Beasiswa LPDP Dikaji Ulang: Langkah Baru Kemendikti Saintek

Pengkajian Ulang LPDP

CampusNet – Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek) sedang melakukan peninjauan menyeluruh terhadap pemanfaatan dana Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Stella Christie, menyampaikan bahwa kajian ini akan memanfaatkan data dan analisis manfaat biaya (cost-benefit). Untuk memastikan bahwa alokasi dana yang sebagian besar mendanai program magister ini benar-benar memberikan hasil maksimal bagi pendidikan di Indonesia.

Pendidikan yang Berkualitas dan Berkeadilan Jadi Fokus Utama

Stella menjelaskan bahwa prinsip berkeadilan dan berkualitas merupakan fokus utama dalam kajian ini. Pada Jumat, 1 November 2024, Stella menyampaikan ingin melihat bahwa alokasi dana LPDP sudah optimal. Meskipun pengelolaan dana LPDP berada di bawah Kementerian Keuangan, Kemendikti berkomitmen untuk bekerja sama agar alokasi anggaran ini memberi dampak.

Pemanfaatan Dana LPDP

Meskipun pengelolaan dana berada di Kementerian Keuangan, Kemendikti Saintek siap berkolaborasi untuk pengoptimalan. Sejak 2013, LPDP telah mendukung lebih dari 45.000 penerima beasiswa, sebagian besar menerima beasiswa penuh. Pemerintah juga berencana mengalihkan anggaran LPDP untuk meningkatkan kualitas pendidikan perguruan tinggi di Indonesia.

Pemerintah juga mempertimbangkan pengalihan sebagian anggaran LPDP, yang mencapai 20 triliun Rupiah per tahun. Pengalihan anggaran dilakukan ke sektor lain seperti pendidikan vokasi, revitalisasi SMK, dan riset perguruan tinggi. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, menjelaskan bahwa dana yang mencapai Rp139 triliun pada akhir 2023.

Pengkajian ulang angaran harapannya dapat memberikan ruang guna meningkatkan kualitas pendidikan di sektor lain. Harapannya, hasil evaluasi ini akan menghasilkan rekomendasi yang lebih efektif agar beasiswa dapat mendukung kualitas dan akses pendidikan tinggi secara lebih luas serta berkelanjutan di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *