Mahasiswa Harus Kritis dalam Pelantikan Prabowo – Gibran

prabowo gibran

CampusNet – Masa-masa pemilihan presiden (Pilpres) telah usai. Pasangan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka secara resmi terpilih Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia masa jabatan 2024-2029 pada Minggu, 20 Oktober 2024. Lebih lanjut dilantik dan disumpah oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR) di Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD, Jakarta.

Dalam pidato pelantikan yang terselenggara pada 20 Oktober 2024 Prabowo menyebutkan beberapa kalimat-kalimat khasnya yang menjadi buah bibir masyarakat. Mahasiswa juga perlu mengkritisi dari pidato pidato kenegaraan Prabowo. Lantas apakah itu? Simak selengkapnya!

“Wong Cilik Iso Gemuyu”

Wong Cilik Iso Gemuyu adalah istilah bahasa jawa yang diartikan orang kecil (rakyat kecil) bisa tertawa, Prabowo mempunyai cita-cita besar berkolaborasi dengan berbagai stakeholder mulai dari pemerintah, pengusaha dan pemuka agama ikut bergotong-royong membantu wong cilik seperti petani, nelayan dan pekerja. Ia juga prihatin ada kakek yang sudah berusia 70 tahun masih menarik becak.

Swasembada Pangan

Dalam pidatonya Prabowo mengatakan Indonesia harus swasembada pangan dalam waktu sesingkat-singkatnya. Ia menginginkan paling lambat 4-5 tahun akan merencanakan swasembada pangan dan siap menjadi lumbung pangan dunia. Jangan sampai terulang krisis impor pangan di negeri agraris hanya karena impor besar-besaran. Let’s see…

Swasembada Energi

Selain swasembada pangan, Prabowo mengingatkan pentingnya swasembada energi sebagai salah satu prioritas untuk memperkuat perekonomian dan kedaulatan Indonesia. Ini sangat penting karena kita lihat bersama saudara-saudara kita masih ada yang tidak mendapatkan pelayanan penerangan (tidak ada arus listrik). Jika ingin mencapai swasembada energi, Indonesia harus secara serius mengembangkan dan memperluas penggunaan sumber energi terbarukan, seperti tenaga surya, angin, dan biomassa ke pelosok negeri dari sabang hingga merauke.

Demokrasi Santun

Prabowo mengorasikan tentang menjadi pemimpin yang arif, cinta budaya sendiri bangga adat sendiri serta menjunjung demokrasi santun tanpa caci maki, bertanding tanpa berbuat curang berpidato berapi-api. Seyogyanya demokrasi harus menghindari caci maki dan kemunafikan. Kita lihat bersama selama kurung waktu masa kampanye banyak terjadi huru-hara kemunafikan antar pendukung bahwa adu cacian dengan gamblangnya, khususnya di media sosial.

Jaga Kekayaan Negeri

Prabowo mengajak dan menghimpun kekayaan negeri jangan ambil murah dari pihak lain. Kita tau bersama negeri Indonesia mempunyai kekayaan yang melimpah ruah. Namun adanya oknum yang nakal kekayaan-kekayaan tersebut habis dirampok untuk kepentingan pribadi. Baru-baru ini terungkap kasus tambang ilegal yang merugikan negara mencapai Rp 271 T.

Pemerintah harus tegas dalam kasus tersebut sehingga tidak terjadi perampokan Tambang Ilegal di daerah-daerah yang dianggap tak terjamah oleh pemerintah itu sendiri. Bila perlu mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perampasan Aset.

“Saudara-saudara sekalian, kita tidak boleh memiliki sikap seperti burung unta yang kalau melihat sesuatu yang tidak enak, ia memasukkan kepalanya dalam tanah,” ucap Prabowo”

Nah kira-kira maksud dari pernyataan Prabowo tersebut apa yaa?…

Baca Juga : Hari Ini Resmi Jadi Presiden, Apakah Prabowo Akan Menepati Janji Pada Pendidikan Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *