Soft Skill Lebih Diutamakan daripada IPK?

CampusNet – Beberapa tahun lalu, IPK tinggi sering jadi kartu emas untuk masuk dunia kerja. Tapi di 2025, perusahaan mulai melihat hal lain yang tak bisa diukur angka, soft skill.

Mulai dari kemampuan komunikasi, cara kerja sama tim, sampai bagaimana seseorang beradaptasi dalam situasi sulit, semua itu kini lebih menentukan daripada seberapa tinggi nilai di transkrip kuliahmu.

Dunia Kerja Sudah Berubah Survei

dari beberapa lembaga karier menunjukkan tren yang jelas, perusahaan kini mencari kandidat yang “bisa bekerja”, bukan hanya “bisa belajar.”

Artinya, IPK tetap penting sebagai bukti akademik, tapi bukan penentu utama. HRD dari berbagai industri menyebut, banyak lulusan dengan nilai tinggi justru kesulitan ketika harus menghadapi ritme kerja cepat dan kolaboratif.

Perubahan ini juga sejalan dengan realita dunia kerja digital. Banyak pekerjaan baru lahir dari kebutuhan industri kreatif, startup, hingga teknologi yang menuntut kemampuan fleksibel dan interpersonal kuat.

Misalnya, kemampuan bernegosiasi, empati terhadap rekan kerja, atau leadership di lingkungan remote work.

Apa Itu Soft Skill, dan Kenapa Penting Banget?

Soft skill bisa dibilang sebagai kemampuan “manusiawi” yang membedakan kita dari mesin.
Beberapa yang paling dicari perusahaan di 2025 antara lain:

  • Komunikasi efektif: bisa menjelaskan ide dengan jelas, baik lisan maupun tulisan.
  • ⁠Adaptabilitas: cepat menyesuaikan diri dengan sistem kerja baru, termasuk teknologi AI.
  • ⁠Kerja sama tim: bisa berkolaborasi tanpa drama.
  • ⁠Problem solving: mampu mencari solusi tanpa menunggu instruksi terus-menerus.
  • ⁠Time management: tahu cara mengatur prioritas dan tenggat waktu.

Perusahaan besar seperti Google, Tokopedia, dan Gojek bahkan menekankan bahwa skill komunikasi dan teamwork adalah indikator paling kuat untuk menilai calon pegawai baru.

IPK Tinggi, Tapi Tak Siap Mental

Banyak HRD mengaku sering menemukan lulusan dengan IPK 3,8 tapi mudah panik ketika menghadapi tekanan kerja atau feedback dari atasan.

Di sisi lain, kandidat dengan IPK “biasa saja” tetapi punya karakter kuat, proaktif, dan tangguh justru lebih cepat beradaptasi.

Ini bukan berarti IPK tidak penting. Nilai tetap menunjukkan konsistensi dan tanggung jawab akademik.
Tapi di era sekarang, nilai akademik hanyalah satu dari sekian banyak ukuran kompetensi

Cara Mahasiswa Membangun Soft Skill

Sejak Sekarang Soft skill bukan sesuatu yang tiba-tiba muncul saat wisuda. Kamu bisa mulai melatihnya dari kegiatan kampus sehari-hari:
Ikut organisasi atau kepanitiaan. Belajar kerja tim dan komunikasi lintas karakter.
Ambil proyek kolaboratif. Misalnya membuat konten bersama teman lintas jurusan.

Magang lebih dari sekadar formalitas. Gunakan magang untuk belajar menghadapi klien atau rekan kerja sungguhan.

Latihan public speaking. Bisa lewat kelas, podcast, atau bahkan TikTok edukatif.
Kelola waktu dan tanggung jawab. Coba buat to-do list dan biasakan menepati tenggat.

Hal-hal kecil seperti berani bertanya di kelas, menerima kritik tanpa defensif, atau menyelesaikan konflik tim juga merupakan latihan nyata dari soft skill.

Dunia kerja 2025 menuntut lebih dari sekadar “pintar di kertas.”
IPK mungkin jadi tiket masuk, tapi soft skill adalah yang membuatmu tetap bertahan dan berkembang.

Jadi, daripada hanya fokus mengejar angka sempurna, mulai bangun diri jadi pribadi yang komunikatif, adaptif, dan tangguh karena itu yang dicari perusahaan hari ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner TikTok