CampusNet – Menjadi seorang lulusan perguruan tinggi merupakan mimpi banyak orang. Banyak orang yang bermimpi bahwa suatu saat nanti dirinya akan masuk ke universitas impian dan mendapatkan banyak ilmu. Selanjutnya, mereka akan bekerja di tempat kerja impiannya juga dan menikmati hidupnya hingga akhir hayat. Namun, tidak semua orang memiliki kesempatan untuk masuk ke dalam perguruan tinggi. Faktor ekonomi maupun lainnya bisa saja menghambat mimpi seseorang untuk mendapatkan gelar pendidikan. Selain itu, dalam duni perguruan tinggi ada beberapa jenjang yang ditawarkan. Mulai dari D1, D2, D3, D4 atau setara dengan S1, S2 hingga S3.
Realita pada saat ini, banyak lulusan D3 yang ingin mengejar gelar untuk setara dengan D4 atau setara dengan S1 karena tuntutan pekerjaan. Bahkan hal tersebut merupakan sebuah kriteria standar seleksi untuk mendapatkan sebuah pekerjaan. Namun, dilema yang banyak ditemui saat ini selain menuntut ilmu pada jenjang D3 adalah mereka yang telah menuntaskan pendidikan S1-nya, tetapi bingung untuk menentukan langkah selanjutnya. Bimbang antara memilih untuk langsung bekerja, tetapi saingan dengan gelar yang setara sangat banyak. Memilih untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat S2, namun terkendala motivasi atau biaya pendidikan. Bagi kalian yang mempunyai minat untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat S2, simak artikel ini lebih lanjut untuk lebih memahami apa perbedaan antara S1 dan S2.
Data Lulusan Perguruan Tinggi di Indonesia
Mengutip dari databoks, masyarakat Indonesia yang menempuh pendidikan tinggi hanya mencapai 18,74 juta orang per Desember 2023. Angka ini secara presentase hanya mencapai 6,68% saja dari sekitar total 280 juta orang yang tercatat. Khusus untuk lulusan S1 berada di angka 4,64% dari 280 juta penduduk di Indonesia. Hal ini berarti, masyarakat yang menempuh pendidikan tinggi, mayoritas hanya sampai dengan jenjang S1 saja. Sementara, untuk lulusan S2 di Indonesia berbanding jauh dengan jumlah lulusan S1. Presentase lulusan S2 masyarakat Indonesia hanya mencapai 0,33% saja. Bisa dilihat dari data tersebut, masyarakat Indonesia sangat sedikit yang berminat untuk menempuh pendidikan tinggi atau bisa saja berhalangan karena alasan tertentu, seperti kondisi ekonomi mengingat tingginya biaya kuliah. Selengkapnya https://databoks.katadata.co.id/pendidikan/statistik/7babc92c2c35133/tak-sampai-7-penduduk-indonesia-yang-lulus-perguruan-tinggi-pada-2023
Cara Belajar Antara S1 dan S2
Selama menempuh jenjang S1, metode pembelajaran yang diberikan mirip ketika di bangku sekolah, tergantung bagaimana cara dosen mengajar juga. Mayoritas metode pembelajaran S1 hanya menerangkan materi-materi yang telah ditentukan didalam kurikulum, melakukan diskusi kelompok dan pada akhir semester diberikan tugas akhir. Sementara itu, pada jenjang S2 waktu untuk menerangkan materi di kelas seperti saat S1 sangat terbatas. Mayoritas waktu yang dihabiskan selama masa studi akan beralih menjadi riset atau penelitian dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh dosen. Mahasiswa S2 akan diberi materi-materi dasar dan selanjutnya mereka dituntut untuk mengembangkan sendiri materi tersebut agar terbiasa untuk melakukan riset.
Jika seorang dosen S2 memiliki waktu yang cukup di dalam kelas, kemungkinan besar dalam pembelajaran tersebut mahasiswa akan dihadapkan dengan studi kasus. Mahasiswa diharapkan untuk memecahkan sebuah kasus dan menwarkan solusi-solusi yang tepat. Hal ini dipersiapkan untuk dunia kerja nanti dan juga berguna dalam kehidupan sehari-hari. Metode ini melatih mahasiswa untuk lebih kritis dalam sebuah permasalahan dan melatih untuk merancang sebuah rencana untuk memecahkan kasus tersebut.
Pendalaman Materi
Pendalaman materi saat S2 sama seperti dengan cara belajar yang diberlakukan. Mahasiswa S2 dituntut untuk lebih aktif dan kritis didalam kelas dan mayoritas waktu studi dihabiskan untuk melakukan riset. Tidak menutup kemungkinan seorang mahasiswa S2 bisa melakukan interview atau pengambilan data ke lapangan langsung untuk tugas biasa yang bukan bagian dari tugas akhir. Cara tersebut untuk melatih seorang lulusan S2 dalam membangun kebiasaan dalam melakukan riset, baik literatur maupun observasi, sehingga bisa menerapkan materi-materi yang diberikan secara riil bukan secara teori lagi.
Perbedaan Workload dan Masa Studi
Masa studi saat menempuh jenjang S2 terbilang singkat. Mahasiswa S2 dituntut untuk menyelesaikan studinya dalam kurun waktu 2 tahun sejak memulai perkuliahan. Walaupun secara beban SKS jauh lebih sedikit ketimbang jenjang S1, namun saat menempuh jenjang S2 tidak bisa sesantai saat S1. Tugas yang diberikan kemungkinan lebih kompleks dan deadline pengumpulan tugas cukup terbatas. Apalagi tugas yang diberikan bisa saja bersamaan dengan tugas yang lain, tergantung dari program studi dan mata kuliah apa saja yang dipilih.
Mindset Mahasiswa S1 dan S2
Secara umum, ketika seseorang memutuskan untuk melanjutkan ke jenjang S2, maka orang tersebut dipersiapkan untuk menjadi ahli dalam suatu bidang. Maka dari itu, lulusan S2 diberi gelar Magister atau Master. Lulusan S2 harus memikirkan cara-cara yang strategis untuk dijalankan dalam bidang tertentu. Visi dan misi harus dipikirkan secara matang hingga jauh kedepan dan lebih strategis. Maka dari itu, secara posisi manajerial, S2 bisa lebih tinggi ketimbang S1. Kebiasaan yang dibangun saat didalam kelas, seperti pemecahan studi kasus akan sangat membantu mahasiswa S2 dalam membangun mindset ini. Berbeda dengan mahasiswa S1 yang diharapkan bisa menerapkan teori-teori yang diajarkan dalam studi kasus yang ditawarkan.