Mahasiswa Muslim di Jepang Merayakan Idul Fitri dengan Tradisi dan Kebersamaan yang Berkesan

CampusNet – Mahasiswa muslim di Jepang menjalani Idul Fitri tanpa keluarga dengan penuh keteguhan, kemandirian, dan semangat persaudaraan. Lebaran tidak hanya mengajak kita untuk pulang kampung, tapi mengajarkan cara merayakan kebersamaan di mana pun kita berada. Bagaimana mereka menjaga kehangatan Lebaran di negeri orang? Simak kisah mereka di sini!

Merayakan Lebaran Tanpa Mudik

Mahasiswa Indonesia yang merantau ke Jepang menghadapi berbagai tantangan saat Lebaran. Jadwal kuliah yang tetap berjalan dan keterbatasan biaya membuat mereka harus bertahan di negeri orang. Meski begitu, mereka tetap berusaha merayakan Idul Fitri dengan penuh makna.

  • Salat Id bersama komunitas Muslim: mahasiswa Indonesia biasanya mendatangi masjid di kota-kota besar seperti Tokyo, Osaka, dan Kyoto untuk melaksanakan salat Id berjamaah. Mereka berkumpul dengan Muslim dari berbagai negara dan merasakan kebersamaan dalam suasana religius.
  • Silaturahmi dengan sesama perantau: setelah salat Id, mereka mengadakan pertemuan kecil untuk menikmati hidangan khas Lebaran yang mereka masak sendiri, seperti opor ayam, rendang, dan ketupat instan yang mereka bawa dari tanah air.
  • Mengikuti acara komunitas Muslim: mahasiswa juga menghadiri acara yang komunitas Muslim selenggarakan, seperti makan bersama, kajian keislaman, dan festival budaya Muslim.

Suasana Lebaran di Jepang

Meskipun Jepang bukan negara dengan mayoritas Muslim, komunitas Muslim di sana tetap menjaga semangat Idul Fitri. Mahasiswa muslim di Jepang ikut merasakan suasana Lebaran dengan berbagai cara berikut:

  • Masjid menjadi pusat perayaan: karena pemerintah Jepang tidak menetapkan hari libur untuk Idul Fitri, komunitas Muslim menjadikan masjid sebagai pusat perayaan. Masjid-masjid seperti Tokyo Camii dan Osaka Ibaraki Mosque selalu ramai saat Lebaran tiba.
  • Festival halal dan bazar makanan: beberapa komunitas Muslim menggelar bazar halal yang menawarkan berbagai makanan khas dari negara-negara Muslim, termasuk Indonesia.
  • Warga Jepang menunjukkan toleransi: meskipun Lebaran bukan bagian dari budaya lokal, banyak warga Jepang yang menghormati perayaan ini. Mereka sering mengucapkan selamat kepada teman Muslim atau bertanya tentang makna Idul Fitri.

Makna Lebaran bagi Mahasiswa Perantauan

Mahasiswa Indonesia di Jepang belajar banyak hal dari pengalaman merayakan Lebaran tanpa keluarga. Mereka menjadi lebih mandiri, bersyukur, dan menyadari pentingnya kebersamaan. Mereka juga menemukan “keluarga baru” melalui komunitas Muslim yang suportif.

Meskipun mereka jauh dari kampung halaman, mahasiswa perantauan tetap menjaga semangat Lebaran. Dengan saling berbagi dan membangun kebersamaan, mereka tetap merasakan kehangatan Idul Fitri meski berada ribuan kilometer dari rumah.

Mahasiswa perantauan di Jepang menjalani Lebaran dengan semangat kebersamaan dan keteguhan. Mereka menciptakan momen berharga meskipun jauh dari keluarga. Setiap pertemuan, doa, dan tawa membuktikan bahwa makna Idul Fitri tetap hidup di mana pun kita berada. Selamat Idul Fitri 1446 H untuk para perantau yang terus melangkah dengan penuh semangat!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *