CampusNet – Organisasi kampus yang memiliki tanda-tanda “red flag” seringkali bisa merugikan perkembangan pribadi dan akademik mahasiswa. Alih-alih memberikan manfaat, organisasi semacam ini justru cenderung membebani anggotanya dengan tuntutan yang tidak seimbang, budaya yang toksik, atau tidak transparan dalam hal keuangan maupun kepemimpinan. Sebelum terjebak, penting untuk mengenali ciri-ciri organisasi kampus yang sebaiknya dihindari.
1. Pola Kepemimpinan Otoriter
Jika kepemimpinan atau ketua dalam organisasi terasa terlalu otoriter dan suara anggota tidak didengarkan dan bertindak sesuai keinginannya harus diwaspadai. Pemimpin yang selalu mendominasi tanpa memberi ruang diskusi seringkali membuat suasana tidak kondusif merupakan tanda red flag nya organisasi. Padahal kampus seharusnya menjadi tempat di mana setiap orang bisa belajar berorganisasi secara demokratis.
2. Tidak Mendukung Pengembangan Anggota
Tujuan bergabung dengan organisasi kampus adalah untuk mengembangkan soft skill dan memperluas jaringan. Jika organisasi lebih banyak memanfaatkan tenaga anggota tanpa memberikan pelatihan atau kesempatan berkembang, ini tanda kamu perlu mempertimbangkan untuk keluar.
3. Rapat Terlalu Lama
Rapat organisasi yang ngaret atau berlarut-larut tanpa tujuan yang jelas dan tanpa menghasilkan keputusan konkret adalah ciri organisasi yang tidak efisien. Hal ini hanya akan membuang waktu dan energi anggotanya. Tentu saja lama kelamaan ini akan mengganggu keseimbangan antara akademik dan kehidupan pribadi. Organisasi yang baik menghargai waktu anggotanya dengan mengadakan rapat yang efektif dan efisien.
4. Banyak Konflik Internal
Jika konflik internal sering terjadi dan tidak terselesaikan dengan baik, itu menunjukkan bahwa organisasi tersebut tidak sehat. Organisasi yang baik harus dapat mengelola pendapat yang berbeda dan konflik secara profesional tanpa menyebabkan konflik. Konflik yang berlarut-larut hanya akan menyebabkan ketidaknyamanan bagi anggotanya dan mengganggu kinerja anggota lain.
5. Palugada
Apa lu mau gua ada “palugada” yang kerap terjadi menandakan organisasi tersebut tidak sehat. Pekerjaan palugada mirip seperti multitasking yang menangani berbagai tugas berbeda dalam satu waktu. Saat terlalu banyak mengambil kegiatan di luar kapasitas hanya akan membuat kamu kehilangan arah dan tidak fokus pada tujuan utamanya. Jangan sampai organisasi justru menambah beban.
6. Dikit-Dikit Nombok
Jika anggota suatu organisasi sering kali mengeluarkan uang pribadi untuk menutupi biaya operasional atau kegiatan, ini adalah tanda organisasi yang kurang sehat dalam manajemen keuangan. Organisasi yang baik seharusnya memiliki perencanaan keuangan yang matang dan tidak membebani anggotanya dengan biaya tambahan yang tidak seharusnya.
7. Tidak ada Inovasi Program Kerja
Berbeda dengan organisasi red flag, organisasi yang sehat memiliki visi, misi, dan program kerja yang jelas. Jika kamu merasa organisasi hanya mengulang-ulang aktivitas tanpa tujuan atau tidak ada perkembangan yang nyata, itu bisa jadi pertanda organisasi tersebut kurang terarah.
8. Toxic Environment
Ciri organisasi red flag lainnya adalah lingkungan yang toxic atau toxic environment. Jika dalam organisasi sering terjadi gosip, persaingan tidak sehat, atau ada circle di dalam circle, bahkan kurangnya perhatian terhadap kesehatan mental bisa merusak pengalaman berorganisasi kamu. Lingkungan yang sehat harus mendukung kolaborasi dan saling menghargai.
Bergabung dengan organisasi kampus merupakan cara bagus untuk mengembangkan diri, tetapi kamu harus selektif. Jika menemui salah satu atau beberapa ciri di atas, ada baiknya mempertimbangkan kembali keterlibatanmu.
Organisasi yang sehat akan selalu mendukung pertumbuhan dan peduli pada anggotanya. Selain mengikuti organisasi, kamu juga bisa memilih untuk bekerja freelance sebagai alternatif untuk mengembangkan diri dan mendapatkan pengalaman kerja.
Baca juga : 8 Rekomendasi Freelance Bagi Mahasiswa yang Ingin Cuan