terlihat dalam praktik sharing economy pada Startup Unicorn di Indonesia: bisnis berbasis kepentingan bersama untuk membuka lapangan pekerjaan secara masif. Hal ini merupakan spirit gotong royong pada sistem ekonomi di era digital.
Untuk itu, dengan mengembalikan nilai gotong royong pada masyarakat urban akan menjadikan mereka terbiasa berbagi dan saling berpesan: “Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup sendiri; mereka butuh untuk saling bekerja sama.”