CampusNet – Di kampus, banyak orang langsung duduk dan menatap ponsel begitu piring mereka kosong. Padahal, berdiri dan jalan kaki beberapa menit setelah makan bisa memberi efek besar bagi tubuh.
Riset yang dikutip Jawapos (2025) menunjukkan bahwa jalan kaki ringan setelah makan menurunkan lonjakan gula darah. Otot yang bergerak aktif langsung menggunakan glukosa dari aliran darah, sehingga efeknya setara dengan olahraga singkat.
Laporan News Medical (2025) juga menemukan bahwa sepuluh menit jalan kaki santai setelah makan menstabilkan gula darah lebih efektif daripada duduk diam dalam waktu yang sama.
Bukan Soal Kalori, Tapi Ritme Tubuh
Setelah makan besar, tubuh mulai memproses metabolisme yang cukup berat. Ketika seseorang berjalan kaki, sistem pencernaan bekerja lebih efisien, makanan bergerak lebih cepat di saluran cerna, dan rasa penuh di perut berkurang.
Orang yang rutin berjalan kaki setelah makan biasanya tidak merasa kantuk berlebihan di siang hari. Tubuh mereka tetap aktif, aliran darah lancar, dan energi terpakai dengan baik. Saat malam tiba, tubuh mereka lebih mudah beristirahat karena tidak menimbun energi berlebih.
Penelitian juga menunjukkan bahwa aktivitas ringan setelah makan malam membantu memperbaiki kualitas tidur. Tubuh yang tetap bergerak pelan lebih cepat memasuki fase relaksasi alami sebelum istirahat.
Cara Praktis Menerapkannya di Kampus
- Mulailah berjalan 5–30 menit setelah makan.
- Lakukan selama 10–15 menit dengan kecepatan santai.
- Pilih rute ringan seperti dari kantin ke perpustakaan atau taman kampus.
- Gunakan waktu berjalan untuk bersantai atau berbincang, bukan sekadar membakar kalori.
- Ulangi kebiasaan ini setiap selesai makan agar tubuh tetap konsisten beradaptasi.
Tidak perlu menunggu waktu olahraga sore untuk bergerak. Sepuluh menit berjalan di koridor kampus, menyusuri taman, atau menemani teman ke minimarket sudah cukup memberi manfaat bagi metabolisme.
Menurut INA-RESPOND Network (2024), aktivitas singkat yang dilakukan beberapa kali sehari lebih efektif menstabilkan gula darah dibanding satu sesi olahraga panjang.
Kebiasaan ini mudah menyatu dengan rutinitas kampus. Setelah makan siang, berjalanlah sebentar sebelum kelas berikutnya. Setelah makan malam, melangkahlah pelan sambil berbincang santai. Tubuh akan menyesuaikan ritme dan metabolisme secara alami.
Sedikit Catatan Kesehatan
Pakar di Cleveland Clinic (2024) menjelaskan bahwa jalan kaki setelah makan sebaiknya tetap ringan. Setelah makan berat, beri jeda 5–10 menit sebelum mulai melangkah.
Mereka juga menegaskan bahwa orang dengan kondisi medis tertentu, seperti diabetes atau gangguan jantung, perlu berkonsultasi dengan dokter sebelum rutin melakukannya.
Langkah Pendek Tapi Impact-nya Panjang
Tubuh bekerja lebih baik ketika kita mengajaknya bergerak. Jalan kaki setelah makan tidak membutuhkan alat khusus atau waktu panjang, tetapi aktivitas kecil ini mampu mengubah cara tubuh memproses energi dan menjaga keseimbangan hidup.
Di tengah padatnya jadwal kuliah, tumpukan tugas, dan gelas kopi dingin yang belum habis, langkah sederhana ini bisa menjadi bentuk kepedulian paling nyata terhadap diri sendiri. Kadang, tubuh tidak butuh pelarian besar, hanya ajakan lembut untuk bergerak.
Baca Juga: 5 Tempat Favorit Mahasiswa Saat Butuh Menyepi


