CampusNet – Era kontemporer memperlihatkan berbagai perubahan, pelajar tidak lagi mengerjakan tugas di di rumah ataupun ruang kamar. Mereka menghabiskan waktu di cafe, sebab mengerjakan tugas membutuhkan suasana yang nyaman dan tidak membosankan. Fungsi cafe telah berganti dari menyediakan makanan dan minuman, saat ini menjadi informal learning space (ILS) atau sebagai ruang belajar, diskusi, membaca, dan juga bersantai ria.
Cafe dengan dekorasi yang estetik tengah memenuhi lifestyle masa kini. Biasanya jenis cafe yang menyediakan fasilitas seperti ini memiliki banyak pelanggan dan peminay, karena memiliki karakteristik objek fotografi yang instagramable. Namun, dari sekian banyak cafe yang kita temukan, berapa tempat yang dapat direkomendasi untuk para pelajar–students friendly? Apa benar cafe memenuhi indikator itu? Jawabannya tidak, karena tidak semua pengunjung cafe adalah pelajar.
Perpustakaan Bagi Pelajar
Tulisan ini merupakan keresahan penulis sebagai pelajar yang membutuhkan perpustakaan yang terjangkau. Mengutip Dewi puspitasari[1], perpustakaan di Indonesia paling banyak merupakan perpustakaan sekolah dan perpustakaan umum dari pemerintah. Faktanya, perpustakaan terkesan sebagai sebuah tempat yang membosankan. Tidak sedikit, pelajar menghabiskan waktu mereka untuk mengerjakan tugas di cafe ketimbang di perpustakaan.
Bangunan fisik perpustakaan terdiri dari nuansa kertas, aroma buku tersimpan di lemari, kumpulan pajangan visual yang berjajar di dinding, tempat yang bersih dengan koleksi tulisan yang tersusun dengan rapi dengan suasana yang sangat hening.
Perpustakaan adalah source of mind. Kita membutuhkan perpustakaan yang aman dan tentram, dipenuhi dengan fasilitas jaringan internet, toilet, mushola atau tempat beribadah, mini cafe yang menyediakan makanan dan minuman, bahkan spot olahraga juga perlu untuk para pengunjung yang ingin menghabiskan waktu seharian. Saat ini, kafe perpustakaan atau library café merupakan fenomena yang sedang bermunculan di perkotaan; dianggap sebagai sebagai tempat untuk melepas ketegangan, sarana rekreasi masyarakat urban serta alternatif untuk meningkatkan minat baca.
Peran Perpustakaan
Perpustakaan selalu memainkan peran signifikan. Sebagai institusi pertama tempat kita bisa belajar dalam satu hari, dengan gratis. Perpustakaan adalah salah satu cara mensuasanakan diri kepada pengetahuan. Bangsa yang membaca adalah bangsa yang tinggi peradabannya, terlalu jauh impian kita untuk mencerdaskan bangsa, jika proses meraih literasi saja terkesan impersonal. Perpustakaan memainkan peran dasar; menyediakan sarana dan prasarana yang menjadi kebutuhan pelajar untuk meningkatkan pengetahuan mereka.
Tersedianya perpustakaan di kampus memberikan peluang keamanan bagi pelajar untuk bersosialisasi dan saling berbagi pengetahuan antar civitas akademik. Di sisi lain, perpustakaan menyediakan suasana yang menenangkan, tempat untuk melipir dari digital fatigue yang dialami oleh manusia urban terutama pelajar. Memasuki perpustakaan memungkinkan terjadinya detoksifikasi digital.
Menukil American Library Association: Perpustakaan tetaplah sebagai jantung universitas. Penelitian dari Zheng, Zeng, Huang & Sun (2024), menunjukkan bahwa lingkungan perpustakaan memiliki pengaruh penting terhadap keterlibatan melalui peran partisipasi interaktif antar mahasiswa. Terdapat peer effect, kondisi ketika manusia saling memberi pengaruh. Maksudnya adalah, karena manusia adalah makhluk sosial yang perilakunya akan saling mempengaruhi manusia lainnya, maka “terlihat belajar” dan “melihat orang lain belajar” tampaknya menjadi stimulus untuk meningkatkan minat-baca khususnya di lingkungan universitas.
Sumber :
[1] Kutipan ini terdapat pada artikel Libraria: Jurnal Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Vol.6, No.2, Tahun 2017.
[2] https://www.nature.com/articles/s41599-024-02892-y#auth-Zhenhua-Zheng-Aff1
Pingback: 10 Rekomendasi Perpustakaan yang Wajib Dikunjungi Mahasiswa - CampusNet