CampusNet – Thailand tak hanya terkenal dengan keindahan budayanya dan destinasi wisatanya yang memukau, tetapi juga dengan berbagai kisah unik tentang satwa. Salah satunya adalah kisah tentang kuda nil bernama Moo Daeng, yang telah mencuri perhatian banyak orang di negara tersebut. Kehadirannya bukan hanya sebagai binatang yang menggemaskan, tetapi juga simbol dari upaya pelestarian satwa di Thailand.
Kisah Awal
Kuda nil bernama Moo Daeng ini pertama kali menjadi terkenal di kebun binatang Khao Kheow Open Zoo di provinsi Chonburi. Nama Moo Daeng sendiri dipilih melalui polling Facebook yang melibatkan 20.000 pengguna pada bulan Agustus lalu.
Secara harfiah berarti “babi kenyal” dalam bahasa Thailand, merujuk pada sebuah hidangan daging babi yang populer karena teksturnya. Lahir pada 10 Juli dari induknya, Jona, dan ayahnya, Tony. Kakaknya, Moo Toon dan Moo Warn, juga memiliki nama yang merujuk pada hidangan makanan Thailand.
Kuda nil kerdil merupakan spesies yang berasal dari Afrika Barat. Sayangnya, populasi mereka di alam liar terus menurun. Sekitar 2.000 ekor yang tersisa di habitat alami mereka di Liberia, Sierra Leone, Guinea, dan Pantai Gading, menurut Pygmy Hippo Foundation yang berbasis di Inggris.
Kuda nil sendiri adalah hewan herbivora yang sering kali dianggap berbahaya karena ukurannya yang besar dan kekuatannya. Namun, melalui Moo Daeng, publik bisa melihat sisi lain dari hewan ini. Bahwa kuda nil juga bisa menjadi hewan yang bersahabat dan menggemaskan.
Popularitas yang Meningkat
Seiring waktu, Moo Daeng semakin populer, terutama berkat video dan foto-fotonya di media sosial. Beberapa video memperlihatkan giginya yang besar, sedang makan atau bermain di kolam air di area kebun binatang. Keunikannya terletak pada interaksi Moo Daeng yang tampak sangat dekat dengan para penjaga kebun binatang.
Popularitas kuda nil kerdil yang menghuni Khao Kheow Open Zoo di Thailand, membuat jumlah pengunjung kebun binatang tersebut meningkat setidaknya 30%. Namun, ketenaran ini juga membawa dampak pada kehidupannya. Moo Daeng harus menghadapi perilaku tidak pantas dari beberapa pengunjung, yang mendorong pihak kebun binatang untuk memberikan peringatan tegas.
“Satu pengunjung menuangkan air ke tubuhnya, sementara pengunjung lain melemparkan cangkang saat ia sedang berbaring,” ungkap Narongwit. Ia meminta para pengunjung untuk lebih memperhatikan kesejahteraan hewan. Nangrowit juga akan mengambil tindakan hukum terhadap siapa pun yang mencoba menyakiti bintang kuda nil kecil ini.
Bagi pengunjung yang ingin menyaksikannya, Narongwit merekomendasikan waktu terbaik adalah di pagi hari antara pukul 08.00 hingga 09.00. “Pada saat itulah ia akan lebih aktif karena penjaga akan menyiram air di sekitarnya,” katanya. Waktu terbaik lainnya adalah di sore hari saat ibunya makan. Hal ini karena Moo Daeng sering mengikuti Jona ke mana pun dia pergi. Narongwit juga menambahkan bahwa ia sangat “manja” dan selalu ingin dekat dengan ibunya.
Meskipun banyak orang datang langsung ke kebun binatang untuk melihatnya, ketenaran terbesarnya datang dari dunia maya. Salah satu video paling populer yang diunggah di Facebook, ia menguap dan menikmati belaian lembut di dagunya dari sang penjaga, telah dilihat lebih dari 5,8 juta kali dan terus bertambah.
Karena itulah, Moo Daeng tidak hanya menjadi daya tarik bagi para wisatawan lokal, tetapi juga menarik perhatian dari turis mancanegara. Banyak yang rela datang jauh-jauh untuk melihat secara langsung tingkah laku kuda nil yang menggemaskan ini.
Simbol Pelestarian Satwa
Namun, popularitas Moo Daeng lebih dari sekadar fenomena viral di media sosial. Kebun binatang tempatnya tinggal, Khao Kheow Open Zoo, memiliki misi yang penting dalam hal konservasi satwa liar, terutama hewan-hewan yang terancam punah. Kehadiran Moo Daeng menjadi simbol dari kampanye pelestarian satwa di Thailand, mengingatkan publik tentang pentingnya menjaga keberlangsungan hidup spesies yang ada di dunia.
Kuda nil, meski bukan termasuk hewan yang terancam punah secara langsung, tetap menghadapi risiko di alam liar akibat perburuan ilegal dan hilangnya habitat alami. Dengan kehadiran Moo Daeng, masyarakat mengetahui pentingnya merawat dan melestarikan lingkungan hidup, agar generasi mendatang masih bisa melihat hewan-hewan seperti kuda nil.
Peran Kebun Binatang dalam Pendidikan dan Konservasi
Sebagai bagian dari misi pelestariannya, Khao Kheow Open Zoo juga menjalankan berbagai program edukasi bagi pengunjung, terutama anak-anak, untuk mengenal lebih dalam tentang satwa-satwa yang mereka miliki. Kehadiran Moo Daeng menjadi daya tarik utama bagi program-program ini, di mana anak-anak untuk belajar mengenai kehidupan kuda nil, perilaku alami mereka.
Melalui interaksi langsung dengan Moo Daeng, diharapkan generasi muda dapat tumbuh dengan kesadaran yang lebih tinggi akan pentingnya menjaga kelestarian alam dan satwa liar. Kisah Moo Daeng di Thailand bukan hanya sekadar cerita tentang kuda nil yang viral, tetapi juga menjadi simbol penting tentang pelestarian satwa dan kepedulian terhadap lingkungan.