CampusNet – Insecure sudah menjadi hal yang sering dibicarakan akhir-akhir ini. Menurut Cambridge Dictionary, kondisi ini adalah sebuah perasaan yang dimiliki seseorang terkait penurunan kepercayaan dirinya. Penyebabnya akibat beberapa faktor sehingga meragukan kemampuan diri. Berbagai perasaan dapat timbul saat mengalami insecure, khususnya perasaan tidak aman.Â
Untuk melihat fenomena insecure secara lebih dekat, penulis melakukan survei sederhana kepada 21 mahasiswa melalui kanal Instagram. Dengan pertanyaan seputar pengalaman mereka dalam menghadapi dan mengatasinya.
Serba Serbi Insecure
Dari survei tersebut, 93 persen pernah mengalami insecure. Hal ini memang cukup normal, mengingat mahasiswa berada dalam fase eksplorasi diri. Ada begitu banyak hal baru yang ingin kita lakukan. Akan tetapi, terkadang musuh terbesar adalah diri sendiri, yaitu untuk melawan ketakutan dan kepercayaan diri. Tapi pertanyaan seberapa sering kondisi ini hadir?
Ternyata setiap orang memiliki jawaban yang beragam. Ada yang merasa insecure hadir hampir setiap hari di kurun waktu tertentu. Beberapa merasa insecure cukup jarang seperti mingguan atau bulanan. Namun, sebagian besar menjawab perasaan ini dapat mereka rasakan secara conditional atau dalam waktu-waktu tertentu yang tidak bisa mereka prediksikan.
Hal ini menjadi menarik untuk mengetahui faktor apa saja yang membuat para mahasiswa mengalami insecure. Jawaban dari para mahasiswa pun semakin beragam. Namun jika merangkum, faktor penyebabnya adalah fisik, kesuksesan, kepintaran, prestasi, dan kepribadian seseorang. Memang insecure umumnya ternyata ketika kita melihat kelebihan di orang lain pada aspek-aspek tertentu yang hal tersebut membuat kita tidak percaya diri.
Kata Mereka tentang Mengatasi Insecure
Insecure yang memiliki dampak besar bagi kepercayaan diri ini tentu perlu menemukan solusinya. Setiap dari kita wajar untuk mengatasinya, hal ini juga bisa menjadi sarana kita memperbaiki diri. Akan tetapi, semua hal memerlukan takaran wajarnya, begitupun dengan insecure.
Beberapa mahasiswa mengatakan bahwa kunci untuk mengatasinya adalah dengan bersyukur. Hal ini dapat dilakukan dengan mensyukuri apa yang sudah ada dalam diri kita dan kemampuan yang sudah dimiliki. Selanjutnya, kita bisa fokus pada kelebihan diri dan coba untuk mengoptimalkannya.
“Kalau mau lebih baik ya ayo berubah, karena semenjak ada istilahnya orang jadi berlomba-lomba pakai kata itu, tapi ga fokus memperbaiki diri.”
Bersyukur ini juga terkait dengan proses penerimaan diri, sekaligus segala kekurangan yang ada dalam diri kita. Apalagi dengan perasaan takut dan tidak percaya diri, kita harus lebih sering melatih untuk menyakinkan bahwa sebenarnya kita bisa melakukannya.
“Biasanya lihat ke diri sendiri aja, ga membandingkan dengan perjalanan orang lain. Hal ini buat aku lebih mensyukuri setiap waktu aku berada di titik tertentu.”
Memang, tidak ada gunanya untuk saling membandingkan. Apalagi jika membandingkan proses diri sendiri dengan orang lain. Hal ini dapat menjadi tips selanjutnya supaya kita fokus pada diri sendiri untuk mengelola perasaan tidak aman ini. Fokus kepada diri sendiri juga akan membuat kita membuka banyak jalan untuk mengembangkan diri.
Maka, itulah seputar insecure yang kerap banyak orang rasakan saat ini, apalagi para mahasiswa. Akan tetapi, kita juga perlu tahu cara mengatasinya agar dapat terus percaya diri dan mengeksplorasi berbagai kesempatan. Jadi, teruslah percaya dengan diri sendiri!