CampusNet ā Self healing saat ini sangat populer di berbagai kalangan, konsep ini merupakan proses di mana seseorang melakukan upaya untuk menyembuhkan dirinya sendiri secara fisik, emosional, dan mental tanpa intervensi medis atau terapi profesional.
Tuntutan akademik membuat mahasiswa lebih rentan membutuhkan self healing. Self healing dalam konteks mengatasi burnout akademik melibatkan praktik-praktik yang membantu mahasiswa pulih dari kelelahan dan stres yang berlebihan terkait studinya.
Apa itu Academic Burnout?
Istilah “burnout” diperkenalkan oleh Herbert Freudenberger pada tahun 1974 dalam bukunya “Burnout : The High Cost of High Achievementā. Menurutnya, burnout adalah kelelahan akibat bekerja terlalu intens, yang menyebabkan penurunan emosional berkepanjangan karena ketidakseimbangan antara pekerjaan dan kebutuhan pribadi.
Namun, seiring waktu sindrom burnout juga ditemukan di lingkungan pendidikan karena pelajar juga rentan merasa stres. Academic burnout adalah kondisi di mana kamu merasa sangat lelah secara emosional, kehilangan motivasi, dan mengalami penurunan performa dalam akademik. Kondisi ini membuat orangnya kelelahan secara fisik, emosional, dan mental.
Penyebab burnout academic ini biasanya karena tugas yang terlalu banyak, kegiatan yang sangat padat, kurangnya dukungan dari orang sekitar. Sementara, beberapa tanda diantaranya ialah kelelahan berlebihan meskipun sudah cukup istirahat, kehilangan minat terhadap pelajaran atau kegiatan kampus, menurunnya kemampuan untuk menyelesaikan tugas dengan baik, dan cuek serta jenuh mengenai hal yang berhubungan dengan perkuliahan.Ā
Tips Self Healing untuk Mengatasi Academic Burnout
1. Journaling
Journaling sangat populer karena bisa membantu meredakan stres dan sebagai bentuk coping mechanism yang baik untuk mental. Menulis jurnal atau journaling populer sebagai cara yang baik untuk mencurahkan perasaan dan pikiran.
Dengan menuliskan apa yang kamu rasakan, kamu bisa lebih memahami dirimu sendiri dan menemukan solusi untuk masalah yang dihadapi. Namun, kamu tetap harus menulis dengan teratur dan bisa mengenai hari-harimu, perasaanmu, atau tujuan hidupmu.
2. Traveling
Pergi berlibur atau sekadar jalan-jalan ke tempat baru bisa memberikan pengalaman yang menyegarkan pikiran. Mengunjungi tempat baru, menikmati pemandangan alam, atau sekadar berlibur di kota lain bisa memberikan suasana baru yang menyenangkan untuk melepaskan diri dari rutinitas sehari-hari.
Namun, saat berlibur pastikan kamu menghindari hal yang memicu burnout academic, misalnya saja menjauhi handphone. Sehingga, kamu bisa fokus menikmati suasana sekitar dan mendapat perspektif baru dari suatu daerah.Ā
3. Cari Hobi
Mencari hobi baru atau kembali ke hobi lama bisa menjadi pelarian yang efektif dari tekanan akademis. Hobi sekadar melukis, memasak, membaca, atau bermain musik bisa memberikan rasa senang dan rasa pencapaian, serta membantu mengalihkan pikiran dari tugas-tugas kuliah.
Dengan memiliki hobi, kamu akan merasa lebih bahagia karena waktu luang tetap terisi dengan hal bermanfaat selain mengerjakan tugas.
4. Olahraga
Olahraga tidak hanya baik untuk kesehatan fisik, tetapi juga untuk kesehatan mental. Aktivitas fisik seperti berlari, bersepeda, yoga, atau berenang terbukti membantu meredakan stres, meningkatkan mood, dan memberikan energi positif karena melepaskan hormon endorfin yang memberi rasa bahagia dan mengurangi stres.
5. Bermain GameĀ
Bermain game bisa menjadi cara yang menyenangkan untuk bersantai dan melupakan sejenak masalah perkuliahan. Namun, jangan lupa mengatur waktu bermain agar tidak mengganggu jadwal belajarmu.
6. Berkumpul dengan TemanĀ
Menghabiskan waktu bersama teman-teman atau orang terdekat bisa memberikan dukungan emosional yang sangat dibutuhkan. Hal ini karena interaksi sosial bisa membantu mengurangi stres dan membuatmu merasa lebih bahagia. Mengobrol, bercanda, atau melakukan aktivitas bersama teman-teman bisa meningkatkan mood.