CampusNet – Quarter life crisis merupakan kondisi ketika kalian pernah merasa hidup kurang jelas arah dan tujuannya Atau tiba-tiba merasa bosan karena terjebak dengan rutinitas. Tenang, hal ini juga dialami oleh beberapa orang, terutama di usia 20-an.
Sebenarnya, fase ini adalah fase transisi yang normal dan dialami banyak orang karena proses mencari jati diri dan tujuan hidup. Namun, tetap saja perasaan ini sangat mengganggu dan membuat kita tidak termotivasi dalam kehidupan sehari-hari. Yuk, kenali quarter life crisis agar bisa mencari solusinya daripada larut dalam perasaan galau.
Apa itu Quarter Life Crisis?
Quarter life crisis adalah fase di mana seseorang di usia 20-an hingga awal 30-an merasa bingung, cemas, dan tidak puas dengan hidupnya. Biasanya seseorang mengalami berbagai macam emosi dan tantangan karena adanya fase transisi dari remaja menuju dewasa. Fokusnya lebih luas, mencakup aspek kehidupan yang lebih kompleks seperti karier, hubungan, dan tujuan hidup.
Banyak dari kita mungkin merasa terjebak antara keinginan untuk mengejar impian karir dan tekanan realita kehidupan yang mulai datang bertubi-tubi. Pertanyaan yang sering muncul adalah “Apa yang ingin saya capai dalam hidup?”
Tanda-Tanda Quarter Life Crisis
Faktanya, sebuah penelitian oleh LinkedIn (2017) menemukan bahwa 75% dari 6.014 partisipan dari berbagai negara, termasuk Amerika, Inggris, India, dan Australia, mengalami Quarter Life Crisis. Salah satu tanda utamanya adalah perasaan kehilangan tujuan dalam hidup. Melihat pencapaian teman-teman di media sosial membuatmu merasa tertinggal dan berpikir bahwa kamu tidak cukup baik atau kurang berusaha.
Selain itu, kekhawatiran tentang masa depan juga menjadi tanda umum. Kamu mungkin merasa stres memikirkan karir, keuangan, atau hubungan dengan orang lain dalam jangka panjang. Meskipun memiliki banyak teman atau keluarga, kamu tetap merasa sendirian dan sulit menemukan seseorang yang benar-benar memahami perasaanmu.
Tips Menghadapinya Quarter Life Crisis
1. Introspeksi Diri
Luangkan waktu untuk merenungkan apa yang sebenarnya kamu inginkan dalam hidup. Tanyakan pada diri sendiri tentang tujuan, impian, dan apa yang membuatmu bahagia. Jangan bandingkan diri dengan orang lain karena setiap orang memiliki jalan hidupnya masing-masing. Membandingkan diri dengan orang lain hanya akan menambah tekanan dan rasa tidak puas. Fokuslah pada proses dan pencapaianmu sendiri.
2. Tetapkan Prioritas
Setelah tahu apa yang kamu inginkan, buatlah tujuan atau prioritas yang jelas dan realistis. Mulai dari tujuan jangka pendek yang bisa kamu capai dalam waktu dekat, hingga tujuan jangka panjang. Tentukan apa yang paling penting bagimu, apakah itu karier, hubungan, kesehatan, atau hal lainnya. Fokus pada satu atau dua prioritas utama untuk mengurangi beban pikiran.
3. Ambil Tindakan Kecil
Buat perubahan kecil yang bisa membawa dampak positif dalam hidupmu. Kamu bisa eksplor berbagai kegiatan baru yang bermanfaat, misalnya, mulai rutin berolahraga, belajar keterampilan baru, atau mengikuti kegiatan sosial. Langkah-langkah kecil ini bisa membuatmu merasa lebih bahagia, positif, dan mengurangi aktivitas yang monoton. Selain itu, lebih baik mengambil tindakan kecil dalam waktu yang konsisten daripada perubahan sekaligus yang besar, tetapi tidak konsisten.
4. Cari Dukungan
Dukungan sosial sangat penting ketika mengalami quarter life crisis. Berbicara dengan orang lain bisa membantu meredakan kecemasan dan memberikan pandangan baru mengenai masalah yang dihadapi. Jangan ragu untuk mencari dukungan dari teman, keluarga, atau bahkan profesional seperti psikolog.
5. Jaga Kesehatan Mental dan Fisik
Kesehatan mental dan fisik sangat penting dalam menghadapi quarter life crisis. Olahraga, makan makanan sehat, dan tidur yang cukup sangat penting untuk menjaga kesehatan mental dan fisikmu. Karena mental dan fisik saling berkaitan, jika fisikmu sehat, maka mentalmu juga sehat.
Pingback: Cintaku Berlabuh di Olimpiade Paris 2024 - CampusNet