CampusNet – “Living the moment”, begitulah sekiranya apa yang orang katakan agar kita dapat hidup di masa sekarang. Dengan catatan menerima segala hal di masa lalu. Begitupun tidak tergesa-gesa akan hal yang mungkin terjadi di masa depan. Oleh karena itu, hidup di masa sekarang adalah solusi untuk segala kekhawatiran, ketakutan, ataupun kegelisahan yang menghampiri.
Apalagi menginjak masa transisi sebagai mahasiswa, berbagai perubahan kerap menyapa. Tanpa sadar, bisa saja kita membandingkan hal-hal yang terjadi di masa lalu. Menganggapnya sebagai hal yang lebih baik, sehingga tidak menikmati masa-masa sekarang.
Ataupun, hal yang terjadi bisa sebaliknya. Kita justru terlalu fokus dengan segala pencapaian di masa depan, hingga lupa untuk merasakan kebahagiaan yang terjadi. Jadi, setidaknya ada dua hal yang membuat kita tidak bisa hidup di masa sekarang. Yaitu terjebak di masa lalu dan terobsesi dengan masa depan.
Terjebak di Masa Lalu
Masa lalu memang selalu memiliki warnanya tersendiri. Ibaratnya, kita sudah melewati momen tersebut dan menjadikan kita seorang yang berpengalaman. Oleh karena itu, masa lalu punya peran besar yang mempengaruhi cara berpikir atau bertindak kita di masa sekarang. Akan tetapi, terlalu meromantisasi masa lalu juga tidak baik.
Contohnya, di masa mahasiswa kita bertemu dengan berbagai orang dengan latar belakang berbeda. Bisa saja dulu kita adalah mahasiswa terpintar di kelas, namun saat menjadi mahasiswa semua orang terasa lebih hebat. Tanpa sadar, kita jadi meromantisasi masa-masa SMA dengan berpikir bahwa dulu jauh lebih baik dibandingkan sekarang.
Kondisi tersebut tentu berdampak pada rasa percaya diri juga keinginan untuk bertumbuh. Oleh karena itu, tidak ada gunanya untuk terjebak di masa lalu. Jika dahulu kita bisa menjadi yang terbaik, bukan berarti menjadi biasa-biasa saja untuk sekarang adalah hal buruk. Sejatinya kita berada dalam bagian hidup baru dengan proses berbeda. Maka, menjadi yang terbaik bisa saja memerlukan waktu yang lebih atau dengan cara pada bidang yang berbeda.
Terobsesi pada Masa Depan
Tantangan selanjutnya untuk menikmati hidup di masa sekarang adalah obsesi akan masa depan. Menjadi visioner tidak ada salahnya, begitupun memiliki tujuan yang jelas untuk masa depan. Akan tetapi, terlalu berfokus pada hasil juga tidak selalu baik. Karena ada proses yang kita hadapi untuk mencapai sesuatu, dan proses itu hidup di masa sekarang.
Contohnya, di kala mahasiswa kita terobsesi untuk memenangkan sebuah perlombaan. Jika terlalu obsesi pada kemenangan tersebut, tanpa sadar kita akan terlalu menekan diri. Ataupun memaksa diri untuk melakukan hal di luar kemampuan. Apalagi jika melupakan kesehatan diri hingga merusak pola hidup, Padahal setiap hal memiliki ritmenya tersendiri seiringan dengan progres yang diciptakan.
Oleh karena itu, penting untuk memiliki tujuan yang jelas tapi tidak melupakan proses atau pencapaian kecil yang terjadi setiap harinya. Setiap hari akan ada cerita baru, jadi mengapa terlalu fokus untuk cerita yang belum bisa disentuh?
Baca Juga: Relasi Kehidupan: Between Life and Mind
Ada beberapa hal dari Very Well Mind yang dapat kamu terapkan untuk mencoba lebih hidup di masa sekarang, yaitu menikmati setiap momen, proses, dan pembelajaran yang ada.
- Perhatikan lingkungan sekitar
- Bersyukur atas apa yang dimiliki saat ini
- Fokus pada satu hal dalam satu waktu.
- Berlatih Meditasi untuk meningkatkan kesadaran dan konsentrasi
- Temukan dukungan sosial yang positif
Kunci dari kelima poin di atas adalah Mindfulness, yaitu seni untuk menjadi sadar secara penuh pada segala yang kita lakukan. Selain itu, juga fokus pada diri dan hal yang terjadi di sekitar. Dengan melatih mindfulness pada setiap kegiatan, akan membuat kita bisa merasakan dan menikmati hidup di masa sekarang. Karena hanya fokus pada satu hal di satu waktu. Jadi, tertarik untuk mencoba praktik mindfulness?