CampusNet – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup di zona merah pada perdagangan Senin, 8 September 2025. Data Bursa Efek Indonesia menunjukkan IHSG melemah 100,50 poin atau –1,28% ke level 7.766,85
Sebelumnya, IHSG sempat menguat hingga menyentuh level tertinggi 7.934,99, namun tekanan jual yang semakin deras di sesi sore mendorong indeks ke titik terendah harian 7.766,85 sebelum akhirnya ditutup melemah.
Penyebab IHSG Anjlok
Pelemahan IHSG hari ini erat kaitannya dengan keputusan pemerintah yang mengganti Menteri Keuangan. Menurut analis, ada kekhawatiran dari pelaku pasar mengenai:
- Ketidakpastian kebijakan fiskal
Belum jelas arah kebijakan keuangan negara setelah pergantian menteri, termasuk pengendalian defisit dan keberlanjutan stimulus ekonomi. - Aksi jual asing
Data BEI mencatat investor asing melakukan aksi jual bersih yang signifikan, menambah tekanan pada IHSG. - Sentimen global
Fluktuasi harga komoditas dan pelemahan bursa regional turut memperburuk tekanan pasar domestik.
Sektor Saham yang Tertekan
Sejumlah sektor saham ikut terguncang akibat aksi jual besar-besaran, terutama:
- Perbankan: saham big cap perbankan menjadi sasaran utama profit taking.
- Komoditas: harga komoditas dunia yang tidak stabil membuat sektor ini ikut melemah.
- Properti dan konstruksi: kekhawatiran perlambatan proyek baru semakin menekan saham properti.
Data Perdagangan IHSG 8 September 2025
- Penurunan: –1,28% (100,50 poin)
- Level tertinggi intraday: 7.934,99
- Level terendah intraday: 7.766,85
- Nilai transaksi: Rp 8,95 Trilliun
Prospek IHSG ke Depan
Analis memperkirakan IHSG akan tetap bergerak fluktuatif dalam beberapa hari ke depan. Pasar menanti kepastian arah kebijakan ekonomi dari Menteri Keuangan yang baru, terutama terkait defisit anggaran, stimulus fiskal, serta langkah menjaga stabilitas makroekonomi.
Investor disarankan untuk tetap waspada, memperhatikan sektor-sektor defensif, dan mengatur portofolio secara selektif hingga ada kejelasan kebijakan dari pemerintah.
Kesimpulan
IHSG anjlok usai pergantian Menteri Keuangan mencerminkan kekhawatiran pasar terhadap ketidakpastian kebijakan fiskal. Dengan nilai transaksi mencapai Rp 17,73 triliun dan tekanan jual asing yang kuat, pasar modal Indonesia menunjukkan gejala wait and see.
Publik dan investor kini menanti langkah strategis pemerintah untuk mengembalikan kepercayaan pasar serta menjaga stabilitas ekonomi nasional.