CampusNet – Pemerintah Jepang tengah menyiapkan reformasi besar dalam sistem kuliah. Mulai tahun akademik 2026, Jepang berencana menggabungkan jenjang S1 dan S2 menjadi satu jalur terpadu yang bisa diselesaikan hanya dalam lima tahun.
Kebijakan ini akan mengubah struktur kuliah yang selama puluhan tahun dikenal dengan pola empat tahun sarjana dan dua tahun magister. Melalui sistem baru, mahasiswa dapat langsung melanjutkan ke tingkat magister tanpa harus mendaftar ulang, asalkan memenuhi kriteria tertentu.
Satu Jalur, Dua Gelar
Dalam sistem lama, mahasiswa harus menyelesaikan studi sarjana selama empat tahun sebelum bisa melanjutkan ke magister selama dua tahun. Namun lewat program baru ini, mahasiswa dapat mengambil mata kuliah magister sejak tahun keempat S1, lalu menyelesaikan program S2 hanya dalam satu tahun tambahan.
Total waktu kuliah pun menjadi sekitar lima tahun untuk dua gelar sekaligus, lebih cepat satu tahun dibanding sistem tradisional.
Beberapa universitas besar seperti Keio University dan Hitotsubashi University telah lebih dulu mencoba model serupa dengan program “4+1”. Hasilnya, mahasiswa bisa meraih gelar magister tanpa harus melalui proses seleksi ulang atau jeda akademik.
Tujuan: Jawaban atas Krisis Populasi dan Tenaga Ahli
Langkah ini bukan tanpa alasan. Jepang kini menghadapi penurunan jumlah mahasiswa dan tenaga kerja usia muda akibat krisis demografi. Pemerintah berharap sistem S1–S2 terpadu dapat mempercepat lahirnya tenaga ahli dengan kualifikasi magister yang siap bersaing di dunia industri dan riset global.
Selain itu, reformasi ini juga diharapkan bisa meningkatkan daya tarik universitas Jepang di mata mahasiswa internasional. Dengan waktu studi yang lebih singkat dan kurikulum yang terintegrasi, kampus Jepang ingin menjadi destinasi favorit bagi pelajar dari berbagai negara.
Tantangan dan Kekhawatiran
Meski dinilai efisien, sejumlah akademisi mengingatkan agar perubahan ini tidak mengorbankan kualitas riset dan kedalaman ilmu. Mereka menilai, mempercepat waktu kuliah dari enam tahun menjadi lima tahun perlu diimbangi dengan penyesuaian metode pembelajaran dan pendampingan akademik.
Beberapa pihak juga menyoroti perlunya dukungan dari sektor industri. Gelar magister akan kehilangan nilai tambah jika perusahaan di Jepang masih menempatkan lulusan S1 dan S2 pada posisi yang sama.
Apa Artinya bagi Mahasiswa Internasional?
Bagi mahasiswa luar negeri, termasuk dari Indonesia, sistem kuliah ini membuka peluang baru. Dengan jalur S1–S2 terpadu, mereka dapat menghemat waktu, biaya, dan mempercepat karier akademik. Namun tentu, tantangan seperti adaptasi budaya belajar dan intensitas riset tetap harus diantisipasi.
Jepang berharap reformasi sistem kuliah ini dapat mencetak generasi profesional muda yang lebih cepat, efisien, dan kompeten, sekaligus menjaga kualitas akademik yang selama ini menjadi ciri khas universitas Jepang.