Wajib Belajar 13 Tahun: Kebijakan Baru Mendikdasmen

CampusNet – Abdul Mu’ti, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, berniat akan memantapkan komitmennya untuk membuat program wajib belajar menjadi 13 tahun. Komitmen tersebut merupakan langkah awal dalam implementasi menuju Indonesia Emas 2045.

Program Wajib Belajar

Dalam penuturannya, pendidikan dasar sampai pendidikan menengah atas belum cukup untuk mewujudkan hal tersebut. Perlu ada tambahan satu tahun dalam pendidikan prasekolah sebagai wajib belajar. Menurutnya, pendidikan prasekolah akan menjadi perhatian karena prasekolah merupakan pondasi untuk pendidikan di tanah air.

Selain memungkikan anak untuk sukses dalam pendidikan lanjutan dan kariernya, pendidikan prasekolah memiliki dampak panjang terhadap prestasi akademik serta perkembangan sosial dan emosional. Program ini merupakan program komitmen Mendikdasmen dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan anak usia dini. Hal tersebut mendapat dukungan dari Presiden Prabowo Subianto karena secara tidak langsung, pendidikan prasekolah berperan banyak dalam penghapusan stunting di Indonesia.

Kebijakan dan Harapan

Selain mempersiapkan pendidikan prasekolah untuk implementasi wajib belajar 13 tahun, Prof Mu’ti akan menggandeng daycare untuk meniadakan segala bentuk penyimpangan dalam tumbuh kembang anak. Menurutnya, pekerja di daycare bisa lebih mengerti tentang psikologi dan perkembangan motorik anak. Selain itu, Mu’ti juga mengharapkan mereka tidak hanya sekadar mendampingi atau hal yang bersifat nursery.

Harapannya, pekerja daycare yang lebih mengerti psikologi dan perkembangan anak bisa mencegah anak mendapatkan pola asuh yang salah. Dengan begitu, gangguan perkembangan jiwa dan fisik anak di masa depan bisa berkurang.

Program juga mendapatkan dukungan dari anggota Komisi X DPR, Gamal Albinsaid. Ia mengatakan bahwa program seperti ini sudah dilakukan di banyak negara maju, seperti Inggris dan Australia. Ia juga menambahkan bahwa terdapat hasil penelitian yang menunjukkan hasil kognitif atau kemampuan intelektual anak yang mengikuti PAUD lebih tinggi daripada yang tidak. Selanjutnya, Gamal berharap program ini dapat membuat pendidikan di Indonesia lebih maju dan lebih baik.

Dengan diadakannya program seperti ini, setidaknya kita bisa lebih berharap bahwa generasi mendatang merupakan generasi terbaik yang pernah lahir dari pendidikan di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *