Mendikdasmen Abdul Mu’ti Bicara Rencana Pendidikan Kedepan!

Mendikdasmen Abdul Mu'ti

CampusNet – Dalam suasana Halal bihalal di Perpustakaan Kemendikdasmen pada 11 April 2025, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, membagikan sejumlah rencana besar untuk dunia pendidikan. Ia menyebutkan akan mengganti Ujian Nasional dengan Tes Kompetensi Akademik, mengatur penggunaan gadget bagi siswa, meluncurkan buku “7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat”, serta memastikan bantuan bagi guru honorer di seluruh Indonesia.

Mendikdasmen Akan Gantikan UN dengan TKA

Tes Kemampuan Akademik (TKA) akan menggantikan Ujian Nasional (UN). Ini tidak wajib bagi siswa untuk mengikuti dan tidak menjadi penentu kelulusan, namun ada banyak keuntungan bila siswa ikut TKA.

“Tak menjadi penentu kelulusan tapi punya banyak hal. TKA akan menjadi salah satu pertimbangan untuk masuk perguruan tinggi jalur nontes, kemudian rapor dan prestasi, sebagian bisa afirmasi,” ungkap Abdul Mu’ti.

Baginya, TKA akan menjadi pertimbangan seseorang untuk menentukan diterima atau tidak di perguruan tinggi negeri (PTN). Tidak hanya itu, ia juga bisa saja mengusulkan agar TKA bisa menjadi tes untuk masuk PTN, sehingga tidak perlu ada tes untuk masuk lagi. Namun, pria yang kini juga menjabar sebagai Sekum PP Muhammadiyah masih menjajaki hal itu.

“TKA didesain menjadi alat ukur yang valid dan reliabel, selama ini bila mengandalkan nilai rapor, ditemukan kasus-kasus bila guru ‘sedekah’ nilai rapor kepada siswanya. Nilai rapor bisa menyangkut validitasnya. Ada kasus nilai Bahasa Inggris seorang siswa 100, kemudian karena penasaran, siswa yang nilainya 100 ini ditanya soal membaca teks dan percakapan bahasa Inggris, ternyata tidak match dengan kemampuan yang dilakukan oleh panitia joint selection test ini,” tambahnya.

Lebih lanjut, Mu’ti menjelasakan semenjak ditiadakannya UN, beberapa kampus luar negeri tidak bisa menerima calon mahasiswa dari Indonesia. Sebab, tidak ada alat ukur standar kelulusan dan sekolah secara nasional. Untuk itu, TKA ini bersifat untuk mengukur kemampuan individual dan ini bisa menjadi solusinya.

“Tidak menjadi penentu kelulusan, tetapi penentu banyak hal, terkait dengan nilai yang dimiliki, tes sampling sekarang tidak bisa dijadikan referensi penerimaan di luar negeri karena tidak ada tes individual. Negara tertentu tidak terima siswa dari Indonesia karena tidak ada tes individual, ada kesulitan akan hal itu,” urai dia.

Setidaknya, ada tiga benefit TKA yaitu, TKA menjadi solusi adanya individual test, nilai TKA yang diperoleh hasil tes terstandar, valid dan reliabel di BSKAP (Badan Standar, Kurikulum dan Asesmen Pendidikan) karena pengujian bank soal yang cukup banyak serta TKA berbasis mata pelajaran, sehingga bisa membantu para pihak yang ingin melanjutkan ke jenjang PTN di masa mendatang.

Buat Aturan Penggunaan Gadget untuk Siswa

Merespon dari terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dan Perlindungan Anak, Abdul Mu’ti mengatakan akan menerbitkan aturan tentang penggunaan gadget atau handphone bagi siswa.

“Program Pak Presiden itu, kebetulan kementerian kami ikut merumuskan materinya dan Insya Allah nanti kami akan menindaklanjuti terbitnya peraturan pemerintah dalam bentuk apakah nanti surat edaran menteri atau bentuk-bentuk lain yang merupakan tindak lanjut dari usaha kita bersama agar anak-anak kita dapat menggunakan gawai untuk tujuan bermanfaat,” ucap Mu’ti, Jumat, (11/4/2025).

Mu’ti menyebut, tidak ada pelarangan atau pembatasan bagi siswa bermain gadget. Akan tetapi, ia dan pihaknya akan merancang aturan agar penggunaan gadget di kalangan siswa menjadi lebih bermanfaat.

Adanya peraturan tentang pembatasan atau perlindungan anak di ruang digital merupakan suatu hal yang sangat baik bagi anak. Dan, telah banyak negara-negara maju yang menerapkan hal ini.

“Banyak pengalaman seperti Australia atau Swedia dan negara lain. Tentu kita harus melihat kepentingan kita di Indonesia,” ujar Sekretaris Umum PP Muhammadiyah itu.

Lantas, ia kemudian berdalih soal istilah kesalehan digital yang harus dimiliki oleh siswa. Istilah ini merujuk pada sikap perilaku siswa yang bisa memanfaatkan fasilitas digital termasuk gadget untuk tujuan positif.

“Tidak kalah penting adalah kesalehan digital, teknologi itu digunakan dengan sebaik-baiknya, digunakan untuk tujuan yang bermanfaat dan menjadikan teknologi sebagai bagian dari kita membangun peradaban dan cermin peradaban bangsa,” kata dia.

“Semoga apa yang direncanakan Bapak Presiden bisa menjadi bagian dari usaha bersama agar penggunaan gawai dan berbagai macam platform media sosial menjadi bagian dari upaya kita, anak-anak bisa memiliki literasi digital yang sangat penting,” tambahnya.

Sebelumnya, telah diterbitkan peraturan Pemerintah tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Perlindungan Anak yang membatasi penggunaan medsos. Ini secara langsung diluncurkan oleh Menkomdigi Meutya Hafid dan diteken secara langsung oleh Presiden Prabowo. Adapun dalam PP perlindungan anak itu, disebutkan adanya pembatasan bermain media sosial bagi anak di usia tertentu.

Luncurkan Buku Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat

Beberapa hari yang lalu, Mendikdasmen Abdul Mu’ti juga meluncurkan buku panduan Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat. Buku ini menjadi panduan dasar bagi siswa untuk menerapkan kebiasaan baik.

Apa yang disampaikan itu meliputi Program Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat dirancang untuk membangun karakter siswa yang cerdas secara intelektual, sosial dan spiritual. Baginya, kecerdasan itu adalah fondasi kesuksesan bangsa.

“Untuk menindaklanjuti dan menyukseskan program ini adalah bagian dari kebijakan kementerian pendidikan dasar dan menengah yang dapat membentuk anak-anak sehat berkarakter berakhlak mulia, terampil dan memiliki dedikasi bagi bangsa dan negara,” ungkap dia.

Program pembiasaan ini pada dasarnya telah dilaksanakan secara bertahap di berbagai sekolah. Pun begitu, sebelumnya Mendikdasmen Abdul Mu’ti juga memantau langsung ke sekolah di kota maupun pelosok terkait implementasinya.

Selain untuk siswa, buku panduan ini juga ditujukan bagi pihak di luar sekolah. Ada empat elemen masyarakat yang penting dalam membantu penguatan karakter melalui kebiasaan ini.

“Ada empat unsur penting di dalam pusat pendidikan yakni guru atau pengajar, orang tua karena lebih banyak kegiatan dilaksanakan di rumah mulai dari bangun pagi, beribadah kemudian, tidur cepat dan beberapa kegiatan lain,” urainya.

Selanjutnya, buku ini juga berisi panduan untuk masyarakat atau para tokoh. Ia mengatakan sasaran lain pembaca buku ini adalah pihak media massa. Sebagai informasi, buku yang telah diluncurkan ini bisa di diakses melalui laman cerdasberkarakter.kemdikbud.co.id

Salurkan Bantuan Guru Honorer

Lebih lanjut, ia juga akan memberikan bantuan terhadap guru honorer di seluruh Indonesia. Adapun proses bantuan ini akan disalurkan melalui transfer rekening para guru honorer langsung.

“Guru honorer diberikan bantuan dan sudah kita putuskan bahwa nanti bantuannya akan ditransfer langsung ke rekening masing-masing,” ujarnya.

Mendikdasmen Abdul Mu’ti kembali menyebut, pemberian bantuan terhadap guru honorer ini adalah salah satu harapan dan sudah menjadi arahan dari Presiden Prabowo Subianto. Soal jumlah atau waktu bantuan diberikan, dirinya masih dalam proses secara teknis dan masih dalam pendataan guru honorer.

“Nanti akan segera disampaikan jumlah dan waktu transfernya, dan akan segera kami sampaikan ke masyarakat setelah proses teknik selesai. Sudah minta data dan rekening dari para guru honorer, yang akan menerima bantuan, pendataan ini penting agar nanti proses transfer bisa dilakukan secara transparan,” pungkas dia.

Baca Juga: Pendidikan Dipangkas, Masa Depan Dikorbankan?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *