CampusNet – Masyarakat Jepang dikenal dengan budaya dan landasan nilai – nilai moral yang kuat, memiliki rasa tanggungjawab yang tinggi, serta etika yang luar biasa. Salah satu prinsip yang menjadi fondasi dari karakteristik ini berasal dari filosofi kuno Bushido.
Lalu apa itu Bushido? Untuk informasi lebih lengkapnya, yuk kita bahas!
Apa Itu Bushido?
Bushido merupakan kode etik ksatria Jepang atau yang dikenal dengan istilah Samurai. Secara etimologis sendiri, Bushido berarti “Jalan Ksatria”. “Bushi” berarti ksatria, dan “Do” berarti jalan.
Samurai merupakan kelas militer yang berkuasa yang menjadi strata sosial tertinggi pada periode Edo (1603-1867). Pada periode tersebut, samurai bekerja dibawah Daimyo, yang merupakan orang berpengaruh di suatu daerah.
Dalam menjalankan tugasnya tersebut, samurai memiliki landasan etik yang disebut dengan Bushido. Yaitu jalan yang harus ditempuh dengan kehormatan dalam pengabdian kepada tuan dan juga negara.
Jadi, Bushido merupakan seperangkat landasan etika dan moral bagi seorang ksatria dalam menjalani kehidupan dan juga pengabdiannya.
Nilai atau Prinsip Utama Bushido
Bushido terdiri dari sejumlah nilai atau prinsip kebajikan yang menjadi pedoman hidup para samurai. Terdapat sekitar delapan prinsip utama dari Bushido, yaitu Gi (義), Yu (勇), Jin (仁), Rei (礼), Makoto (誠), Meiyo (名誉), Chugi (忠義), dan Jisei (自制).
Gi (義) berarti kebenaran. Integritas diri ksatria dianggap sebagai dasar dari segala tindakan dan pengambilan keputusan. Oleh karena itu, ksatria Jepang sangat menjunjung tinggi kejujuran, keadilan, sehingga bertindak dengan dasar kebenaran.
Yu (勇) berarti keberanian. Dalam melakukan pengabdian terhadap tuan dan juga negara, tentu saja terdapat banyak sekali resiko dan tantangan. Oleh karena itu, ksatria harus berani menghadapi seluruh resiko dan tantangan tersebut.
Jin (仁) berarti kebajikan atau belas kasih. Memiliki kekuatan yang besar harus disertai dengan rasa belas kasih. Agar penggunaan kekuatan tersebut juga dapat digunakan untuk berbuat baik dan menolong sesama, serta untuk melindungi yang lemah.
Rei (礼) berarti rasa hormat atau kesopanan. Rasa hormat mengajarkan ksatria untuk bersikap santun serta dapat menghargai sesama.
Makoto (誠) berarti ketulusan. Ketulusan merupakan lambang dari kehormatan dan kepercayaan. Ucapan seorang samurai adalah mutlak, oleh karena itu mereka harus tulus bertindak sesuai dengan ucapan dan janjinya.
Meiyo (名誉) berarti kehormatan. Kehormatan jauh lebih penting daripada nyawa. Oleh karena itu, seorang ksatria wajib menjaga kehormatan, martabat diri sendiri serta keluarga.
Chugi (忠義) berarti loyalitas atau kesetiaan. Seorang ksatria wajib setia terhadap pemimpin, keluarga dan juga negara, serta rela berkorban demi mereka semua.
Jisei (自制) berarti kontrol diri. Seorang samurai wajib mengendalikan diri dalam bertindak, sehingga dapat mengambil keputusan yang bijaksana.
Bushido mengajarkan tentang integritas, loyalitas dan juga santun. Seorang ksatria adalah orang yang pemberani, namun tidak lupa untuk melindungi dan menolong sesama.
Latar Belakang Prinsip Bushido
Timbulnya prinsip Bushido ini dipengaruhi oleh ajaran Buddha Zen, yang menekankan pada harmoni dan filosofi bahwa tidak ada batas antara hidup dan mati sehingga samurai memiliki jiwa yang pemberani. Lalu Bushido juga dipengaruhi oleh filosofi konfusianisme, yang menekankan harmonisasi hubungan manusia dan kesetiaan terhadap penguasa, serta penghormatan kepada orangtua. Yang terakhir, Bushido juga dipengaruhi oleh ajaran Shinto, yang menekankan kesetiaan kepada negara.
Oleh karena itu, Bushido sangat bermanfaat sebagai landasan moral, yaitu mengajarkan diri untuk memiliki integritas atau bertindak dengan benar, berani, peduli terhadap sesama, bertanggung jawab, disiplin, pengendalian diri dan juga kehormatan.
Prinsip Bushido ini kini diterapkan dalam budaya dan kehidupan masyarakat Jepang modern sebagai karakter budaya kerja dan etika sosial.
Penerapan Bushido Pada Zaman Modern.
Prinsip Bushido ini mengajarkan mengenai landasan moral dan etik dalam kehidupan masyarakat, oleh karena itu prinsip ini masih sangat relevan untuk digunakan di zaman modern ini.
Dalam dunia kerja, loyalitas, kerja keras dan beretika mencerminkan semangat Bushido.
Yang lebih mendasar seperti pada bidang pendidikan, anak – anak akan diajarkan mengenai pentingnya sikap sopan santun, serta bertanggung jawab. Dalam hubungan sosial juga penting untuk menerapkan kesopanan, disiplin dan juga hormat atau menghargai sesama.
Era kehidupan samurai telah jauh berlalu, namun semangat dalam prinsip Bushido harus tetap dihidupkan di zaman modern ini. Karena Bushido merupakan landasan moral dan etika dari masyarakat yang memiliki jiwa ksatria.
Penutup: Kesimpulan
Bushido merupakan seperangkat landasan etika dan moral bagi seorang “ksatria” dalam menjalani kehidupannya.
Prinsip Bushido ini bukan hanya sekedar peninggalan sejarah semata, namun nilai – nilai yang diangkat dalam Bushido dapat membentuk cara hidup dan berpikir suatu peradaban.
Oleh karena itu, dalam dunia yang bersifat dinamis ini, prinsip Bushido masih sangat relevan untuk diterapkan sebagai landasan etika dan juga moral, tidak hanya bagi masyarakat Jepang saja namun bermanfaat bagi masyarakat di seluruh dunia.
Baca juga: Beasiswa Mitsui Bussan: Langkah Prestisius Menuju Jepang!