CampusNet – Kehidupan perkuliahan terasa sangat berat bagi sebagian mahasiswa. Terbebani oleh tugas yang menumpuk, dosen yang killer, dan berbagai macam problema yang ada di kampus.
Lalu bagaimana agar kita bisa tetap tenang dan waras ketika dihadapkan dengan gempuran problema yang melanda? Jawabannya adalah Stoicism.
Apakah stoicism itu? Bagaimana stoicism dapat membuat mahasiswa menjadi lebih tenang? Yuk kita bahas!
Apa Itu Stoicism?
Stoicism atau stoikisme atau stoisisme merupakan filosofi hidup dari Yunani kuno yang mengajarkan kita untuk mencapai kebahagiaan sejati dengan berfokus pada hal – hal yang bisa kita kendalikan, serta belajar untuk menerima hal – hal yang berada diluar kendali kita dan tidak bisa kita ubah.
Maka kebahagiaan dan ketenangan tersebut bukan kita peroleh dari faktor – faktor eksternal, melainkan dari dalam diri kita atau dalam kendali diri kita sendiri.
Stoicism atau stoic berasal dari bahasa Yunani yaitu “stoikos” yang artinya “dari stoa (serambi atau beranda,” yang mengacu pada stoa poikile atau beranda berlukis yang ada di Athena. Para penganut atau yang menerapkan filosofi ini disebut dengan stoa.
Stoicism ini diciptakan di Athena, Yunani, oleh Zeno dari Citium pada awal abad ke 3 sebelum Masehi.
Dalam filosofi hidup stoicism, semua hal yang terjadi dalam hidup manusia bersifat netral. Tidak ada suatu kejadian yang bersifat positif maupun negatif. Yang dapat menjadikan peristiwa tersebut positif atau negatif adalah interpretasi diri kita sendiri mengenai hal peristiwa tersebut.
Yang menjadi prinsip penting dalam stoicism ini adalah dikotomi kendali. Yaitu kita harus bisa membedakan mana hal yang dapat kita kendalikan seperti pikiran dan tindakan, serta hal – hal yang tidak dapat kita kendalikan seperti pendapat orang lain tentang diri kita. Dengan berfokus pada hal – hal yang bisa kita kendalikan, maka dapat membantu kita untuk mengurangi stress, cemas, dan berbagai emosi negatif lainnya.
Filosofi ini masih sangat relevan hingga saat ini, terutama bagi mahasiswa agar dapat merasa lebih tenang dan tidak cemas terhadap tekanan di dunia perkuliahan yang sedang dihadapi.
Penerapan Stoicism Dalam Kehidupan Perkuliahan Mahasiswa
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, yang menjadi dasar penting dari filosofi stoicism ini adalah fokus terhadap hal yang bisa kita kendalikan. Sebagai mahasiswa, kita harus bisa mengendalikan diri dalam menghadapi berbagai tantangan di depan.
Apabila kita pusing dengan tugas yang terlalu banyak dan kebetulan dosennya killer, maka fokus kita adalah belajar dan mengerjakan tugas dengan semaksimal mungkin. Nilai akhir, sikap dosen, bukan hal yang bisa kita kendalikan, tidak perlu kita khawatirkan. Kuncinya adalah kita fokus mengendalikan diri kita, dengan berusaha semaksimal mungkin.
Kemudian ternyata hasil atau nilai dari tugas yang sudah kita kerjakan jeblok, maka tetap ingat bahwa nilai atau hasil akhir bukan dalam kendali kita. Yang bisa kita kendalikan adalah sikap kita. Bagaimana kita menyikapi nilai jeblok tersebut? Evaluasi, perbaiki, dan jalani perkuliahan seperti biasa. Berusahalah sebaik dan semaksimal mungkin.
Kita sebagai mahasiswa agar bisa merasa lebih tenang juga tidak perlu fokus pada pengakuan atau validasi teman. Fokus pada proses, bukan pengakuan. Yang penting kita sadar bahwa kita sudah belajar dan sedang bertumbuh menjadi diri kita yang lebih baik dari yang sebelumnya. Kita harus kendalikan pikiran bahwa kuliah bukan semata – mata hanya untuk mendapatkan pujian, namun untuk belajar dan juga berkembang.
Lebih baik bersikap reflektif daripada reaktif. Belajar dari pengalaman dan melakukan evaluasi jauh lebih baik daripada marah karena semua tidak sesuai ekspektasi. Ingat, tetap fokus pada apa yang bisa kita kendalikan.
Stoicism atau stoikisme dapat membantu mahasiswa dengan memberikan kerangka berpikir yang rasional, sehingga kita bisa tetap tenang dan tidak cemas ketika menghadapi kehidupan perkuliahan yang rumit sekalipun. Dunia perkuliahan sangat penuh dengan ketidakpastian, oleh karena itu menerapkan filosofi stoicism dapat membantu kita merasa lebih tenang dan dapat mengendalikan diri dengan baik.
Menjadi Mahasiswa Stoa
Menjadi mahasiswa yang menganut filosofi stoicism ini merupakan langkah yang tepat untuk membantu kita menyikapi kehidupan perkuliahan dengan lebih bijak dan tenang.
Seorang kaisar Romawi, Marcus Aurelius, yang juga merupakan filsuf aliran stoicism ini pernah berkata, “you have power over your mind; not outside events. Realize this, and you will find strength”. Artinya kita punya kendali atas cara kita merespons dunia, bukan atas dunia itu sendiri.
Kuncinya adalah kendalikan apa yang bisa kita kendalikan, bukan yang tidak. Dengan demikian, kita sebagai mahasiswa bisa merasa lebih bahagia dan juga tenang.
Kehidupan perkuliahan tidak hanya tentang nilai bagus saja, namun juga membentuk karakter serta cara berpikir mahasiswa. Filosofi stoicism ini dapat menjadi petunjuk bagi para mahasiswa untuk menghadapi semuanya!
Baca juga: Stres Tugas Kuliah? Ikuti Tips Ampuh Ini untuk Mengatasinya