Pentingnya Regulasi Emosi Saat Skripsian Buat Mahasiswa Akhir

regulasi emosi

CampusNet – Regulasi emosi menjadi hal terpenting dalam penyelesaian skripsi bagi mahasiswa akhir. Namun masih seringkali diabaikan. Mengapa begitu ya ? Simak kajian singkat di bawah ini yuk !

Definisi Regulasi Emosi

Kemampuan untuk mengenali, mengolah, mengendalikan, dan menyampaikan apa yang dirasakan oleh seseorang dinamakan dengan regulasi emosi. Bagaimana mereka bisa mengatasi permasalahan yang datang dalam kehidupan. Penjagaan keseimbangan pola pikir yang memberikan pengaruh baik/buruk pada kebiasaan hidup. Mengurangi timbulnya stres dan tekanan dalam diri.

Ketika kita menjaga pikiran dalam batasan tertentu, maka tidak mudah merasa cemas dan khawatir pada suatu hal. Pikiran adalah salah satu cara paling ampuh dalam mempengaruhi kehidupan kedepannya. Bagaimanapun segala perilaku dan tindakan yang kita lakukan, berasal dan berawal dari pikiran. Hal ini termasuk apa yang dialami oleh mahasiswa semester akhir, mereka tengah mengerjakan skripsi.

Mahasiswa Akhir Ketika Skripsi

Beberapa hal yang dialami oleh mahasiswa akhir ketika skripsi sedang berlangsung. Tentunya yang berkaitan dengan tekanan dan rintangan yang mereka harus bisa hadapi sendirian. Teman memang ada, akan tetapi umumnya mereka juga sudah fokus ke tujuan dan diri mereka masing-masing. Siapa lagi yang dapat diandalkan selain diri sendiri ? Orang selalu akan ada yang datang dan pergi. Jangan sampai kamu depresi karena skripsi ya.

  • Merasa tertinggal. Melihat teman yang sudah sidang, wisuda atau bahkan lulus cepat dan mendapatkan kerja. Padahal semua orang pasti beda start, jalan, dan masa depannya.
  • Malas. Rasa malas muncul ketika merasa tak kuat mengejar deadline, terpengaruh teman, atau menghadapi hambatan.
  • Keuangan. Mahasiswa mengeluarkan banyak biaya saat memasuki semester akhir, terutama di masa skripsian. Beberapa mahasiswa merasa kewalahan, jadi mereka mau tidak mau harus banting stir untuk bekerja. Selain diberatkan dengan skripsi, mereka membagi waktu ekstra di kerjaan.
  • Tak kenal waktu. Salah satu hal yang ditemui yakni, mahasiswa yang sangat-sangat ambisius. Mereka memang punya target, tapi satu hal yang mereka lupakan yakni kesehatan. Bahkan mengerjakan skripsi tanpa kenal waktu, keseringan begadang dan akhirnya opname. Walaupun akhirnya bisa buruk dan juga baik.
  • Kebijakan kampus ruwet. Entah berasal dari dosen pembimbing, staf akademik atau ketentuan lain seperti dokumen pendukung untuk melakukan seminar dan semacamnya. Alur proses yang terlalu panjang dan ribet, sehingga membutuhkan waktu yang lama.

Jaga Diri Tetap Waras

Siapa yang peduli kalau kalian stres atau depresi ? Ya mungkin teman terdekat, bisa saja. Namun, apa mungkin mereka terus-terusan berada di sisi kalian ? Tentu saja tidak. Mereka mempunyai tujuan dan goals sendiri. Terkadang pun mereka merasa lelah dengan temannya yang terlalu overthinking terlebih depresi.

  1. Tingkatkan kesadaran diri dengan memahami emosi
  2. Managemen waktu. Tahu kapan harus mengerjakan skripsi, mengerti kapan harus istirahat sejenak.
  3. Menghindari perilaku prokrastinasi/menunda-nunda.
  4. Perlu adanya program pembinaan pengelolaan stres dari kampus.
  5. Motivasi diri sendiri, jikalau lebih cepat menyelesaikan maka akan waktumu semakin banyak untuk hal yang lain.
  6. Jangan lupa untuk kasih reward sesekali ke diri sendiri, sebagai bentuk penghargaan kamu telah menyelesaikan sesuatu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *