Depresi Karena Skripsi, Kenapa Sebenarnya Hal Ini Bisa Terjadi ?

depresi karena skripsi

CampusNet“Depresi karena skripsi”. Pernyataan tersebut lekat dengan mahasiswa semester akhir. Tak jarang mereka memilih untuk menghilang dibandingkan segera menyelesaikan skripsinya. Mahasiswa semester akhir semakin jarang terlihat di kampus. Bukan hanya berhari-hari, bahkan ada yang menghilang selama 1 semester penuh.

Benarkah Depresi Karena Skripsi ?

Banyak yang bilang kalau sebenarnya skripsi tidaklah sesulit yang kita bayangkan. Namun, juga tidaklah semudah apa yang diucapkan. Tak seperti membalikkan telapak tangan. Kalian tentu pernah bukan, membaca pernyataan seperti di bawah ini.

“Orang lain nggak bakalan tahu gimana rasanya, kalau tidak nggak ngalamin sendiri”

Pernyataan tersebut memang benar adanya. Orang lain hanya melihat apa yang terlihat oleh mata. Mereka menyimpulkan dengan mudah, tanpa mencari tahu apakah benar adanya demikian. Kalian baca lebih lanjut di beberapa peristiwa berikut.

  1. Mahasiswa ini menjatuhkan diri ke Sungai Brantas. Saat itu, dia tengah menempuh semester tambahan untuk menyelesaikan skripsinya. Namun, karena merasa putus asa sehingga dia memilih bunuh diri.
  2. Mahasiswa semester akhir ini gantung diri di. Dia terbebani dengan persoalan skripsi, masalah keuangan dan percintaan. Akhirnya dia memilih untuk mengakhiri hidupnya.

Catatan : Adegan tersebut tidak bermaksud untuk menginspirasi ataupun untuk ditiru.

Faktor-Faktor Pendorong

Depresi karena skripsi itu tak benar-benar berasal dari skripsi itu sendiri. Namun, juga berasal dari beberapa faktor lain, diantaranya ;

  • Sebuah pertanyaan kapan. “Kapan sidang ?”; “Kapan wisuda ?”. Adanya pertanyaan yang terus-terusan, akan membuat mahasiswa terpojok dan terbebani.
  • Diri Sendiri. Mahasiswa berusaha untuk memberikan batasan pada informasi yang diterimanya. Banyaknya pertanyaan dan pernyataan orang lain, hanya akan membuat dirinya kurang berpendirian. Hilangkan juga hawa negatif dalam diri, misalnya rasa malas.
  • Keuangan. Mahasiswa mendekati semester akhir, semakin banyak kebutuhannya. Uang untuk KKN, magang ataupun penelitian pengerjaan skripsi. Belum lagi, kebutuhan sehari-hari jika mereka ngekost.
  • Orang Tua. Orang tua memiliki harapan besar agar anaknya segera lulus. Mahasiswa diharapkan segera mendapat pekerjaan untuk membantu meringankan perekonomian keluarga. Tak dari jarang mereka akhirnya merasa terbebani dan khawatir berlebihan.
  • Teman. Pertemanan juga tak kalah penting. Melihat teman yang sudah selesai, terkadang membuat mahasiswa menyalahkan dirinya sendiri. “Kenapa aku nggak bisa kayak dia. Aku kok lambat banget ya“. Ataupun, mahasiswa terbawa arus karena pertemanan yang terlalu santai.
  • Dosen Pembimbing. Ada beberapa dosen pembimbing yang mempersulit mahasiswa bimbingannya. Mereka biasanya sulit untuk ditemui, lalu membatalkan janji bimbingan secara mendadak, harus perfeksionis sehingga mahasiswa terus-terusan revisi.

Saran Solusi

Faktor-faktor yang mendorong depresi pada mahasiswa akhir, bukanlah karena skripsi semata. Ternyata ada hal-hal lebih kompleks, yang membuat mahasiswa menjadi terbebani. Mahasiswa terkadang merasa berjalan lambat hingga parahnya mendorong mereka bunuh diri. Niscaya kita tidak akan pernah bisa mengendalikan orang lain untuk memahami kita. Jadi, gunakan saja waktu untuk mengendalikan pikiran sendiri. Berikut beberapa saran untuk mahasiswa akhir terkait skripsi :

  1. Tetapkan target, misalnya dengan membuat time blocking. Kalian bisa manfaatkan aplikasi seperti google calendar, notion, spreadsheet ataupun aplikasi lainnya.
  2. Berikan batasan pikiran. Tidak semua informasi dari luar yang kita dapatkan itu harus dipikirkan. Kalau begitu terus, justru malah overthinking. Jaga pikiran, agar tak sampai depresi.
  3. Yakin pada diri sendiri. Jangan mudah terpengaruh dengan ucapan orang lain. Selama itu tidak membuatmu lebih baik. Yakin juga pada waktumu sendiri.
  4. Rajin baca referensi. Pastikan juga dari sumber terpercaya seperti laman jurnal terakreditasi (Elsevier, DOAJ, MDPI, Google Scholar, SINTA atau laman jurnal lain), buku-buku, dll. Kamu akan mendapatkan berbagai insight untuk memudahkan penyelesaian skripsimu.
  5. Perbanyak diskusi. Manfaatkan waktu bimbingan sebaik mungkin. Jika dosen pembimbing punya waktu terbatas, maka jangan berbelit-belit. Siapkan poin-poin terpenting yang akan kalian diskusikan. Selain itu, diskusi dengan teman juga bisa kalian lakukan.
  6. Sabar. “Kita punya rencana, tapi ingat Tuhan juga punya”. Lepaskan hal-hal yang memperpanjang waktu dan terkadang itu di luar kendali kalian.
  7. Jaga kesehatan. Kesehatan adalah prioritas utama. Kalian boleh ngebut skripsian, tapi jangan lupa tetap jaga tubuh agar tetap sehat. Memaksakan diri hanya membuatmu semakin sakit di akhir. Jaga tubuh dan mental kamu.

Semoga tipsnya bermanfaat untuk kalian semua ya. Yuk baca artikel lainnya tentang skripsi di sini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *