CampusNet – Semua dilakukan demi produktif, tidak ada salahnya tapi perlu rasanya tahu akar masalah dari produktivitas yang menurun. Seperti terlalu banyak berselancar di media sosial hingga melupakan tugas-tugas yang diemban. Atau terlalu asik dengan hal-hal yang bersifat sementara sehingga melupakan tujuan jangka panjang. Siapa yang relate?
Apa itu Dopamine Detox?
Kondisi “kecanduan’ tersebut perlu bertemu dengan detoxnya. Kita bisa saja memiliki kecanduan tersendiri pada hal yang berbeda. Kondisi tersebut dapat berdampak buruk bagi produktivitas sehari-hari. Apalagi bagi para mahasiswa dengan rutinitasnya yang cukup padat dari segi akademik maupun non akademik.
Saat kecanduan pada sesuatu kegiatan, otak kita akan menghasilkan sebuah hormon yang bernama dopamine. Namun, produksi hormon tersebut berada dalam kadar berlebihan sehingga membuat kita menjadi ketergantungan atau tidak dapat berhenti. Lantas, bagaimana ingin produktif jika kita terus terperangkap pada kecanduan tertentu?
Oleh karena itu, dibutuhkan Dopamine Detox sebagai solusi untuk mengatasi produksi hormon dopamine yang berlebihan ini. Hormon dopamine memang berfungsi untuk membuat kita menjadi bahagia dan mempengaruhi emosi. Namun, saat produksinya berlebihan di situlah detox harus dilakukan agar berada dalam kadar yang seimbang sehingga tidak kecanduan.
Dopamine Detox adalah kegiatan membatasi diri untuk melakukan kegiatan yang membuat kecanduan secara bertahap. Jadi, kita harus bisa untuk mengontrol diri dan mengurangi kegiatan yang membuat kecanduan. Khususnya pada kegiatan yang berpotensi menurunkan produktivitas kita sehari-hari atau bahkan merusak pola hidup yang baik.
Cara Melakukan Dopamine Detox
Melansir dari Medical News Today, Dr. Cameron Sepah sebagai pencetus merumuskan ada enam perilaku kecanduan yang perlu dopamine detox.
- Emotional Eating: Kecenderungan makan untuk merespon emosi, bukan sebagai kebutuhan fisik.
- Excessive Internet Usage and Gaming: Penggunaan internet dan game yang berlebihan.
- Gambling and Shopping: Berjudi atau belanja secara maniak.
- Porn and Masturbation: Kecanduan porno atau melakukan masturbasi.
- Thrill and Novelty Seeking: Terus mencari sensasi dan kebaruan
- Recreational Drugs: Terlibat penggunaan obat terlarang.
Jika kamu sekiranya memiliki kecanduan atas satu atau beberapa hal di atas, tidak salahnya untuk mencoba dopamine detox ini. Cara yang utama adalah membatasi diri untuk mengakses hal-hal yang membuat kecanduan. Contohnya jika kamu kecanduan bermain game, maka coba batasi akses pada perangkat game. Misalnya dengan mengatur jadwal bermain game, mengurangi jenis permainan, atau mencari kegiatan pengganti yang lebih produktif.
Komitmen adalah landasan dalam melakukan detox ini. Agar diri dapat menahan dan membatasi secara bertahap hal-hal yang membuat kecanduan. Saat kita sudah terbiasa dan bertahap membatasi diri atas kecanduan, tubuh akan merasa lebih fokus dan seimbang, serta sedikit terdampak dari hal-hal yang impulsif. Namun, pada dasarnya tubuh tetap akan memproduksi hormon dopamine secara natural.
Tubuh yang lebih seimbang ini, tentu berdampak pada mental dan pikiran seseorang. Oleh karena itu, kita bisa melakukan berbagai kegiatan dengan fokus dan sadar. Hal ini berperan dalam produktivitas sehari-hari. Jadi, jika kamu merasa kurang produktif atau kecanduan satu dari 6 hal di atas, cobalah lakukan dopamine detox!