Generasi Muda Berseru: Fenomena Tone Deaf dalam Pergerakan Mahasiswa

CampusNet – Mahasiswa kerap disebut sebagai agent of change yang membawa aspirasi masyarakat. Mereka menjadi suara generasi muda yang berani, kritis, dan tidak takut menantang ketidakadilan. Namun, dalam isu politik dan sosial terkini, suara mahasiswa sering berhadapan dengan fenomena tone deaf di ruang publik. Suara lantang mereka justru hilang dalam kebisuan, sementara banyak pihak memilih diam atau memberikan klarifikasi yang berujung blunder.

Mahasiswa sebagai Representasi Generasi Muda

Pergerakan mahasiswa hadir bukan sekadar aksi jalanan, melainkan simbol keterlibatan generasi muda dalam menjaga demokrasi. Saat revisi UU Penyiaran, kenaikan UKT, dan kebijakan energi memicu keresahan, mahasiswa tampil menegaskan sikap. Mereka mengangkat poster, berorasi, dan menyampaikan keresahan rakyat yang jarang tersampaikan di forum formal.

Generasi muda tidak hanya menuntut perubahan kebijakan, tetapi juga menegaskan pentingnya partisipasi aktif dalam demokrasi. Namun, suara mereka sering bertemu keheningan. Figur publik memilih diam, sementara sebagian justru melontarkan pernyataan yang tidak nyambung dengan realitas. Kondisi itu memperlihatkan tone deaf dalam komunikasi publik.

Fenomena Tone Deaf dalam Isu Politik Terkini

Beberapa pekan terakhir, mahasiswa menolak revisi UU Penyiaran karena ancaman terhadap kebebasan berekspresi. Mereka menggelar aksi di berbagai kota dengan orasi dan diskusi terbuka. Akan tetapi, publik figur yang biasanya vokal memilih bungkam. Bahkan, sebagian mencoba klarifikasi, tetapi justru memperlihatkan ketidakpekaan terhadap keresahan masyarakat.

Fenomena tone deaf tampak jelas ketika suara mahasiswa yang seharusnya mendapat dukungan luas justru tidak direspons. Akibatnya, publik menilai adanya jurang komunikasi antara generasi muda dengan pihak yang seharusnya berdiri bersama mereka.

Dampak Tone Deaf terhadap Gerakan Mahasiswa

Sikap tone deaf merugikan mahasiswa sekaligus melemahkan solidaritas masyarakat. Gerakan kehilangan gaung ketika tidak ada resonansi dari elemen lain. Keheningan publik figur membuat suara mahasiswa tampak terisolasi dan seolah-olah mereka berjuang sendirian.

Sejarah memperlihatkan bahwa gerakan mahasiswa mampu mendorong perubahan besar ketika masyarakat ikut mendukung. Jika suara mahasiswa diabaikan, momentum perjuangan melemah, begitu pula posisi strategis mereka sebagai representasi generasi muda.

Mengapa Mahasiswa Tetap Relevan

Di tengah kondisi tone deaf, mahasiswa tetap berperan penting. Mereka berani menantang kebisuan dan menunjukkan bahwa kritik harus hidup meski banyak pihak memilih diam. Sikap kritis generasi muda menegaskan bahwa politik tidak hanya milik elite, tetapi juga menyentuh kehidupan sehari-hari.

Mahasiswa hadir sebagai jembatan antara rakyat dan pembuat kebijakan. Mereka menyuarakan isu pendidikan, demokrasi, hingga kebebasan berpendapat. Dalam konteks ini, mahasiswa bukan sekadar demonstran, melainkan penggerak perubahan yang menjaga ruang publik tetap hidup.

Menjaga Agar Suara Tidak Sumbang

Mahasiswa perlu memastikan suara mereka tetap membumi. Mereka bisa memilih bahasa sederhana agar mudah dipahami masyarakat. Selain itu, mereka perlu mendasarkan gerakan pada riset agar tuntutan terlihat jelas dan terarah. Solidaritas lintas kelompok juga penting untuk memperkuat legitimasi gerakan.

Dengan langkah-langkah tersebut, mahasiswa mampu menghindari stigma elitis dan justru memperkuat kepercayaan publik. Kepekaan, sikap solutif, dan konsistensi menjadikan mereka relevan sebagai representasi generasi muda.

Kesimpulan

Fenomena tone deaf di tengah pergerakan mahasiswa memperlihatkan adanya kesenjangan komunikasi antara suara generasi muda dan pihak lain. Meski banyak memilih diam, mahasiswa tetap konsisten bersuara. Mereka membuktikan bahwa kritik tidak boleh padam karena masa depan demokrasi bergantung pada keberanian generasi muda.

Pertanyaan tetap menggema: ketika generasi muda berseru, siapa yang mendengar?

Baca Juga: Gen-Z dan Politik: Aksi Nyata atau Sekadar Tren?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner TikTok