Slow Living: Menemukan Kebahagiaan di Tengah Kesibukan Kuliah

slow living

CampusNet – Slow living adalah sebuah filosofi yang mengajak kita untuk menjalani hidup dengan lebih lambat, tetapi penuh kesadaran. Di dunia serba cepat atau fast paced, banyak orang merasa terjebak dalam rutinitas padat yang membuat stres dan mengabaikan momen-momen berharga.

Sementara, “slow living” menggaris bawahi hidup dengan kesederhanaan dan menikmati momen di masa sekarang. Namun, bukan berarti kita bisa bermalas-malasan dan menghindari semua tanggung jawab atau aktivitas, tetapi lebih pada cara kita menjalani hidup dengan lebih seimbang dan mindful. 

Prinsip ini menekankan kualitas daripada kuantitas karena mengutamakan makna yang mendalam dari setiap aktivitas. Dengan demikian, memberi diri kita waktu untuk benar-benar terlibat dan menikmati setiap momen, seperti lebih menyadari detail, dan menghargai keindahan dalam setiap kegiatan. 

Mahasiswa sering kali harus berhadapan dengan jadwal kuliah padat, tugas menumpuk, dan ekspektasi sosial tinggi. Dengan mengadopsi prinsip-prinsip “slow living” dapat membawa perubahan positif dalam keseharian. Tak jarang, mahasiswa mencari banyak pengalaman dan kegiatan dalam waktu yang bersamaan. Namun, menurut pendekatan “slow living” hal ini dianggap menjalani hidup dengan tergesa-gesa, kacau, dan kurang menghargai momen saat ini.  

Tips Slow Living untuk Mahasiswa

1. Buat Jadwal yang Realistis

Membuat jadwal yang realistis berarti merencanakan waktu dengan baik tanpa mengisi hari-hari dengan terlalu banyak aktivitas. Buatlah jadwal yang sederhana, kurangi kegiatan yang tidak memberi manfaat. Atur jadwal kuliah dan tugas dengan realistis, beri waktu jeda yang cukup antara satu aktivitas ke aktivitas lain. Jangan terlalu memaksakan diri untuk menyelesaikan semua dalam waktu singkat dan tetap komitmen pada jadwal tersebut. 

Jika kamu memiliki jadwal kelas dari jam 8 pagi hingga jam 3 sore, alokasikan waktu istirahat setelahnya. Jangan langsung mengisi waktu dengan rapat organisasi atau tugas lain. Berikan waktu untuk makan siang dengan tenang tanpa screen time dan mungkin tidur siang sejenak sebelum melanjutkan aktivitas lain.

2. Praktik Mindfulness

Mindfulness adalah praktik untuk hadir sepenuhnya dalam setiap momen, menyadari secara fokus apa yang dilakukan dan merasakannya dengan mendalam tanpa terburu-buru atau teralihkan. Fokuslah pada momen saat ini dan hindari multitasking.

Ketika sedang makan kamu bisa fokus menikmati rasa, tekstur, dan aroma makanannya tanpa gangguan dari ponsel atau televisi. Begitu juga saat belajar, berikan perhatian penuh pada materi pelajaran, bukan pada media sosial atau hal lain yang mengganggu.

3. Kurangi Penggunaan Media Sosial

Media sosial bisa menjadi sumber gangguan jika tak dikontrol dengan baik. Selain itu, sering membuat kita cemas karena terlalu banyak mengonsumsi informasi yang kurang penting. Batasi waktu untuk scrolling media sosial. Alih-alih, gunakan waktu tersebut untuk membaca buku, menulis jurnal, atau berjalan-jalan.

Untuk meminimalisir, buatlah jadwal khusus untuk membuka media sosial, misalnya 50 menit di pagi hari dan 50 menit di malam hari. Saat libur matikan notifikasi dan fokus pada aktivitas lain, seperti membaca atau saat berbicara dengan teman dan orang lain.

4. Jelajahi Hobi Baru

Mencari dan mengembangkan hobi baru bisa menjadi cara yang bagus untuk bersantai dan menikmati waktu luang. Aktivitas ini dapat menjadi cara untuk melepaskan stres dan menemukan kebahagiaan dalam hal-hal sederhana. Terlebih lagi, jika hobi itu dilakukan di ruang terbuka karena menghabiskan waktu di alam dapat mengurangi stres dan kecemasan.

Misalnya, mencoba kegiatan memasak, berkebun, melukis, atau bermain musik. Hobi-hobi ini tidak hanya menyenangkan, tetapi juga memberikan pengalaman hingga pencapaian baru dan relaksasi.

5. Berkumpul dengan Teman

Menghabiskan waktu dengan teman-teman secara langsung membuat bahagia. Namun, “slow living” lebih memfokuskan pada hubungan yang mendalam dengan orang-orang terdekat. Daripada hanya berkenalan, tetapi kurang akrab. Ini juga membantu kita merasa lebih terhubung dan mendukung satu sama lain.

Buatlah rencana untuk bertemu teman secara teratur, seperti makan bersama, traveling, atau hanya mengobrol di kafe. Namun, hindari terlalu banyak berkomunikasi hanya melalui pesan teks atau media sosial.

“Slow living” mendorong kita untuk memprioritaskan apa yang benar-benar penting dan meluangkan waktu untuk menikmatinya, menyederhanakan kesibukan, dan menikmati momen. Alih-alih berusaha mengumpulkan sebanyak mungkin pengalaman dalam waktu singkat. Sebagian orang beranggapan bahwa kesempatan tak datang dua kali, seperti tawaran magang, organisasi, dan lain-lain. Namun, kehidupan penuh dengan berbagai kesempatan. Setiap kesempatan yang kita ambil, baik atau buruk, memberikan pengalaman berharga. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *