Kepercayaan Tinggi Publik terhadap Sains

CampusNet – Indonesia menunjukkan kepercayaan publik yang kuat terhadap ilmuwan melalui produknya, sains. Survei terbaru dalam Nature Human Behaviour tahun 2025 menempatkan rata‑rata kepercayaan masyarakat Indonesia pada ilmuwan sebesar 3,84 dari skala 5, lebih tinggi dari rata‑rata global 3,62. Fakta ini menggembleng optimisme, tetapi sekaligus memunculkan tantangan besar.

Meski publik percaya bahwa ilmuwan memiliki kompetensi tinggi dan metode ilmiah menjadi cara terbaik mengungkap kebenaran, masyarakat merasa suara mereka kurang dipertimbangkan. Ilmuwan sering dinilai kurang terbuka terhadap umpan balik publik. Di sisi lain, masyarakat menginginkan penelitian fokus pada isu sehari-hari seperti kemiskinan, energi, dan kesehatan. Namun, riset akademik kerap bergerak di bidang yang manfaatnya belum dirasakan langsung oleh masyarakat.

Menurut Yudi Darma, Direktur Diseminasi dan Pemanfaatan Sains dan Teknologi Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, masyarakat perlu aktif terlibat dalam diskursus sains. Dia menegaskan bahwa pemerintah dan ilmuwan harus menghadirkan sains di tengah masyarakat; membuat sains mudah dipahami, terasa manfaatnya, dan mampu menjawab persoalan nyata. Dengan cara ini, masyarakat tidak hanya percaya tetapi juga ikut bergerak dalam penyusunan kebijakan berbasis bukti.

Sains sebagai “Cerita”—Menerjemahkan Fakta ke dalam Kisah yang Hidup

Profesor Karen Anderson dari Universitas Exeter menekankan pentingnya mengubah hasil penelitian menjadi cerita yang kuat dan penuh gairah tanpa mengorbankan obyektivitas. Publik yang bukan pakar membutuhkan format komunikasi yang mudah dicerna. Dengan bercerita, ilmuwan dapat menghubungkan sains dengan kehidupan sehari-hari sehingga pengetahuan ilmiah terasa relevan.

Survei internasional juga menegaskan tren ini. Masyarakat di berbagai negara memang menaruh kepercayaan tinggi pada ilmuwan, tetapi mereka ingin ilmuwan terlibat lebih aktif dalam isu-isu sosial. Mayoritas publik berharap ilmuwan memprioritaskan masalah nyata seperti kesehatan publik, energi, dan pengentasan kemiskinan.

Data menunjukkan publik Indonesia sangat percaya pada ilmuwan. Kedua, kepercayaan ini belum berubah menjadi partisipasi aktif dalam diskusi dan kebijakan. Modal sosial ini membuka peluang besar untuk mendorong keterlibatan publik yang lebih luas.

Publik Indonesia percaya pada ilmuwan. Kini saatnya ilmuwan dan institusi sains mengambil langkah aktif: menjalin dialog, mendengar kebutuhan masyarakat, dan menyampaikan riset sebagai cerita yang menginspirasi. Dengan demikian, sains bukan hanya dipercaya, tetapi juga dirasakan manfaatnya oleh publik. Kepercayaan berubah menjadi aksi nyata, dan kebijakan dapat berbasis bukti yang kuat.

Baca juga: Olahraga untuk Mengatasi Depresi: Solusi Ilmiah bagi Pelajar dan Mahasiswa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *