CampusNet – Nunuk Suryani, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah menjelaskan sederet program prioritas yang digagasnya untuk guru di Indonesia.
Beberapa program prioritas itu diulasnya dalam Forum Wartawan Pendidikan (Fortadik) bersama Dirjen GTK Kemendikdasmen di Gedung D Kemendikdasmen, Jakarta, Rabu, (4/7/2025).
“Tujuh hal yang media menimbulkan beberapa opini di media lokal maupun nasional, di sini saya akan mengulasnya satu per satu,” kata Nunuk.
Sederet program prioritas di antaranya Pendidikan Profesi Guru (PPG Dalam Jabatan), bantuan kualifikasi guru S1/D4, pembayaran tunjangan guru ASND transfer langsung.
Berikutnya, ada program-program priotas lainnya seperti pembelajaran mendalam, koding dan kecerdasan artifisial (KA), program kepemimpinan sekolah hingga Hari Belajar Guru.
“Kami sadar bahwa seberapa hebat pun program itu, kuncinya bukan prasarana, gedung atau yang lainnya, tetapi ya untuk guru,” urainya.
Adapun, sederet program prioritas disusun untuk menguatkan pendidikan karakter dan kesehatan sekolah, peningkatan kualifikasi, kompetensi, kesejahteraan guru serta penguatan pendidikan literasi, numerasi dan sains teknologi.
Sederet Manfaat Program Prioritas
Pendidikan Profesi Guru (PPG Dalam Jabatan)
PPG Guru tertentu pada tahun 2025 memiliki target sasaran 808.570 guru. Di tahap 1 akan direkrut sebanyak 323.634 orang dan tahap 2 sebanyak 484.936 orang. Sementara, PPG Calon Guru akan membuka kuota sebanyak 19.808 orang dengan jumlah sasaran pada tahun 2025 disesuaikan dengan jumlah pagu anggaran.
Afirmasi Kualifikasi S1/D4 Guru
Lebih lanjut, ada afirmasi yang berupa beasiswa pendidikan bagi guru SD dan PAUD. Mereka akan mendapatkan Rp 3 juta per semester sebagai upaya untuk biaya pendidikan mereka. Upaya ini juga dilakukan untuk memenuhi standar mutu pendidikan agar kualitas pendidikan dapat ditingkatkan. Berkaca pada UU No. 14 Tahun 2005, guru wajib memiliki kualifikasi akademik minimal D4/S1.
“Guru profesional itu jika memenuhi kualifikasi dan kompetensi, yaitu kualifikasinya S1 atau D4,” ujarnya.
Penyaluran Tunjangan Guru Secara Langsung (Non-ASN)
Ada pula program prioritas lainnya, yakni penyaluran tunjangan guru Non-ASN secara langsung melalui rekening guru. Tunjangan Profesi Guru ini senilai Rp 2 juta per bulan. Sementara, bagi guru ASN, nilainya disesuaikan dengan ketentuan perundangan atau setara 1x gaji pokok. Terkait inpassing, nilainya akan sesuai dengan penyetaraannya.
“Berikutnya untuk peningkatan kualifikasi kompetensi dan kesejahteraan guru, sebagian juga kita laksanakan mulai masuk di Oktober,” kata dia.
Program Prioritas Pembelajaran Secara Mendalam
Model pembelajaran ini adalah pendekatan yang dilakukan untuk pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi serta penerapan pengetahuan dalam konteks dunia nyata dengan prinsip pembelajaran yang berkesadaran.
Pembelajaran secara mendalam ini, akan diajarkan ke siswa. Nantinya, guru akan disiapkan melalui pelatihan, pengayaan konten serta bahan pembelajaran, pengembangan modul dan materi pelatihan-pelatihan yang lainnya sebagai bahan pendukung.
Program Prioritas Koding dan Kecerdasan Artifisial
Dirancang untuk membentuk generasi yang adaptif dan inovatif, program pelatihan koding dan AI menyasar sebanyak 59.546 sekolah penerima BOSP.
Kepemimpinan di Sekolah
Program yang digagas untuk perubahan dari sistem seleksi kepala sekolah sebelumnya lewat program Guru Penggerak. Sehingga, kepala sekolah saat ini tidak hanya berasal dari lulusan Guru Penggerak. Di Indonesia, masih membutuhkan sekitar 50.971 kepala sekolah, yang mana beberapa kepala sekolah juga ada yang masih bergantung pada Pelaksana Tugas (Plt).
Hari Belajar untuk Guru
Terakhir, program ini adalah waktu satu hari dalam sebulan, guru bukan mengajar tapi belajar. Dalam hal ini, guru akan menguatkan bahwa guru juga merupakan pembelajar sepanjang hayat.
Baca Juga: Pengamat Pendidikan Sebut Ideal Masuk Sekolah untuk Siswa!