CampusNet – Coba bayangkan ini. Kamu mengerjakan ujian dan drone mengawasi setiap gerak gerikmu. Mau berbuat curang? Pihak berwenang akan menangkapmu! Ya, setegas itu lah ujian Gaokao di Tiongkok, ujian yang dipercaya menentukan jalan hidupmu. Bahkan pada dua hari ujian tersebut, banyak supir taksi yang mengantarkan para peserta ujian secara gratis untuk menunjukkan dukungan mereka.
Apa itu Gaokao?
Di negeri tirai bambu, Gaokao adalah sebutan bagi ujian masuk perguruan tinggi. Ujian ini berjalan untuk dua hari, dan berlangsung selama sembilan jam. Ujian ini dipercaya dapat mengubah hidup seseorang karena skor ujian yang tinggi berarti mereka bisa masuk ke universitas top.
Kompetisi tidak main-main karena banyaknya orang yang mengikuti ujian. Bahkan, menurut Business Standard, tahun ini ada 13,000,035 murid yang akan mengikuti ujian ini.
Sejarah Ujian di Tiongkok
EBSCO Research Starters mengatakan bahwa pada tahun 1952 ujian diciptakan untuk mengukur potensi akademik siswa sekolah dasar dan akhirnya menjadi resmi secara hukum. Namun, Mao Zedong mengajak anak-anak muda untuk mendukungnya saat revolusi budaya. Akibatnya, pihak-pihak tertentu menganggap ideologi lebih penting daripada ilmu, sehingga akademisi menjadi terpinggirkan.
Selama periode tiga tahun yang ditandai oleh Revolusi Kebudayaan, pemerintah mengirim individu-individu terpelajar ke pedesaan terpencil untuk berhubungan dengan kelas pekerja. Aksi pemerintah membuat masa depan gaokao menjadi tidak pasti. Kekacauan dan kemerosotan ekonomi melanda, dan pemerintah kembali membuka universitas. Namun, pihak kampus hanya menerima mahasiswa yang direkomendasikan unit pekerja dan terbukti loyal pada ideologi negara.
Setelah kematian Mao pada tahun 1976, kepemimpinan baru mengembalikan gaokao, menawarkan peluang baru bagi banyak orang yang sebelumnya tidak mendapatkan pendidikan tinggi. 5,7 juta orang mengikuti ujian pada tahun 1977. Perguruan tinggi yang ada hanya menerima sebesar 5% mahasiswa.
Tekanan untuk mencapai nilai tinggi menyebabkan peningkatan bimbingan belajar dan kasus kecurangan. Sebagai tanggapan, pemerintah Tiongkok mengkriminalkan kecurangan pada tahun 2016, yang mengakibatkan ribuan kasus dan hukuman.
Pada tahun 2024, provinsi-provinsi mulai menggunakan teknologi canggih seperti pemindai iris mata dan facial recognition AI untuk memerangi kecurangan.
Seberat apa Tekanan Gaokao?
Menurut South China Morning Post, ujian ini menentukan lebih dari karir. Pertemanan, bahkan pernikahan juga terpengaruh. Bahkan, pelajar menggunakan IV drips rumah sakit saat belajar agar mereka bisa mendapatkan energi tanpa harus “membuang waktu” lewat mengunyah dan menelan makanan. Pelajar perempuan juga menggunakan pil KB untuk menunda mens mereka selama ujian berlangsung.
Cora Xu, professor dari School of Education, Durham University mengatakan bahwa fisik pelajar juga terpengaruh. Tekanan psikologis ujian ini menyebabkan nafsu makan yang hilang, sakit perut, rasa mual, dan berbagai gejala lain.
Shenzen’s Bureau of Education melaporkan lebih dari setengah pelajar yang bunuh diri melakukannya di bawah tekanan akademik yang ekstrim. Tekanan ini bisa mulai dari SMP, karena SMP yang baik menentukan SMA yang bisa mempersiapkan para muridnya secara optimal untuk Gaokao. Beberapa SMA dikenal sebagai “pabrik Gaokao” karena mereka mempersiapkan para murid dengan sangat tegas.
Itulah sekilas dari seberapa ekstrimnya ujian universitas di Tiongkok. Menurutmu, apa metode pendidikan ini cocok di Indonesia?


