CampusNet – Libur Lebaran yang penuh kebahagiaan sering kali diakhiri dengan perasaan sedih, cemas, atau bahkan stres. Jika kamu merasakan hal ini, bisa jadi kamu sedang mengalami holiday blues, sebuah kondisi emosional yang umum terjadi setelah masa liburan usai. Menurut sains, holiday blues adalah perasaan sedih atau kecewa yang muncul akibat tuntutan, ekspektasi, dan stres selama musim liburan.
Lantas, apa saja gejala holiday blues? Mengapa kondisi ini bisa terjadi? Dan yang terpenting, bagaimana cara mengatasinya? Yuk, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!
Apa Itu Holiday Blues?
Holiday blues adalah kondisi emosional yang ditandai dengan perasaan sedih, cemas, atau tertekan setelah liburan berakhir. Menurut National Alliance on Mental Illness (NAMI), orang-orang dengan riwayat kesehatan mental lebih rentan terhadap kondisi ini. Bahkan, 64% dari mereka melaporkan bahwa musim liburan memperburuk kondisi mental mereka.
Gejalanya biasanya muncul selama musim liburan dan dapat berlangsung hingga beberapa hari setelahnya. Namun, intensitas dan durasinya bisa bervariasi pada setiap individu.
Apa yang Harus Diwaspadai?
Berikut adalah beberapa tanda-tanda umum seseorang mengalami holiday blues:
- Perubahan nafsu makan atau berat badan.
- Perubahan pola tidur (sulit tidur atau tidur berlebihan).
- Suasana hati yang tertekan atau mudah tersinggung.
- Kesulitan berkonsentrasi.
- Perasaan tidak berharga atau bersalah.
- Merasa lebih lelah dari biasanya.
- Rasa tegang, khawatir, atau cemas.
- Kehilangan minat pada aktivitas yang biasanya menyenangkan.
Jika kamu merasakan salah satu atau beberapa gejala di atas setelah liburan, jangan anggap remeh. Segera cari tahu penyebabnya dan ambil langkah untuk mengatasinya.
Mengapa Hal Ini Terjadi?
Holiday blues dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang sering kali tidak disadari selama musim liburan. Beberapa penyebab utamanya meliputi:
- Kurang Tidur: Jadwal liburan yang padat sering kali membuat waktu istirahat berkurang, sehingga meningkatkan stres.
- Makan Berlebihan: Konsumsi makanan berlebih selama liburan dapat memengaruhi suasana hati dan energi tubuh.
- Stres Finansial: Pengeluaran besar untuk hadiah, perjalanan, atau acara keluarga dapat menambah beban pikiran.
- Merasa Asing: Tidak bisa berkumpul dengan keluarga atau teman selama liburan dapat memicu rasa kesepian.
- Ekspektasi Tidak Realistis: Komersialisasi liburan sering menciptakan harapan akan kebahagiaan tanpa henti. Ketika kenyataan tidak sesuai ekspektasi, stres pun muncul.
Cara Mengatasi Holiday Blues: Langkah Sederhana untuk Pulih
Jika kamu merasa terjebak dalam holiday blues, ada beberapa cara efektif untuk mengatasinya:
- Jangan Mengisolasi Diri
Keterasingan sosial dapat memperburuk holiday blues. Cobalah untuk tetap terhubung dengan orang-orang terdekat. Ajak teman untuk berbicara dari hati ke hati, bergabunglah dengan komunitas lokal, atau lakukan kegiatan sukarela. - Berolahraga Secara Teratur
Aktivitas fisik terbukti membantu mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati. Tidak perlu ke gym—kamu bisa mencoba berjalan kaki di sekitar rumah atau melakukan olahraga ringan lainnya. - Luangkan Waktu untuk Diri Sendiri
Pastikan kamu memiliki waktu untuk bersantai setiap hari. Gunakan 15-20 menit untuk membaca buku, mendengarkan musik, mandi air hangat, yoga, atau aktivitas santai lainnya. - Atur Pola Tidur dan Makan
Kembalikan pola tidur dan makan ke rutinitas normal setelah liburan usai. Tidur cukup dan konsumsi makanan sehat dapat membantu memperbaiki suasana hati. - Tetapkan Ekspektasi Realistis
Jangan terlalu keras pada diri sendiri jika sesuatu tidak berjalan sempurna selama liburan. Fokuslah pada hal-hal positif yang telah kamu alami. - Pertimbangkan Konsultasi Profesional
Jika gejala terus berlanjut dan mengganggu aktivitas sehari-hari, jangan ragu untuk menemui psikolog atau konselor.
Holiday Blues Bukan Akhir Segalanya
Holiday blues adalah respons emosional yang wajar setelah masa liburan penuh aktivitas dan ekspektasi tinggi. Namun, dengan mengenali gejalanya lebih awal dan mengambil langkah-langkah sederhana untuk mengatasinya, kamu bisa kembali menjalani rutinitas dengan lebih baik.
Ingatlah bahwa kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Jangan ragu untuk mencari dukungan jika diperlukan—baik dari keluarga, teman, maupun profesional kesehatan mental.
Baca juga: Tetap Produktif Meskipun Hari Libur