Seringkali KIP-K Salah Sasaran. Siapa Yang Harus Disalahkan ?

KIPK Salah Sasaran

CampusNet – KIP-K salah sasaran, kalimat itu tak terdengar asing. Sebenarnya salah siapa dan mengapa masih seringkali terulang kembali ? Sebelum merujuk lebih dalam, mari definisikan apa itu KIP-K. KIP-K adalah salah satu program Kemendikbud yang berupa bantuan pendidikan bagi mahasiswa dari keluarga tidak mampu.

Maksud dari program ini adalah untuk membantu mahasiswa tidak mampu dengan meringankan biaya dalam menempuh pendidikan tinggi. Namun demikian, sangat disayangkan karena masih banyak penerima KIP-K yang salah sasaran. Adanya oknum menyalahgunakan bantuan ini untuk kepentingan pribadi dan hedon.

Mekanisme Seleksi KIP-K

Program KIP-K ini sebenarnya dilakukan dengan seleksi dan alur yang cukup panjang. Ada banyak persyaratan dan berkas yang harus dipenuhi untuk pengajuan bantuan. Selengkapnya tentang hal itu, bisa klik di sini.

Fakta di Lapangan

Pemalsuan Data

KIP-K selalu saja menjadi perdebatan karena masih banyak sekali penerima yang salah sasaran. Mereka melakukan pemalsuan data. Entah itu seperti dokumen pendukung keluarga tidak mampu, foto bangunan menggunakan rumah orang lain dan semacamnya. Mereka melakukan berbagai cara untuk mendapatkan program bantuan ini.

Birokrasi dan Keterbatasan Sumber Daya

Masih kurangnya sumber daya dalam mengurus pelaksanaan program ini. Terutama karena struktur sistem yang terlalu bertingkat-tingkat menyebabkan kurangnya efektivitas. Sementara itu, pihak yang mengatur program KIP-K keteteran karena penerima yang jumlahnya melimpah. Maka dari itu tidak memungkinkan apabila melakukan survei dari satu rumah ke satu rumah lainnya. Selain membutuhkan waktu yang lama, tentu juga memerlukan biaya dengan jumlah yang besar.

Adanya hal tersebut semakin memperparah keadaan, yakni meningkatnya penerima KIP-K yang salah sasaran. Kondisi ini seolah digunakan sebagai celah untuk kesempatan yang menguntungkan oknum-oknum tersebut.

Penerima KIP-K Hedon

Tak hanya satu atau dua orang saja, lebih dari itu. Bahkan tersebar di kampus seluruh Indonesia, pasti ada oknum seperti ini. Mereka mendapatkan pembebasan UKT dan uang saku setiap semesternya. Belum lagi uang saku dari orangtuanya. Mereka tenang dan senang karena mempunyai multiple income streams.

Menjelajah kehidupan hedon juga tak jadi masalah. Membelanjakan uang untuk makan enak, nongkrong di cafe, update outfit yang lagi trend, atau membeli barang-barang mewah. Iphone misalnya, yang harganya satu bahkan dua digit. Tak pantas bukan, orang yang hidup dengan bantuan tapi kemewahannya seperti orang punya.

Lantas, Siapa yang Salah ?

Rasanya menyalahkan satu pihak saja tidak mungkin, karena banyak pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program ini. Salah satu hal terpentingnya yakni pemerintah memperketat seleksi dan pengawasan terhadap program KIP-K. Termasuk ketika melakukan verifikasi dan validasi data, meninjau survei dan mengevaluasi program ini kembali. Masa iya selalu muncul kejadian yang sama ?

Keterlibatan masing-masing individu yang mengajukan KIP-K juga tak kalah penting. Terkait kesadaran dan kejujuran dalam pengajuan bantuan ini. Mencari celah di atas keuntungan pribadi seperti inilah yang harus dihapuskan. Mereka secara langsung mengambil hak orang lain yang lebih membutuhkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *