CampusNet – Komponen utama sebuah kelas adalah: murid, guru dan papan tulis. Papan tulis hitam-putih multifungsi. Seperdua bagian menggunakan kapur, separuh lagi dengan spidol. Begitulah cara seorang guru untuk transmisi pengetahuan kepada muridnya. Tapi, itu dulu!
Era modern masa kini menawarkan pembelajaran kontemporer. Pelajar dapat berkreasi dan mengembangkan disposisi pengetahuan mereka.
Ruang kelas saat ini adalah ruang yang dinamis. Istilah Digital Education merupakan konsep yang menjelaskan fenomena ini. Bahwa transformasi institusi pendidikan terus berjalan beriringan, bersama dengan revolusi teknologi digital.
Salah satu ciri utama dari revolusi digital adalah keberlangsungan. Artinya, teknologi digital akan terus melakukan ekspansi secara progresif untuk meningkatkan produktivitas bagi penggunanya.
Terciptanya inovasi Google Classroom merupakan salah satu sarana pembelajaran berbasis proyek home-based learning (HBL) yang autentik bagi pelajar. Dari ruang kelas tradisional hingga lingkungan belajar virtual, teknologi telah merubah cara distribusi pengetahuan.
Kita berada pada era sekolah yang menerapkan sistem blended learning untuk improvisasi proses belajar murid. Hal ini menciptakan kesan belajar mandiri dalam pedagogi pendidikan.
Kondisi home-based learning (HBL) sebagai alternatif transmisi pengetahuan yang efektif untuk mendorong partisipasi pelajar; selaras dengan kurikulum merdeka belajar yang berlaku saat ini.
Oleh karena itu, pemanfaatan platform google classroom dapat membantu murid dalam menjelajahi proses belajar-mengajar dengan menembus ruang dan waktu.
Today’s EdTech: Platform Terkini Untuk Semua Pelajar
Berdasar pada konsep diversity, google classroom sebagai platform pembelajaran yang heterogen. Walaupun terkesan user-friendly, platform akan terasa rumit jika penggunannya bukanlah seorang tech-savvy alias tidak melek teknologi.
Pelajar dapat memanfaatkan ragam fitur yang ada di platform GC dalam upaya meningkatkan kemampuan literasi melalui ilustrasi berikut:
- Awalnya, guru atau dosen akan membuat kelas dengan memberi nama pada kelas tersebut agar teridentifikasi oleh murid.
- Lalu. Guru atau dosen akan membuat tugas melalui fitur Create Assignment. Keunggulan fitur ini adalah dapat mengefektifkan waktu belajar atau perkuliahan. Di samping itu, terdapat tenggang waktu (due date) untuk menyelesaikan tugas secara real-time, jadi murid harus mengerjakannya dengan tertib.
- Kemudian, Guru atau dosen dapat menciptakan interaksi dengan memberikan open-ended question kepada murid pada fitur Create Question. Sehingga, ruang kelas seakan-akan seperti diskusi online dengan melampirkan jawaban essay.
- Untuk menunjang materi pembelajaran atau silabus. Guru atau dosen dapat menyediakan ragam materi dalam berbagai format atau ekstensi, seperti: doc, ppt/pptx, pdf, xls, txt, htm/html, dll., melalui fitur Create Material.
- Selain itu, fitur Create Topic berfungsi dalam menghidupkan riuh pembahasan dan wacana kontemporer agar murid berpartisipasi aktif dalam materi pembelajaran atau perkuliahan di ruang virtual. Fitur ini memudahkan pelajar dalam memahami instruksi guru atau dosen; termasuk juga pada pengkategorian tugas dan sumber daya materi.
Ringkasnya, revolusi alat pendidikan digital akan berpotensi membantu peningkatan sistem pendidikan secara menyeluruh. Tentunya, alat buatan manusia ini memiliki kelemahan dan dampak yang dapat di rasakan oleh murid.
Investigasi penelitian menjelaskan bahwa kendala koneksi dan gagap teknologi merupakan faktor utama dalam masalah platform ini. Oleh karena itu, keterampilan digital secara komprehensif merupakan materi pembelajaran wajib bagi pelajar di era modern saat ini.