CampusNet – Dampak efisien anggaran saat ini tengah menjadi polemik yang cukup krusial di tengah masyarakat. Hal ini karena pelaksanaan efisiensi anggaran dinilai tidak mempertimbangkan aspek secara sosial keseluruhan, seperti timbulnya PHK massal, pemotongan dana kesehatan, hingga infrastruktur. Salah satu sektor terdampak yang cukup banyak menarik perhatian yaitu pada sektor pendidikan, seperti pemotongan KIP-K, naiknya UKT, terancamnya ribuan mahasiswa putus kuliah, hingga menurunnya kualitas pendidikan.
Tidak heran, jika ribuan mahasiswa dari berbagai belahan daerah turun ke jalanan untuk menjalani aksi demo. Dari sekian banyak dampak efisiensi anggaran terhadap sektor pendidikan, kualitas terhadap tenaga pendidik menjadi bahan perhatikan.
Definisi Efisiensi Anggaran
Sebelum membahas mengenai dampak terhadap kualitas tenaga pendidik, ada baiknya kita mengetahui definisinya terlebih dahulu. Efisiensi anggaran merupakan upaya untuk mencapai tujuan dengan menggunakan sumber daya seminimal mungkin, tanpa mengurangi kualitas. Adapun tujuannya, tidak hanya mencangkup pada pengurangan pengeluaran dana, tetapi juga pada upaya mengalokasikan dana secara efektif dan efisien untuk memberikan hasil yang maksimal.
Cara Mengukur
Efisiensi anggaran akan tercapai ketika program-program yang dirancang dapat terlaksana dengan menggunakan sumber daya atau input seminimal mungkin. Adapun cara mengukurnya dalam ilmu ekonomi yaitu dengan membandingkan realisasi belanja langsung (anggaran yang sudah digunakan) dan realisasi anggaran belanja (anggaran yang dialokasikan atau direncanakan sebelumnya), kemudian hasilnya dikalikan 100%. Hasil persentase ini yang akan menunjukkan apakah anggaran telah efisien atau tidak. Terdapat beberapa kriteria atau tingkat efisiensi anggaran berdasarkan hasil pengukuran sebagai berikut.
- > 100%: Sangat efisien
- 90% – 100%: Efisien
- 80% – 90%: Cukup efisien
- 60% – 80%: Kurang efisien
- < 60%: Tidak efisien
Dampak Efisien Anggaran Terhadap Kualitas Tenaga Pendidik
Sektor pendidikan menjadi salah satu sektor yang terkena dampak efisiensi anggaran. Efisiensi anggaran dapat berdampak positif atau negatif bagi sektor pendidikan tergantung bagaimana cara dialokasikan. Untuk dampak negatifnya, seperti berkurangnya dana untuk infrastruktur pendidikan, berkurangnya program ekstrakurikuler, naiknya SPP, dan UKT. Dampak tersebut dapat menurunkan kualitas pendidikan, semangat belajar siswa, proses belajar mengajar, terutama kualitas tenaga pendidik. Hal ini membuat kesempatan bagi tenaga pendidik menjadi berkurang dalam berkecimpung di dunia pendidikan serta menurunnya semangat atau motivasi tenaga pendidik.
Tentunya, kondisi tersebut membuat proses belajar mengajar menjadi menurun dan terganggu yang dapat berakibat pada siswa. Oleh karena itu, proses efisiensi anggaran harus trasparan dan tidak menyentuh aspek strategis, seperti penguatan kapasitas tenaga pendidik, program literasi, hingga kesejahteraan tenaga pendidik.
Salah satu contohnya yaitu tunjangan kinerja dosen yang terancam menghilang. Dalam Rapat Kerja Komisi X DPR (13/2), Menteri Kemendiktisaintek, Satryo, menjelaskan bahwa terdapat efisiensi sebesar 25% pada tunjangan dosen non-PNS. Namun, Menteri Satryo mengupayakan agar hal ini tidak terkena efisiensi. Menurutnya, tunjangan dosen non-PNS seharusnya masuk ke dalam anggaran non-efisiensi rupiah murni.
Baca Juga: Efisiensi Anggaran Pendidikan: Solusi atau Masalah Baru?