CampusNet – Dalang merupakan seorang pemimpin atau tokoh utama dalam pertunjukkan wayang. Dalam pertunjukkan wayang, dalang sendiri memegang kendali penuh atas jalannya pertunjukkan. Tidak hanya menjadi penggerak, dalang juga menjadi narator yang menceritakan kisah dengan berbicara, bernyanyi hingga memerankan beberapa karakter. Secara umum, dalang merupakan seseorang yang menyampaikan cerita melalui pertunjukkan wayang dengan lagu dan iringan gamelan sebagai latarnya.
Di Indonesia sendiri, dalang profesi dalang merupakan salah satu profesi yang dihormati karena turut serta melestarikan kebudayaan Indonesia. Kampus-kampus di Indonesia juga sudah mulai menawarkan ilmu pedalangan dengan pengajar yang juga seorang dalang.
Beberapa Dalang di Indonesia juga merupakan seorang dosen di antaranya:
1. Ki Kasidi Hadiprayitno
Ki Kasidi Hadiprayitno merupakan dosen jurusan pedalangan fakultas. Pernah menjadi dosen luar biasa pada jurusan sastra daerah fakultas ilmu budaya UGM Yogyarakarta pada tahun 1995-2000 dan fakultas ekonomi universitas Wangsa Manggala Yogyakarta. Ki Kasidi Hadiprayitno juga menjabat sebagai ketua Lembaga Masyarakat ISI Yogyakarta.
Selain kemampuannya mendalang, Ki Kasidi juga pandai dalam tradisi meruwat. Turunan meruwat berasal dari ayahnya, yaitu Ki Timbul Cermomanggolo.
2. Profesor Aji Prasetya Wibawa
Profesor Aji Prasetya Wibawa merupakan dosen Universitas S3 Teknik elektro dan Informatika Negeri Malang yang mengenalkan kesenian eog Ponorogo dan teknik mendalang hingg ke Australia.
Tahun 2005 Prof Aji mulai menjadi dosen Universitas Negeri Malang. Sambil mengajar, Prof Aji juga menyempatkan waktunya untuk memperbanyak referensi mengenai dunia dalang. Tahun 2008, Ki Aji mulai mendalang. Penampilan perdananya di pernikahan adik kandungnya sendiri. Prof Aji juga pernah mengisi pentas-pentas kesenian di Australia.
3. Ki Manteb Sudarsono
Ki Manteb atau terkenal dengan sebutan Dalang Setan merupakan dalang kelahiran 31 agustus 1948. Mulai mendalang tahun 1956. Awalnya Ki Manteb membuka penampilan sang ayah, yaitu Ki Hardjo dalam pertunjukkan wayang. Sejak putus sekolah, Ki Manteb tidak pernah mengerjakan hal lain, hanya fokus terhadap wayang dan gamelan.
Pada 1985, Ki Manteb mulai memiliki jadwal rutin, yaitu penampilan lakon Banjaran Bima di Jakarta yang terseleggara rutin setiap bulan. Ki Manteb juga sempat menjadi sutradara sandiwara radio. Tahun 1988, Ki Manteb mendapat tawaran iklan produk obat sakit kepala. Dua tahun kemudian, Ki Manteb kembali mendapat tawaran dengan iklan yang sama. saat itu, lahirlah frasa “Pancen Oye” yang masih terkenal sampai saat ini. Selanjutnya, pada 1992, Ki Manteb ikut B.J. Habibie yang saat itu menjabat sebagai menteri Negara Riset dan Teknologi pada acara paeran dagang di Spanyol. Ki Manteb mebawa wayang dan gamelan, tujuannya adalah untuk mempromosikan wayang ke luar negeri. Saat itu, wayang dan gamelan yang beliau bawa laku terjual. Tahun 2004, Ki Manteb melakukan gebrakan, yaitu mendalang selama 24 jam 28menit tanpa henti. Ki Manteb mendapat rekor Muri karena prestasinya itu.
ISI Surakarta mengangkat Ki Manteb menjadi salah dewan empu Paripurna, tingkatan Empu tertinggi di dari tiga kategori Empu. Ki Manteb juga merupakan dosen tidak tetap ISI Surakarta. Ki Manteb mengampu mata kuliah Praktik Pedalangan Gaya Pokok di Fakultas Seni Pertunjukan ISI Surakarta.
Namun tahun 2021, Ki Manteb tutup usia karena terpapar virus corona